Pendiri WhatsApp Dari Gelandangan Jadi Bilyuner

Discussion in 'General Discussion' started by Yundar, Nov 5, 2016.

  1. Yundar

    Yundar Member

    Joined:
    Feb 18, 2016
    Messages:
    387
    Likes Received:
    42
    Trophy Points:
    28
    13933791811231722160.jpg

    Nilai Akuisisi Luar Biasa

    Tiba-tiba, mungkin itulah kata paling pas untuk menggambarkan keadaan WhatsApp, platform sosial media yang diakusisi oleh Facebook. Tidak tanggung-tanggung nilai akusisi mencapai Rp 220 trilyun. Apa yang membuat WhatsApp begitu seksi, sehingga Facebook rela merogoh kocek dalam-dalam untuk memiliki aplikasi instant messaging yang penggunanya sudah lebih dari 400 juta orang itu?


    Kini, rata-rata pengguna smartphone memiliki lebih dari satu aplikasi messaging dalam satu gadget. LINE, Kakao Talk, We Chat, yang terbaru lintas platform Blackberry Messenger dan yang paling fenomenal, WhatsApp. Dari semua itu, aplikasi dengan pengguna terbanyak di dunia tentunya WhatsApp. Anda termasuk penggunanya juga? Bagaimana rasanya menggunakan WhatsApp? Rata-rata, pengguna smartphone juga lebih enjoy menggunakan WhatsApp karena lebih personal, dan lebih mengakrabkan dengan fitur grup chat. Maka, setelah mengakuisisi twitter dan instagram, Facebook akhirnya menjatuhkan pilihannya untuk mengakuisisi WhatsApp.


    Tidak banyak yang tahu, dibalik kesuksesannya kini, pendiri WhatsApp memiliki kisah pahit manis perjuangan untuk meraih kesuksesan. Jan Koum, seorang pemuda asal Ukraina berasal dari keluarga yang cukup miskin. Umur 17 tahun ia membuat keputusan pindah ke Amerika. Ia pindah ke Amerika dengan semangat 'American Dreams'.


    Dari Gelandangan Sampai Office Boy

    Di Amerika jangan kira hidupnya serba mudah. Hanya bermodal subsidi pemerintah, jatah makan pun dari pemerintah setempat. Setiap hari ia mengantri bersama warga penerima subsidi lain, agar mendapat makanan gratis. Hidup bertapkan langit beralaskan tanah, kira-kira itu gambaran kehidupan Jan Koum saat itu.


    Untuk menyambung hidup dan memiliki penghasilan, Jan Koum bekerja sebagai tukang bersih-bersih supermarket, alias office boy. Ditengah kesulitan yang dialaminya, ibunya didiagnosa kanker. Jan Koum pantang menyerah. Sambil mencari penghasilan, ia memutuskan mengambil kuliah di San Jose University. Ditengah jalan ia drop out karena lebih senang belajar programming, ilmu yang sesuai passionnya, secara otodidak.


    Nekat Masuk Yahoo

    Semakin hari kemampuan Jan Koum meningkat. Dengan keahliannya, Jan Koum memutuskan untuk melamar kerja di Yahoo. Tanpa modal ijasah karena ia drop out. Ternyata ia diterima kerja di Yahoo. Jan Koum diposisikan sebagai engineer. Ia bekerja di yahoo selama 10 tahun. Di Yahoo ia semakin berkembang, karena bekerja di bidang yang sesuai dengan passionnya. Di Yahoo juga ia bertemu kawan yang kelak menjadi partnernya dalam membangun WhatsApp, Brian Action.


    Pindah Dari Yahoo, Tapi Ditolak Perusahaan Sebelah

    Tahun 2009 Jan Koum dan Brian Action mengundurkan diri dari Yahoo. Keluar dari Yahoo, mereka melamar kerja ke perusahaan lain yang tengah naik daun, yaitu Facebook. Dengan spirit yang sama, untuk belajar dan berkembang. Namun facebook menolak lamaran kerja mereka. Boleh jadi sekarang facebook menyesal dulu menolak lamaran kerja Jan Koum dan Brian Action. Ditolak Facebook, mereka mulai memutuskan mulai merancang aplikasi yang kini menjadi aplikasi paling fenomenal, WhatsApp.


    13933797712090682441.jpg


    Sukses Di WhatsApp Tetap Rendah Hati

    Kini, WhatsApp menjelma menjadi aplikasi messaging dengan pengguna terbanyak di dunia (selain Blackberry Messenger dan Facebook), bahkan jumlah penggunanya mengalahkan twitter. Facebook pun secara resmi mengakuisisi perusahaan milik Jan Koum dengan nilai pembelian Rp 220 Trilyun.


    Jan Koum yang kini telah sukses mendatangi tempat dimana ia pernah hidup menjadi gelandangan dulu. Ia kemudian mendatangi lokasi antrian, dimana ia menunggu mendapat jatah makan gratis dari pemerintah. Ia termenung, menangis, tak menyangka perusahaannya akan dibeli dengan nilai sebesar itu.


    Jan Koum mengenang ibunya, yang kini telah meninggal karena kanker. Ibunya menjahitkan pakaian untuknya karena menghemat uang. Ia teringat kata-kata ibunya saat memberikan baju hasil jahitannya, "Tidak ada uang Nak".


    Jan Koum membuktikan dengan pantang menyerah, doa, mengikuti kata hati, ia mampu meraih kesuksesan yang tak ternilai harganya. Ia mampu terus berjuang, bahkan dari seorang gelandangan kini menjadi bilyuner. Tidak ada putus asa, pantang menyerah, berani ikuti kata hati. Selamat, Jan Koum. Selamat, WhatsApp.


    Salam Damai, Semoga Bermanfaat.
     
  2. Anderila Farmisara

    Anderila Farmisara Member

    Joined:
    Aug 13, 2015
    Messages:
    223
    Likes Received:
    22
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    lho lho lho.. Whatsapp di akusisi fb ya???
    kapan tuh di akusisinya?
    wah gak seru dong kalo gitu.. hmmm...............

    Makinkaya raya tuh facebook :s
     
  3. KangAndre

    KangAndre Member

    Joined:
    Jan 25, 2014
    Messages:
    10,249
    Likes Received:
    2,716
    Trophy Points:
    413
    Sekitar Oktober 2014 Facebook telah menyelesaikan proses akuisisi terhadap WhatsApp dan menjadikan anak perusahaan FB :D
     
  4. Safari

    Safari Member

    Joined:
    Oct 27, 2016
    Messages:
    126
    Likes Received:
    7
    Trophy Points:
    18
    Kisahnya inspiratif den... semoga di Indonesia mampu melahirkan orang-orang sperti itu..
     
  5. ys. herbi

    ys. herbi Well-Known Member

    Joined:
    Mar 6, 2016
    Messages:
    1,251
    Likes Received:
    190
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    Sadis kalikk... Twitter diakuisisi juga ternyata...

    Btw, kebayang deh harunya kayak gimana... *akhirnya*
     
  6. Aditya WP

    Aditya WP Member

    Joined:
    May 29, 2015
    Messages:
    414
    Likes Received:
    47
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Kisah hidupnya mengharukan sekali, disaat sukses orang yang sangat disayangi sudah tidak ada lagi*boohoo*
     
  7. apriaja

    apriaja Member

    Joined:
    Aug 17, 2016
    Messages:
    204
    Likes Received:
    27
    Trophy Points:
    28
    Asli keren, perjuangan Om satu ini..bisa jadi sumber inspirasi. Kelemahan pemula di bidang bisnis online kayak ane, semangatnya naik turun, kayak roller coaster...dengan semakin banyak tahu perjuangan orang-orang seperti founder whatsapp..ane jadi tahu perjuangan ane masih jauuuh*pahlawan* harus berjuaaang...
     
  8. Yundar

    Yundar Member

    Joined:
    Feb 18, 2016
    Messages:
    387
    Likes Received:
    42
    Trophy Points:
    28
    Iya, apalagi Ibunya sedang sakit, bagi saya sendiri ini menjadi motivasi yang luar biasa..

    Kayaknya FB kesulitan membuat aplikasi semacam whatsapp, jadi beli perusahaannya seklian.. :D

    Amin, kebanyakan orang2 hebat terlahir dari kehidupan yang keras, bukan kehidupan yang berkecukupan den.. :D

    Iya mas, paling sulit saat berbisnis itu passionnya ga stabil, aktivitas yang begitu banyak jadi sulit fokus.. :D . cuma saya berpikir ketika kita ingin mengeluh ingat saja masih banyak orang di luar sana yang kehidupannya lebih keras, orang yang hanya ingin mencukupi kebutuhan untuk hidup saja..
     
  9. Radite

    Radite Member

    Joined:
    Oct 22, 2016
    Messages:
    62
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    whatsapp itu enak gak banyak alay2 broadcast massages hehe..

    pertama kali saya pakai aplikasi whatsapp ini waktu itu saya pakai hp nokia e71 dimana saat itu teman-teman saya rata sudah menggunakan blackberry. Tapi memang whatsapp terbukti lebih nyaman
     
Loading...

Share This Page