Berbincang Seru #Day 11 : “superhero kecil” tak hanya sekedar Mengembangkan Roti-Mu

Discussion in 'General Lifestyle' started by Leona_, Aug 27, 2017.

  1. Leona_

    Leona_ New Member

    Joined:
    Aug 14, 2017
    Messages:
    8
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    3
    Bonjour, bonne nuit à tous…….

    Hmmmm…Roti, yuup trend makan roti semakin tinggi di Indonesia. Mulai dari anak usia dini hingga dewasa. Gaya hidup mahasiswa pun juga begitu, contohnya seperti sarapan pagi yang biasanya dirumah adalah nasi lengkap dengan lauk pauknya yang dimasak oleh ibu tercinta. Namun, ketika dikosan rata-rata menyiapkan roti sebagai bekal sarapan. Selain trend makan roti di kehidupan mahasiswa biasanya juga berlangsung trend makan mie. Apalagi mahasiswa tahun pertama, baik yang baru pertama kali tinggal di kost-kostan atau wajib tinggal di asrama aturan dari kampusnya pasti selalu siap sedia dua makanan karbo ini yaitu ROTI dan MIE. hehe. Okay, back to the topic. Roti yang kita makan tak akan bisa mengembang dan empuk dimakan jika tidak ada organisme yang satu ini , yang di indonesia lebih dikenal dengan nama “Ragi”. Ada ragi yang digunakan untuk membuat roti, membuat tape’, membuat tempe, membuat kecap, membuat keju dan banyak lagi makanan yang membutuhkan ragi dalam proses fermentasinya. Ragi yang sering digunakan untuk membuat roti adalah “Saccharomyces cerevisiae“. Sahabat harus tau bahwa S. cerevisiae merupakan mikrooganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan sekitar 100 SM di Romawi Kuno atau untuk membuat minuman fermentasi bir dan anggur sekitar 7000 SM di Mesopotamia dan Sumeria.

    Sahabat juga harus tau bahwa saat ini S.cerevisiae tidak saja digunakan dalam bidang fermentasi tradisionaL, tetapi sudah diterapkan pada aplikasi bioteknologi modern pada berbagai sektor-sektor dan dikomersialkan seperti makanan, minuman, kimia, industri enzim farmasi, agrikultur dan lingkungan bahkan biofuel. Dengan banyaknya peranan ragi ini ada dimana-mana jadi tidak salah jika saya memberikannya julukan “superhero kecil” apalagi telah banyak membantu dan menjadi penolong di berbagai bioteknologi modern.”Superhero kecil” ini akan sedia membantu kita dalam pembuatan energi terbarukan yaitu biofuel dalam bentuk bioetanol. Sama-sama telah kita ketahui bahwa bioetanol sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia. Mau tau apa aja penelitian yang membutuhkan “superhero kecil” ini dalam menghasilkan bioetanol?

    more.......Please visit :

    https://leonatiffany.wordpress.com/...-namun-juga-mengembangkan-energi-mu/#more-896

    thankyou :3
     
  2. wrep17

    wrep17 Well-Known Member

    Joined:
    Sep 26, 2015
    Messages:
    1,325
    Likes Received:
    246
    Trophy Points:
    63
    Google+:
    Bonjour, bonne nuit à tous…….

    Hmmmm…Roti, yuup trend makan roti semakin tinggi di Indonesia. Mulai dari anak usia dini hingga dewasa. Gaya hidup mahasiswa pun juga begitu, contohnya seperti sarapan pagi yang biasanya dirumah adalah nasi lengkap dengan lauk pauknya yang dimasak oleh ibu tercinta. Namun, ketika dikosan rata-rata menyiapkan roti sebagai bekal sarapan. Selain trend makan roti di kehidupan mahasiswa biasanya juga berlangsung trend makan mie. Apalagi mahasiswa tahun pertama, baik yang baru pertama kali tinggal di kost-kostan atau wajib tinggal di asrama aturan dari kampusnya pasti selalu siap sedia dua makanan karbo ini yaitu ROTI dan MIE. hehe. Okay, back to the topic. Roti yang kita makan tak akan bisa mengembang dan empuk dimakan jika tidak ada organisme yang satu ini , yang di indonesia lebih dikenal dengan nama “Ragi”. Ada ragi yang digunakan untuk membuat roti, membuat tape’, membuat tempe, membuat kecap, membuat keju dan banyak lagi makanan yang membutuhkan ragi dalam proses fermentasinya. Ragi yang sering digunakan untuk membuat roti adalah “Saccharomyces cerevisiae“. Sahabat harus tau bahwa S. cerevisiae merupakan mikrooganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan sekitar 100 SM di Romawi Kuno atau untuk membuat minuman fermentasi bir dan anggur sekitar 7000 SM di Mesopotamia dan Sumeria.

    Sahabat juga harus tau bahwa saat ini S.cerevisiae tidak saja digunakan dalam bidang fermentasi tradisionaL, tetapi sudah diterapkan pada aplikasi bioteknologi modern pada berbagai sektor-sektor dan dikomersialkan seperti makanan, minuman, kimia, industri enzim farmasi, agrikultur dan lingkungan bahkan biofuel. Dengan banyaknya peranan ragi ini ada dimana-mana jadi tidak salah jika saya memberikannya julukan “superhero kecil” apalagi telah banyak membantu dan menjadi penolong di berbagai bioteknologi modern.”Superhero kecil” ini akan sedia membantu kita dalam pembuatan energi terbarukan yaitu biofuel dalam bentuk bioetanol. Sama-sama telah kita ketahui bahwa bioetanol sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat cocok dikembangkan di Indonesia. Mau tau apa aja penelitian yang membutuhkan “superhero kecil” ini dalam menghasilkan bioetanol?

    1.”Superhero kecil” penolong kertas koran bekas menghasilkan bioetanol

    Pada umumnya bioetanol adalah etanol yang dibuat dari gula atau pati-patian yang biasa disebut sebagai bioetanol generasi pertama, namun bahan bahan tersebut adalah bahan pangan/pakan. Penggunaan bahan pangan akan sangat berdampak pada harga bahan pangan pokok yang melambung tinggi sehingga tidak bernilai ekonomis. Maka dibuat bahan bakar alternatif dari biomassa lignoselulosa atau biasa disebut bioetanol generasi kedua. Lignoselulosa selain dari tumbuhan juga bisa didapatkan dari kertas koran loh sahabat. Salah satu bahan yang mengandung lignoselulosa adalah sampah koran/kertas koran. Kertas koran terbuat dari bahan baku kayu, sehingga di dalam kertas koran tersebut terdapat senyawa lignoselulosa dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu, digunakan kertas koran bekas sebagai bahan baku pembuatan bioetanol lignoselulosa karena semakin meningkatnya sampah kertas di Indonesia maupun di dunia. Seperti yang kita ketahui, bahwa konsumsi kertas di Indonesia dan di dunia terus mengalami peningkatan. Konsumsi kertas pada tahun 2003 yang mencapai 5,31 ton, untuk tahun 2004 kebutuhan konsumsi kertas menjadi 5,40 juta ton, sedangkan pada tahun 2005 konsumsi meningkat lagi ke 5,61 juta ton serta pada tahun 2009 konsumsi kertas dapat mencapai 6,45 juta ton (Putri dan Budi 2017). Sahabat pasti bertanya-tanya peran S.cerevisiae apa nih ? Nahhh dalam penelitian ini menggunakan Saccharomyces cereviseae dalam tahap fermentasi untuk menghasilkan etanol yang tinggi, toleran terhadap kadar etanol yang tinggi, mampu hidup pada suhu tinggi, tetap stabil selama kondisi fermentasi dan juga dapat bertahan hidup pada pH yang rendah.

    1. “superhero kecil” penolong whey keju menjadi bioetanol
    Whey merupakan hasil samping dari proses pengolahan keju. Di Indonesia whey umumnya tidak dimanfaatkan sehingga menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan. Padahal, whey masih mengandung komponen-komponen yang penting diantaranya adalah laktosa. Laktosa merupakan gula sederhana sehingga dalam proses produksi bioetanol dari whey tidak membutuhkan proses hidrolisis. Untuk mengkonversi laktosa whey menjadi bioetanol dibutuhkan mikroorganisme. S. cerevisiae memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mikroorganisme lain yang dapat memproduksi bioetanol. Kelebihan tersebut antara lain lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, lebih tahan terhadap kadar alkohol tinggi, dan lebih mudah didapat. Whey dapat dikonversi menjadi bioetanol, tetapi kadar etanol yang dihasilkan rendah. Ini disebabkan karena kandungan laktosa di dalam whey hanya.Sekitar 4-5%. Oleh karena itu perlu adanya bahan substitusi whey agar kandungan gula dalam substrat cukup untuk dapat dikonversi menjadi bioetanol. Kulit nanas yang merupakan limbah buah nanas ataupun limbah Industry nanas berpotensi untuk dijadikan bahan substitusi whey karena kandungan gula didalamnya cukup tinggi yaitu sekitar 12% (Azizah et al. 2012). Sehingga, berpotensi dijadikan energi alternatif dalam pembuatan bioetanol nih sahabat, sayang banget limbah keju dan limbah buah nanas ini dibuang percuma begitu saja, dari pada mencemari lingkungan mending dijadiin bieotanol kan

    1. “superhero kecil” penolong biji durian menjadi bioetanol
    Durian (Durio zibethinus) merupakan tanaman buah berupa pohon Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Sahabat harus tau bahwa biji durian (pongge) memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan dan dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol. Biji durian ini diubah terlebih dahulu dalam bentuk tepung biji durian (Hanum et al. 2013). Menurut Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB tahun 2010 Pembuatan Tepung Biji Durian diawali dengan sebanyak 10 kg biji durian dicuci bersih. Biji durian dibersihkan dari kulit arinya yang berwarna cokelat,lalu biji durian dicuci bersih. Diiris dengan ketebalan 2-3 mm, jangan lupa membuang lendir dari biji durian yang telah diiris, dihilangkan dengan cara menambahkan garam pada biji durian, dicampur, diaduk-aduk dibawah air mengalir sampai keluar busa. Setelah itu direndam dengan air kapur selama 1 jam.Kemudian ditiriskan lalu dicuci dengan air mengalir sampai lendir berkurang dan ditiriskan. Dijemur di bawah sinar matahari. Terakhir, hasil pengeringan kemmudian dihaluskan dengan mesin pengiling dan diayak dengan ayakan 50 mesh hinga diperoleh tepung biji durian. Setelah jadi tepung ini baru deh ke tahap berikutnya yaitu fermentasi menggunakan “superhero kecil” sebagai penolong pengubahaan menjadi bioetanol.



    Bagaimana sahabat?? Keren banget kann!!! Ada hal yang dapat kita petik dari “superhero kecil” hari ini. Tirulah S.cerevisiae dengan “Jadilah manusia yang dapat membawa manfaat untuk banyak orang”, Gracias everyone :*
     
  3. Ardi Tri

    Ardi Tri Member

    Joined:
    Aug 18, 2017
    Messages:
    88
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    8
    Oke mantapss gan*ketawa3*
     
  4. Leona_

    Leona_ New Member

    Joined:
    Aug 14, 2017
    Messages:
    8
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    3
    Masama gan, silahkan mampir ke blognya juga gan :D
     
    Ardi Tri likes this.
Loading...

Share This Page