Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perlu Kesadaran Masyarakat

Selama tahun 2016 ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) jadi salah satu program pemerintah yang banyak diburu masyarakat. Selain suku bunga yang rendah kemudahaan dalam mengajukan pinjaman ke bank penyalur juga menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi UMKM di Indonesia. Memang sih jika kita bandingkan dengan jenis kredit modal kerja suku bunga KUR jauh lebih rendah lebih-lebih 2017 mendatang KUR akan diberikan dengan bunga 7% per tahun.

Jika kita perhatikan tujuan utama program ini dijalankan pemerintah untuk mendorong UMKM di Indonesia jadi lebih maju namun benarkan penyaluran KUR selama ini sudah tepat sasaran?

Terhitung hingga bulan oktober 2016 dana kur yang tersalurkan telah mencapai 85% dari total anggarn sekitar Rp 100 T. Wow banget lah kalau semua itu tersalurkan tepat sasaran dan benar-benar dipergunakan untuk pengembangan usaha.

Sayangnya fakta dilapangan (dari pengamatan pribadi sih) masih ada oknum masyarakat yang mengajukan pinjaman KUR untuk kebutuhan konsumtif seperti beli motor, renovasi rumah, dan lain sebagainya. Bahkan yang mengejutkan lagi ketika beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan teman yang bekerja di salah satu perbankan penyalur KUR, ia mengatakan telah membeli motor baru dari pinjaman KUR Mikro karena bunganya sangat timpal jika dibandingkan dengan pembiayaan multifinance (ya iya lah kan dapat subsidi suku bunga dari pemerintah bagi para UMKM).

Pentingya Kesadaran Masyarakat dalam Pelaksanaan KUR
Selama ini pemerintah telah berupaya menjalankan Program KUR sebaik mungkin, bahkan secara bertahap menurunkan suku bunga sekecil mungkin. Untuk itu kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan agar pelaksanaan kredit usaha rakyat benar-benar berjalan dengan baik sehingga memberikan kontribusi yang cukup terhadap perekonomian negara. Jangan sampai kemudahan dalam mendapatkan pinjaman ini disalah gunakan untuk keperluan konsimtif.

Di sisi lain pihak bank penyalur juga perlu menjalankan Standart Operasional Prosedur (SOP) dengan baik sehingga pemberian kredit benar-benar tepat sasaran. Selain itu perbankan pelaksana sepertinya juga perlu memastikan jika pinjaman yang diberikan benar-benar dipergunakan untuk pengembangan usaha, jangan sekedar memberikan persetujuan tanpa memastikan penggunaan uang pinjaman tersebut. Semoga program KUR 2017 dengan bunga 7% terlaksana lebih baik di tahun depan.
Sumber

Bagaimana pendapat teman-teman semua terhadap program ini? yuk diskusikan disini

 

Kalo saya harapannya ketika sudah ada usaha mau pinjam di KUR BRI baiknya tanpa anggunan atau tanpa jaminan, untuk maksimal pinjaman 25 juta..

 

Betul gan, tp faktanya pihak bank gk mau nurut praturan gt, mreka berdalih jika smpe trjdi kasus kredit macet trus siapa yg mau ngembaliin uang bank tsbt coz pemerintah cm menjamin subsidi suku bunganya doang. Mustinya kl pihak bank yakin pinjaman kur tersalurkan tepat sasaran & melalui SOP yg benar bank gk perlu kuatir thdp kasus kredit macet. tul gak?

 

betul, yg swsta aja berani tanpa anggunan mski bunga gede..hehee

 

Lebih banyak yang mencari KTA dari pada KUR mungkin itu menjadi salah satu penyebabnya.