Berbaktilah Pada Orang Tua Walau Dalam Keadaan Apapun

Cerita ini dimulai saat perang salib, saat itu semua Laki-laki di sebuah desa wajib ikut berperang untuk membela agama islam, semua Laki-laki yang sudah cukup usia berangkat ke medan perang, kecuali seorang ayah dan anaknya karena saat itu mereka ada di dalam hutan sedang berburu, sesampainya di desa ayah dan anaknya ini terkejut, desanya sudah diserang oleh pasuka kristen dan semua orang terbunuh, termasuk semua laki-laki yang akan menuju ke medan perang yang saat itu masih bersiap-siap.

Saat mencari jasad keluarga dan saudaranya ayah dan anak ini bertemu dengan sekelompok kecil pasukan kristen yang masih berkeliling di sekitar desa, beruntungnya mereka tidak langsung dibunuh melainkan malah ditahan di sebuah penjara.

Saat dipenjara setiap hari mereka diberikan 4 ember air untuk berwudhu, untuk solat lima waktu.

Ayah dan anak ini selalu bersemangat untuk solat kecuali saat solat subuh, sang ayah entah kenapa tidak mau berwudhu, melainkan melakukan tayamum, sang anak heran dan mengecek air wudhunya, dan ternyata sang ayah enggan melakukan wudhu dikarenakan airnya yang sangat dingin. Sang anak diam dan tidak berkata apa-apa pada ayahnya dan segera melakukan solat setelah berwudhu.

Siang harinya sang anak berpikir bagaimana caranya agar ayahnya bisa berwudhu, karena tayamum di saat ada air hukumnya haram. Akhirnya dia mendapat sebuah ide. Di dekat pintu penjara ada sebuah lentera, pada saat malam hari setelah ayahnya tidur, sang anak mengambil sebuah ember yang berisi air dan mengangkatnya kedekat lentera tersebut dangan tangan kanan, saat tangan kananya terasa pegal, dia memindahkan embernya ke tangan kiri dan tetap mengagnkatnya kedekat lentera tersebut. Hal ini terus dia lakukan sampai saatnya solat subuh.

Disaat ayahnya bangun untuk melaksanakan solat, sang anak memberikan air yang hangat tersebut kepada sang ayah, sang ayah terdiam dan tidak bertanya darimana datangnya air hangat ini.

Sang anak terus mengulangi kegiatan ini sampai akhirnya seorang penjaga penjara memindahkan lentera ini karena mengetahui apa yang dia lakukan.

Sang anak kebingungan bagaimana menghangatkan air ini jika tidak ada letera, akhirnya dia memeluk ember ini semalaman agar panas tubuhnya berpindah keember ini.

Jadi, teman-teman apa yang bisa kita simpulkan dari cerita ini ???

Catatan saya : Yusuf Subastian

 

Kesimpulannya, jadilah anak yang berbakti pada orang tua, rajin belajar, banyak makan sayur, dan kurangi bermain di warnet.

 

Saya setuju sekali

 

wajib hukumnya, sutujuh sama ts.

 

Setuju. Hampir sama dengan kegiatan kerja bakti.

 

Laki-laki itu orang tua harus diutamakan dibanding istri dan keluarga, kalo istri suami yang harus diutamakan dibanding orang tua dan anak

 

Kata orang tuaku dulu kayak gitu, tapi terkadang lupa

 

anak itu milik orang, tapi orang tua bukan milik anak