Mereka bercerita tentang hijau yang teduh. Kamu mengerti, Ilalang? Kurasa tidak. Belakangan kamu terlalu banyak menumpahkan cat. Melukis dengan gamang dan amarah. Setelahnya kamu naik pitam karena tak ada lagi cat untuk kuasmu. Berteriak sendiri. Memukuli dinding dengan kepalan mungil yang lebam membiru. Bengkak dengan sedikit darah. Sakit. Baguslah. Menangis saja jika harus, menekur jika tidak. Kali ini kau memang harus merasakan dengan benar seperti apa nyerinya menyakiti diri sendiri atas kenyataan yang tidak berada dalam kuasamu. Agar otakmu tidak lagi leluasa melompat-lompat dalam tempurung kepala. Kamu hanya kumparan tempat resonansi tercipta untuk kemudian mengalpakan diri ketika tiba pada frekuensinya. Seperti itu. Sudahlah. Tak perlu menghakimi diri sendiri untuk kesalahan yang terpaksa kau lakukan. Beberapa akan mengerti, sebagian besar tidak. Menjelaskannya dengan membabi buta ke segenap penjuru hanya akan menguras kuatmu yang tersisa. Jangan. Nikmati saja harimu dengan sedikit sisa cat yang masih ada. Tak perlu kau menggariskan banyak warna pada kanvas lusuh itu. Beberapa warna saja. Sudah cukup. Agar dunia tahu kau masih ada dan tidak hilang. Hijau saja. Selebihnya biar menjadi rahasiamu sendiri. Biru, merah, kuning, jingga. Apapun itu. Simpan rapat dalam hati. Kunci dengan bisu.
weed mantap, jalani saja apa adanya, nikmati saja semua yang kita miliki jangan berfikir yang aneh aneh yang akan menyusahkan dirimu sendiri hehe