Kini tak ada lagi seduhan kopi buatanmu di awal ku mulai hari. Aku rindu semua filosofi kopi yang pernah kau ceritakan, perihal : Rasa pahit yang lebih baik dari kata pamit. Warna hitam yang kau bilang lebih indah dari taburan bintang di langit. Dan aroma khas yang kau bilang akan membuat terlepas dari rasa cemas. Sampai-sampai kau juga menceritakan kenapa alasan Tuhan menciptakan pohon bernama Kopi. Dan kau berkata "alasan Tuhan menciptakan kopi adalah sebagai penengah antara kita yang masih terpisah rumah". Dan kini kita tidak hanya terpisah rumah, namun juga bahagia, tawa, luka, dan cinta yang kita buat bersama. Kopi sudah tidak lagi sebagai penengah antara aku dan kamu yang dirundung rindu. Mungkin bagiku "alasan Tuhan menciptakan kopi adalah supaya kita lebih bisa mengakrabkan diri sebagai teman", bukan sebagai pasangan di masa depan. ~ g.n
Pandai pulak kau bikin puisi nak, darimana belajar, macam teman aku juga pandai rangkai kata sajak-sajak cinta yang menceritakan luka, juga bahagia, diambil dari kata yang berasal dari ujung langit menjadi untaian kalimat menyampaikan rasa wkwk
Betuuul,,, kalau lg kasmaran mah pengennya bikin puisi - puisi cinta yang romantis ... Tapi kebalikannya juga, kalau lg patah hati ya bikinnya puisi - puisi yang mellow...