Hamil di Luar Kandungan Bisa Berujung Kematian

Discussion in 'Health & Medical' started by reas, May 21, 2015.

  1. reas

    reas Member

    Joined:
    Apr 3, 2015
    Messages:
    38
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    KOMPAS.com - Kehamilan yang terjadi di luar kandungan dalam istilah medis disebut kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi bila telur yang dibuahi melekat dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri atau rahim. Kehamilan ini harus segera dihentikan agar tidak membahayakan nyawa sang ibu.

    Kehamilan ektopik berbeda dengan kehamilan ekstra uterin. Kehamilan ekstra uterin terjadi di luar kavum uteri, tetapi masih di dalam rahim. Meski demikian, kehamilan ekstra uterin juga dikatakan bersifat ektopik.

    Jika melihat lokasinya, sekitar 95-98 persen kehamilan ektopik berada di tuba. Sisanya terjadi di rahim, ovarium (indung telur), rongga perut primer dan sekunder, serta kehamilan kombinasi. Disebut kehamilan kombinasi kala kehamilan ektopik dan intra uterin terjadi secara bersamaan.

    Kehamilan ektopik terutama terjadi akibat adanya gangguan transportasi sel telur yang telah dibuahi dari saluran tuba (tuba falopi) ke rongga rahim, selain juga adanya kelainan ovum yang dibuahi.

    Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan dan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama kehamilan. Minimnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui adanya kehamilan ektopik menjadi penyumbang besarnya angka kematian ibu.

    Karena itu, bila seorang ibu mengalami kehamilan ektopik, harus cepat diakhiri mengingat besarnya risiko yang harus ditanggung. Bila telur tetap tumbuh dan besar di saluran tuba, suatu saat tuba akan pecah dan bisa menyebabkan perdarahan hebat, dan berujung pada kematian.

    Mirip hamil normal
    Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik, meskipun kehamilan ini bisa saja dialami wanita tanpa faktor risiko. Faktor tersebut di antaranya adalah gangguan transportasi hasil konsepsi, kelainan hormonal, dan penyebab yang masih diperdebatkan.

    Gangguan transportasi hasil konsepsi bisa karena radang panggul, penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, penyempitan lumen tuba akibat tumor, tindakan operasi pada tuba pasca bedah mikro, serta kejadian abortus maupun keguguran.

    Kelainan hormon bisa muncul akibat induksi ovulasi, in vitro fertilisasi, masa subur yang telat, dan transportasi ovum. Sementara untuk penyebab yang masih diperdebatkan adalah endometriosis, cacat bawaan, kelainan kromosom, kualitas sperma yang tidak prima.

    Gejala kehamilan ektopik yang belum terganggu bisa seperti kehamilan nomial, yaitu terlambat haid, mual, morning sickness, dan lainnya. Bila dilakukan pemeriksaan fisik akan didapati rahim yang rnernbesar dan tumor di perut. Juga muncul trias klasik, yakni tidak dapat haid, perdarahan per vaginam, dan nyeri perut.

    Sementara pada kehamilan ektopik yang terganggu, gejala yang muncul bisa sama seperti kehamilan ektopik yang belum terganggu, tetapi disertai gejala akut pada perut akibat pecahnya kehamilan ektopik. Dan biasanya muncul gangguan hemodinamik berupa hipovolemik atau berkurangnya volume dalam peredaran darah akibat terjadinya perdarahan.

    Sebaiknya dikeluarkan
    Jika diketahui terjadi kehamilan ektopik, meski belum pecah (kehamilan ektopik belum terganggu), disarankan untuk dikeluarkan. Tidak ada gunanya janin tumbuh di tempat yang salah.

    Janin tidak bakal bisa berkembang hingga usia sembilan bulan. Dalam usia beberapa minggu saja, tempat "bersarangnya" bisa pecah. Dan bila ini terjadi, bisa timbul perdarahan hebat di dalam perut. Kondisi ini tentu akan sangat membahayakan nyawa si ibu.

    Umumnya penanganan kehamilan ektopik dilakukan dengan laparatomi (operasi). Pada kasus-kasus tertentu bisa menggunakan obatobatan methotrexate.
    Mengingat risiko fatal yang bisa ditanggung ibu, jangan remehkan gejala pada wanita usia subur dengan keluhan terlambat haid (hasil tes urin positif), perdarahan melalui vagina, dan nyeri di daerah perut. Segera periksakan diri ke dokter kandungan.

    Dr. Hendriks Sirait (Dokter Umum lulusan FK Universitas Trisakti, Praktik di Bekasi)
     
  2. Liszton

    Liszton Member

    Joined:
    May 6, 2015
    Messages:
    537
    Likes Received:
    28
    Trophy Points:
    28
    Parah lagi udah hamil di luar kandungan terus di luar nikah pula
     
  3. budiw92

    budiw92 Member

    Joined:
    Feb 11, 2013
    Messages:
    724
    Likes Received:
    35
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    wah ngeri juga...kasian juga calon bayinya kalo harus dikeluarin
     
  4. astaga mudah mudahan ga ada yang ngalamin kaya gitu deh
     
  5. Muh.Yusuf

    Muh.Yusuf Member

    Joined:
    Jul 29, 2014
    Messages:
    438
    Likes Received:
    23
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    betul itu gan,,ibarat pepatah"udah jatuh ketimpa tangga pula..jatuhnya di got lagi"*ketawa4*
     
  6. reas

    reas Member

    Joined:
    Apr 3, 2015
    Messages:
    38
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    hahaha udah diluar kandungan di luar nikah pula *nangis4*
     
  7. AquariuZ

    AquariuZ Active Member

    Joined:
    Apr 16, 2015
    Messages:
    1,006
    Likes Received:
    88
    Trophy Points:
    48
    @reas, thanks ya dok atas info nya
    mau nanya apakah pada ibu yang telah melahirkan, haid sering terjadi tidak normal (maksudnya tidak rutin)
    sebab istri saya, setelah melahirkan selama 9bln tidak haid (katanya normal, bahkan ada temannya yang sampai 2thn)
    yang saya maksudkan adalah setelah dia haid, kok haid berikut2nya tidak normal ya?

    @Liszton : jangan gitu atuh Kang, kasian tuh Wanita (Ingat saling berbagi dan menyayangi bumi adalah rahmat terindah) Peace*bagus*
     
Loading...

Share This Page