Tips Agar Tidak Jenuh Mempelajari Matematika untuk Siswa SD

​

Di SD, pelajaran matematika mulai meningkat lebih rumit. Selain penjumlahan dan pengurangan, ada juga perkalian, pembagian, pengukuran, dsb. Menurut Tia, di sinilah anak mulai sebal dengan matematika. “Apalagi jika sejak awal, fondasi pemahamaan anak sangat kurang, karena mereka bukan dilatih untuk paham dan mengerti, tapi hanya mengingat angka-angka.”

Yang membuat anak jadi anti matematika, karena pelajaran itu juga penuh angka dan rumit. Karena rumitnya, kalau ingin paham, anak mesti belajar menyukai dan konsentrasi penuh pada pelajaran itu. Kalau tidak bisa, anak pun cepat merasa bosan, lama-lama jadi malas, bahkan takut. “Apalagi bila anak dibebani banyak PR dan gurunya galak. Wah, anak pun jadi makin alergi,” .


Dua Masalah

Ketidaksukaan anak terhadap pelajaran matematika terbagi dua. Pertama, anak tak suka karena pelajarannya memang tidak menarik. Kedua, anak punya masalah tersendiri dalam mempelajari dan melaksanakan tugas-tugas matematika, karena pemahamannya atas konsep-konsep kuantitatif matematika memang rendah. “Masalah kedua ini disebut diskalkulia, yakni kesulitan belajar menghitung. Jika ini yang dialami si kecil, orangtua harus memberinya perhatian ekstra, bahkan mengajaknya ke psikolog untuk membantu mengatasi masalahnya.”

Faktor penyajian atau pengajaran juga turut andil membuat anak tak suka matematika. Tapi, menurut salah satu siswa SD, bukan berarti pola pembelajaran seperti yang ada sekarang ini sama sekali salah, lho. “Hanya saja, cara pengajaran yang kurang kreatif, tidak membuat anak fun. Malah, membuat anak jadi tak suka matematika. Apalagi bila dalam pengajaran, guru bermuka angker, galak, dan tak enak menjelaskannya.”

Mengingat usia anak yang masih kecil, pengajaran matematika harus dilakukan semenarik dan sekreatif mungkin. Rentang konsentrasi anak kan tidak panjang, karena itu mereka perlu diberi penyajian yang variatif. Misalnya jangan hanya melulu angka-angka, tapi selingi dengan cerita, teka-teki, pengenalan materi dengan ilustrasi, dsb. Akan lebih bagus kalau ada alat peraga. “Kalau perlu ajak anak ke ruang terbuka untuk belajar matematika dengan benda-benda yang ada di alam, dan mengajak anak langsung praktek. Misalnya mengajak anak ke pasar untuk mengenal uang atau berat barang,” . Ini agar di benak anak terpatri kesan bahwa matematika itu sebenarnya menarik dan asyik.


Jangan Cuek

Untuk merangsang ketertarikan anak pada matematika, orangtua pegang peranan penting. Bayangkan bila anak sudah tak suka matematika, lalu di rumah orangtua cuek saja. Bila si kecil minta diajari, tapi orangtua tidak merespon atau minta si kecil belajar dengan ayahnya sepulang kantor, anak akan merasa tidak dihargai. Bagaimana mungkin anak bisa suka dengan matematika? Atau, jika orangtua sendiri sudah menilai matematika sebagai pelajaran yang susah. Otomatis anak pun tertular jadi tidak suka.

Saran , jika anak menghadapi kesulitan dengan matematika, kalau perlu orangtua konsultasi dengan guru wali kelas anak, agar tahu apa penyebabnya. Mungkin dari sini orangtua juga tahu bagaimana cara membantu mengajari matematika pada anak secara enak dan efektif.

Kadang, orangtua yang pintar punya cara sendiri yang lebih praktis dari guru saat menerangkan matematika. Supaya anak tidak bingung, orangtua tidak boleh mencela jalan yang diterangkan guru. “Bilang saja, Anda punya jalan lain yang bisa dipakai. Tapi, katakan juga bahwa Anda membebaskan anak untuk memilih cara mana yang dianggapnya lebih mudah.”

Agar Matematika Jadi Mudah:

1. Perkenalkan matematika sambil bermain
2. Lakukan pengenalan matematika dengan media pembelajaran yang menarik
3. Variasikan pola pembelajaran dengan aneka cara, misal dengan mengubah angka-angka dengan cerita
4. Konkretkan materi yang akan diajarkan, misal dengan menggunakan permen, kelereng, atau benda-benda lain
5. Tuangkan konsep matematika ataupun angka secara tertulis di atas kertas agar anak mudah melihatnya, tidak sekedar abstrak, membayangkan angka-angka
6. Tuangkan konsep matematika dalam praktek aktivitas sederhana sehati-hari. Misal, berapa jumlah kaus kaki yang dibutuhkan dalam seminggu jika setiap hari menggunakan dua kaus kaki, dsb.
7. Pujilah setiap kemajuan yang dicapai anak

Sumber: rangkuman dari banyak media, disunting oleh Editor.
Anda dapat kunjungi: FreeCodeCamp.com -- komunitas open source yang membantu Anda belajar untuk kode.

 

Maaf.., menurut saya tidak semua orang bisa mempelajari ilmu eksakta (matematika, etc). Semua kembali lagi pada kemampuan IQ masing masing.
IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang merupakan bakat alami, namun kemampuan IQ seseorang dapat meningkat dari proses belajar juga. Semua juga kembali lagi pada kemampuan otaknya dalam analisis, menalar, perencanaan sesuatu dan kemampuan memecahkan masalah, serta pemahaman gagasan, berfikir logika.

oleh karena itu, para ahli belum menemukan kata sepakat dalam mendefinisi apa itu kecerdasan, diukur pakai alat apa, serta apa arti dari skor kecerdasan seseorang. Sampai sekarang para praktisi ilmu psikologi, pendidik, sekolah, dan beberapa negara maju sudah tidak memakai lagi istilah “tes IQ”. Alih-alih mereka bilangnya test tertentu seperti “tes kemampuan akademik”, “tes kecerdasan verbal”, dan sebagainya.

 

Apa tidak bisa dipelajari ya meskipun sedikit demi sedikit?

 

Sebelum masuk ke IQ dan kemampuan pra-apalah (sesuatu yang dibawa sejak lahir), ada namanya: Adab menuntut ilmu. Ini yang membedakan orang arogan dengan orang yang tidak arogan, walaupun keduanya pintar. Sifat arogan ini juga berpengaruh dalam sikap dan tingkah laku transfer ilmu (belajar-mengajar), karena manusia membutuhkan manusia lain.

Hikayat-nya, manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui apa-apa. Dan betul apa yang dikatakan @Damar:

 

Matematika oh Matematika....pelajaran yang paling membosankan....(gurunya galak-galak)

 

Kalau di paksa siih bahaya seperti Ikan di suruh bisa hidup di darat

Ane aja UN kemarin 2016 Matematika dapet nilai 22,5

 

Sebenernya matematika itu tidak sulit dipelajari, asal niat

 

Memang semua dapat dipelajari dikit demi sedikit. Namun semua juga kembali pada kemampuannya dalam merekam setiap pelajaran yang di dapat.
Saya contohkan diri saya sendiri; saya hidup di tengah tengah keluarga guru dan ayah/ibu saya juga sama sama guru eksakta ilmu hitung. Sejak kecil hingga bangku sma saya dan adik saya sama sama di didik dengan semua materi tentang ilmu perhitungan, mulai aritmatika, aljabar, geometri dan rumus rumus yang lain.
Namun apa yang terjadi?
Nilai raport dan ujian mata pelajaran matematika saya tak bisa lebih dari nilai 6. justru adik saya nilainya lebih bagus daripada saya. Padahal saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Sehingga saya dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa bakat dan ketrampilan anak anak berbeda

 

Kemampuan setiap person anak anak berbeda mulai kemampuan IQ, EQ, SQ. Bakat dan ketrampilan inteligentnya, emosionalnya atau sosial quantum anak berbeda pula.
Semua makhluk di ciptakan Allah tidaklah sama dan penuh dengan perbedaan. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita untuk membentuknya. Sebab Allah jua lah pemilik semua hidayah dan petunjuk.

 

Saya setuju dengan yang aden katakan.
Agar tidak jenuh, ajari anak untuk menikmati dan menerima apa adanya kemampuannya dan segala nilai yang diperolehnya dibidang itu.
Ajari dia juga untuk mencintai pelajaran, semuanya karena dapat meningkatkan nilainya secara akumulatif.
Sedikit saran dari saya teman. http://lasealwin.info/8-cara-menghi...mengajari-kita-untuk-bersabar-dan-lebih-kuat/

 

Saya belajar matematika karena saya tahu, ini akan digunakan dan berperan penuh dalam programmer ilmu komputer. Itu yang dipikirkan saya sekarang. Dahulu, saat kelas SD -- beda lagi.

 

Kalau Anda tahu, matematika itu menarik dan membuat penasaran, sehingga merangsang otak untuk mencari dan berkreatif dalam menemukan jawaban dari suatu pertanyaan. Kalau di pelajari lebih dalam matematika itu menyangkut seluruh alam dan kehidupan, ups! maaf saya terlalu jauh. Saya tertarik dari kalimat di atas yang menyatakan bahwa " Cara penyajian dan pengajaran di sampaikan dengan semenarik dan sekreatif mungkin, agar dapat merangsang otak anak dan muncul rasa penasaran dan keinginan untuk mengetahuinya." Hal ini jelas mempermudah dalam memahami matematika.

 

Wahh, pelajaran ini kalau diinget dan dirasa dari kecil gurunya galak mulu...

 

Dalam mengajar siswa seharusnya pintar dalam menyiasati...! Usahakan anak dibuat senang terlebih dahulu... Belajar sambil bermain itu lebih baik.....!

 

sebenarnya pelajaran matematika di Indonesia lebih gampang
di amerika lebih susah

ini buktinya

 

iya, matematika kuncinya jangan menyerah saja ,,
jadi teringat masa lalu * nostalgia T_T

 

Hmm.. menarik, ternyata IQ bisa ditingkatkan juga ya, walau bawaan lahir nya kurang cepet tanggep alias lemot

 

Tidak ada sesuatu di dunia ini yang tidak bisa dipelajari. Bro harus punya niat.

 

makasi banyak tips nya gan, btw insyaalloh saya calon guru matematika juga

 

bener2 kok....klo nda ada siasat jitu bakal susah ngajari anak2 matematika....


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
LINK NGAWUR !!!