Balada Kolam Raksasa (Untuk Kampung Halamanku)

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by Mutiara Public, Sep 21, 2014.

  1. Mutiara Public

    Mutiara Public Member

    Joined:
    Sep 1, 2014
    Messages:
    87
    Likes Received:
    9
    Trophy Points:
    8
    [​IMG]


    Ada satu titik dimana manusia berada pada ketidakberdayaannya sebagai hamba.
    Benar-benar tidak berdaya.
    Diamuk alam, ditelan kelam.
    Menggigil dalam balutan selimut lusuh,
    mengadu pada langit kosong,
    mematung di depan istana reyot.

    ***

    Lantas beberapa petinggi negeri ini berbondong-bondong turun ke jalanan,
    seperti anak kecil yang riuh rendah menyerbu pasar malam.
    Bersahut-sahutan, saling berebut paling nyaring.
    Di depan kilatan sorot kamera, menyuarakan: Rakyat harus dibantu,
    rakyat tidak boleh dibiarkan menderita.
    Dan masih banyak lagi. Sangat lihai mereka bersilat lidah.
    Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter,
    ada balita yang harus diselipkan dalam bak mandi,
    dibawa menuju tempat yang lebih aman.
    Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter,
    ada seorang anak yang terseret derasnya arus sungai.
    Mati!!
    Sedang tidak jauh dari pasar malam tersebut, hanya beberapa puluh meter,
    Seorang ibu-ibu dengan suara ringkihnya berteriak,
    “Kami sangat lapar, seharian hanya mendapatkan satu nasi bungkus itu pun basi!”
    Masya Allah!!

    ***

    Ada benarnya juga syair Ebiet,
    alam mulai enggan bersahabat dengan kita, manusia.
    Mungkin mereka terlalu banyak kita sakiti,
    terlalu sering kita koyak,
    terlalu lama kita gerogoti.
    Maka, jangan heran kalau mereka murka.
    Milyaran meter kubik air digelontorkan,
    karena memang rumah mereka sudah kita sulap jadi vila.
    Jutaan hektar tanah dilongsorkan,
    karena memang penyangga mereka kita tebang jadi kebun teh
    Kalau masih saling menyalahkan, kapan akan selesai?
    Kalau masih sibuk berkomentar, kapan menindak konkrit?
    Tutup rapat mulutmu, ikat kuat lidahmu!
    Mulai gunakan tangan dan kaki untuk bergerak!
    Bergerak kembali pada yang seharusnya!
    Kembali bercumbu mesra dengan alam.
    Kita perlu membelai lembut mereka,
    agar mereka juga tidak mencekik kencang leher kita.



    Sidoarjo, 21 September 2014






    Oleh : mgkurniawan
    Reporter : M.G. Kurniawan
    Redaktur : Erlinda Natalia
    Dipublikasi : MutiaraPublic.com
     
  2. iidbae

    iidbae Member

    Joined:
    Sep 13, 2014
    Messages:
    728
    Likes Received:
    73
    Trophy Points:
    28
    Google+:
    Ini yang tanggul jebol kemaren yah?
     
  3. abdibuku

    abdibuku Member

    Joined:
    Aug 20, 2013
    Messages:
    65
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Wahh.. parah ya mas bro !!!
     
  4. Grant Verleend

    Grant Verleend Active Member

    Joined:
    Sep 10, 2014
    Messages:
    1,234
    Likes Received:
    35
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Peduli lingkungan itu perlu
     
Loading...
Similar Threads - Balada Kolam Raksasa
  1. cerita-silat
    Replies:
    0
    Views:
    3,553

Share This Page