Bara Naga

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 10, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Kisah suka duka dari Si Naga Kuning Siang
    Cin dalam membela kebenaran, bersama
    teman karibnya Pau Seh-hoa dalam
    membela An-Lip yang dari cengkeraman
    Siang-gi-pang serta bersama Seebun Tio Bu
    dan Jin Jin berjuang membantu para
    pahlawan padang rumput Bu Siang-pay
    melawan Hek Jiu-tong.
    Termasuk kisah percintaannya dengan
    teman mainnya masa kecil, perempuan
    tercantik di kota Tiang-an Kun Sim-ti yang
    penuh dengan suka dan duka.
    Karya Gan K.L
    Jilid 01
    Gunung itu hitam, batu2 gunung yang berbentuk
    aneh itupun hitam, bunga dan
    rumput yang tumbuh di sela2 batupun berwarna
    hitam. Semuanya serba hitam,
    serba gelap, sehingga suasana bertambah kelam dan
    dingin..
    Gunung itu tidak tinggi, tapi suasana di sini membuat
    orang berdiri bulu romanya
    merinding dengan jantung berdetak.. Pohon cemara
    yang berjajar enam di pucuk
    gunung juga berwarna hitam, keenam cemara ini
    sanaa menjulurkan cabang
    dahannya laksana enam raksasa yang pentang
    tangan hendak menerkam
    mangsanya.
    Cuaca terasa lembab, mendung mega mengambang
    rendah dan tebal. Waktu itu
    musim rontok, angin menghembus kencang, men-
    deru2 seperti orang menangis,
    suaranya menambah misteriusnya keadaan
    sekeliling-nya.
    Segumpal darah tiba2 muncrat dari balik batu hitam
    sebelah sana, terhembus angin
    kencang hingga tercecer ke mana2, seorang laki2
    tinggi besar dengan langkah
    sempoyongan seperti orang mabuk berputar dua kali
    terus jatuh terpelanting, batok
    kepalanya ternyata sudah remuk, darah tercampur
    otak meleleh keluar, keadaannya
    tampak mengenaskan.
    "Wut", sesosok bayangan orang melambung tinggi ke
    atas laksana sebatang galah
    besar yang di luncurkan ke udara dengan keras
    menumbuk dinding gunung, lalu
    terpental balik pula, membentur batu padas hitam di
    belakangannya suara "pletak"
    dari tulang2 yang patah terdengar jelas sampai jauh,
    batu gunung hitam yang dingin
    2
    dan berlumut kini dilapisi cairan darah, dengan cepat
    batu gunung itu telah
    menyerapnya sehingga warnanya semakin hitam
    rnenyeramkan.
    Angin gunung seperti mengamuk sehingga ke enam
    cemara di pucuk gunung itu menari2
    lebih keras seperti raksasa yang marah, lebih seram
    dan mengerikan, suasana
    tegang mencekam alam pegunungan.
    Di balik batu2 padas besar sana, di tengah sebuah
    tanah lapang yang tidak begitu
    luas, tujuh orang berjubah warna hitam, semuanya
    berusia setengah umur, wajah
    mereka tampak dingin kaku dan kejam, mereka
    berdiri setengah bundar, bola mata
    mereka mendelik memancarkan sinar dingin, tak
    ubahnya binatang buas yang
    mengincar mangsanya, yaitu sesosok bayangan
    orang berwarna kuning muda.
    Orang ini berdiri tepat di tengah lingkaran, jubahnya
    yang kompreng berwarwa
    kuning me-lambai2 tertiup angin, biji matanya bening
    memancarkan cahaya
    cemerlang hidungnya mancung, bibirnya yang tebal
    merah laksana cabai, warna
    kuning jubah yang dipakai tampak sangat serasi,
    tenang dan mantap, kuning angsa
    ini se-olah2 memancarkan cahaya keagungan,
    dilandasi kulit badannya yang putih
    halus dengan sikapnya yang gagah perwira.
    Kedelapan orang ini berdiri berhadapan dan saling
    tatap, sementara tidak kelihatan
    ada sesuatu gerakan, dua orang yang telah binasa
    tadi se-olah2 tiada sangkut paut
    dengan mereka.
    Pelan sekali orang berbaju hitam yang berdiri paling
    kiri mulai bergerak sedikit,
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page