Memaknai Kemerdekaan Seperti Nasi Pecel

Memaknai kemerdekaan sambil makan pecel akan terasa lebih berbeda. Jika biasanya kemerdekaan bernuansa ria, kebebasan, maka kali ini akan lebih terasa sedikit bedas dan nikmat.

Ya, hari ini adalah hari dimana Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke 71. Gemuruh lagu Indonesia Raya terdengan dari Sabang sampai Merauke. Indonesia yang biasanya berwarna hijau dan biru jika dilihat daru ketinggian 2000 meter, maka kini menjadi merah dan putih.

Kemeriahan Indonesia semakin bertambah disaat EKO sang pahlawan Indonesia yang mampu meraih mendali Perak di cabang olahraga angkat besi, Olimpiade Rio Brazil. Pesona Indonesia kian melangit ketika semua layar kaca menampilkan kehebatan para pahlawan tempo dulu.

Artis bangsa yang biasanya menebar sensai dengan beragam isu, kini seolah menjadi sosok artis kepahlawanan. Hanya dengan gayanya mengajarkan anaknya lagu Indonesia Raya, para wartawan berbondong-bondong mengerubunginya.

Indonesia, seperti inikah dirimu sebenarnya. Aku sebagai warga di plosok negeri hanya bisa memaknai kemerdekaanmu sambil makan pecel. Bila seorang ahli pendidikan mengatakan bahwa kemerdekaan adalah ketika bangsa Indonesia sudah bebas dari kebodohan, maka aku tidak demikian.

Bila seorang Agamawan memaknai kemerdekaan ialah ketika bangsa sudah mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan, maka aku pun tidak demikian. Sudah lelah rasanya telinga ini mendengar persepsi kemerdekaan yang begitu tinggi, tapi sulit untuk dilakukan.

Letih rasanya, setiap tanggal 17 Agustus banyak orang berbondong-bondong menjadi pahlawan. Seolah seperti artis yang biasanya telanjang, lalu menutup rapat auratnya saat menginjak bulan Ramadhan, dan membukanya kembali setelah Ramadhan usai. Seperti inikah warna kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebuah kemerdekaan yang hanya dimaknai sesaat, dan kembali seperti semua seusai bulan Agustus meninggalkannya.

Kek, bagi kakek kemerdekaan itu seperti apa sih?

Baca di sumber utamanya, karena cukup panjang. Makasih

Kemerdekaan tak ubahnya seperti makan nasi pecel.

 

Kalau bagi saya kemerdekaan itu sukses meraih cita-cita, dan mampu menjadi pribadi yang tangguh, siap dan matang dalam menghadapi setiap problema hidup

 

Setiap orang memiliki makna kemerdekaan yang berbeda-beda @katon , kalau saya pribadi cenderung menginginkan yang sederhana-sederhana saja