Menulis Di Blog itu Seni

Pengantar: Tulisan ini pernah saya muat di blog saya pada 17 Nopember 2011 yang menjadi dasar pikiran untuk membuat tulisan di blog. Saya share lagi di sini, yang mungkin opini saya bisa salah. Mohon koreksi..

Menulis di blog merupakan salah satu hasil karya proses kreativitas (seni) manusia yang dapat dikatakan sebagai seni menulis. Meskipun penjelasan dan penilaian terhadap seni itu sangat sulit, masing-masing individu dapat memilih peraturan dan parameter sebagai pedoman karyanya.

Seni Menulis di Blog sebuah Alternatif Pilihan

Banyak orang ketika memulai menulis merasakan adanya “tembok penghalang” saat akan menulis, terutama penulis pemula. Hal ini wajar terjadi apabila pikiran kita terbelenggu oleh teori penulisan, kaidah-kaidah bahasa, kosakata, hasil tulisan, dan lain-lain, sehingga ide yang berada dalam pikiran tidak dapat dituangkan ke bentuk tulisan.

Seni itu bersifat abstrak, masing-masing individu dapat memilih peraturan dan parameter sebagai tuntunan karyanya. Berbekal pemahaman seni, menulis artikel di blog sebagai media online tentunya mudah dan bisa dilakukan. Bagi penulis pemula harus berani memulai: yaitu praktik menulis, tanpa direcoki teori. Tidak ada cara lain yang lebih pas, selain itu.

Berbeda dengan karya ilmiah yang terdapat kriteria aturan penulisan, menulis di blog merupakan keuntungan tersendiri. Kita dapat menentukan sendiri tentang gaya penulisan, pemilihan kata-kata, model bentuk tulisan, dsb. Hanya dengan satu syarat yaitu dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca artinya tulisan dapat diterima pembaca. Adapun isi, nilai, maksud dan tujuan tulisan, relatif tergantung pembaca. Inilah seni menulis.

Kita perhatikan artikel-artikel yang ada di Blog-blog, banyak sekali ragam gaya tulisan, mulai dengan gaya tulisan populer, menggunakan kosakata remaja masa kini (kadang saya bingung sendiri membacanya), ada juga dengan gaya bahasa yang terlalu hati-hati menerapkan sesuai kaidah yang mungkin malah tambah aneh susunannya dan sulit dimengerti. Yang menarik, ada blog yang berisi ilmu pengetahuan diulas dengan bahasa kocak, sehingga dapat ilmu sekaligus hiburan bagi pembacanya. Dan masih banyak lagi ragam tulisan. Inilah seni menulis.

Bagus jeleknya tulisan relatif menurut seni. Saya bisa mengatakan tulisan itu jelek, anda bisa sependapat dengan saya atau juga bisa menolaknya. Seni bisa dilihat dari berbagai sudut pandang termasuk seni menulis. Sebuah tulisan ringan dan tidak bermutu akan tetapi bila penulisnya Gunawan Mohammad atau Dahlan Iskan banyak yang segera mengatakan bagus, sebaliknya bila saya menulis meski bagus dan berbobot, “Ah tulisan apa itu..norak banget !” Inilah seni menulis.

Tetapkan ciri gaya tulisan di blog, tidak perlu memaksakan diri untuk meniru gaya penulis terkenal, meski awalnya aneh menurut pembaca, akan tetapi bila terus konsisten dan selalu mengasah ketrampilan menulis, mungkin kelak akan dapat menjadi perhatian pembaca dengan ciri dan gaya tulisannya. Inilah seni menulis.

Untuk itu, buat sebuah blog dan mulai menulis dengan seni. Tinggalkan kebiasaan “copy paste”, dan menghargai tulisan orang lain. Menulis adalah seni.

 

Menulis buku, lalu dipublikasi, dan banyak yang baca: itu seni.

 

Hal ini yang sering menjadi kendala: Seni dan Bisnis

 

Seni dan uang.

Banyak penulis atau pengarang karya fiksi membangun blog pribadi dan bergabung ke komunitas karya-fiksi di internet. Dan ini menjadi ketertarikan, sekaligus jadi ajang saling-sapa, meet-up, kolaborasi sesama Author. Berbeda dengan menjual mempublikasikannya ke bentuk fisik.

 

Semua seni itu menarik, seperti seni menggambar, seni bernyanyi, seni menulis, dll. Seni menulis sangat perlu diterapkan, seperti pada tulisan blog, tulisan artikel, tulisan chat, tulisan pesan, tulisan komentar. Semua itu butuh seni, dan seni butuh kecerdasan dan pengalaman dari penulis, tanpa itu tulisan pasti dinilai kurang bagus dan tidak menarik.

 

Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan - Immanuel Kant

 

Sebuah ajakan yang positif untuk dikembangkan ke masa depan .................

 

Kalau sudah jago menulis (offline) sih mudah melahirkan tulisan di blog. Tapi bagi penulis pemula, dengan berkonsep seni - kebebasan berkreasi- apapun hasilnya bisa menjadi karya orisinal. Tinggal dikembangkan saja, bertahap, seperti: alur penulisan, sesuai seo, topik trend, dll.

 

Ada beberapa blogger, berhasil menerbitkan artikel-artikel di blognya menjadi sebuah buku.

 

Itu yang saya harapkan.

 

Harapan saya juga. Salah satunya blog Pakdhe Cholik. Artikelnya banyak berisi pengalaman beliau sendiri, unik, ringan, enak dibaca dan dikumpulkan jadi beberapa buku yang diterbitkan oleh Gramedia. Tanpa memperhatikan SEO blognya ramai..

 

menulis artikel itu sebenarnya mengasikan, jika sering menulis maka akan terasa ringan menuangkan ide kedalam tulisan, namun kendalanya, berhinti saja dalam satu minggu, blank lagi dah,....maklum pinginnya terus nulis artikel kecanduan ni, tapi apa pau dikata kesibukan offline yang sangat tidak bisa ditinggalkan

 

seni abstrak, pray for my blog
menulis adalah hal yang begitu membosankan, enakan baca. tapi saya pribadi menganggap menulis adalah salah satu jalan pengingat daripada hanya membaca. tapi ya itu tadi, bagi saya menulis adalah hal yang membosankan

 

saya lebih senang menggambar dari pada menulis, karna tulisan tangan saya bisa di bilang hancur lebur (tulisan dokter lewat), dari situ saya benci menulis dan untung saja dalam menulis artikel di blog gak pake tulisan tangan...

 

Seorang penulis pastilah seorang pembaca, namun seorang pembaca belum tentu seorang penulis.

 

berkomentar sedikit panjang, entah itu di blog, forum, sosmed, dll bisa melatih kebiasaan untuk membuat tulisan

 

malah sekarang bisa mengunakan voice...

 

nah, itu kelemahan saya

 

coba pakai pimak yang ramai di sini

 

kalau ane memulai menulis di blog itu tidak harus dengan hal yang 100% baru... bisa dimulai dengan mix beberapa artikel, rewrite dengan gaya penulisan sendiri dan tentunya mencantumkan link sumber... banyak membaca ->banyak menulis = jago menulis