Bimbel yang Tepat untuk Tiap Siswa

Persaingan untuk pendidikan yang terbaik sekarang bukan hanya kebutuhan para orangtua saja. Tetapi sudah menjadi kebutuhan khusus pula bagi para pelajar. Mereka dengan sadar memilih untuk mengikuti bimbingan belajar agar bisa masuk atau menembus sekolah harapannya kelak. Maka beragam bimbel pun bermunculan. Dari mulai bimbel yang ditujukan untuk murid sekolah dasar (SD), murid sekolah menengah pertama (SMP), sampai dengan murid sekolah menengah atas (SMA) yang ingin lulus perguruan tinggi favoritnya.

Tidak semua bimbel cocok diikuti oleh sembarang pelajar atau siswa sekolah. Anda harus memperhatikan apasaja fasilitas yang ditawarkan oleh bimbingan belajar tersebut. Begitu pula dengan perbedaan – perbedaan yang ada diantara bimbel tersebut. Contohnya segmen apa yang dicoba digarap oleh bimbel tersebut. Jika anda memilih memasukkan anak anda ke bimbel untuk murid sekolah dasar tentu berbeda pertimbangannya. Apalagi untuk murid sekolah menengah atas yang biasanya cenderung memilih sendiri bimbel yang akan diikutinya.

Sebenarnya ada dua jenis bimbel yang umum dikenal, yaitu:

# Bimbingan belajar dengan jumlah peserta terbatas atau privat. Bimbel ini menawarkan kelasnya hanya diikuti minimal oleh 2 orang peserta dan maksimalnya 5 orang peserta. Mengapa begitu? Pertimbangannya karena jika jumlah peserta didiknya terbatas maka perhatian sang guru pada para anak didiknya bisa lebih leluasa. Mereka juga jadi lebih punya waktu untuk bertanya hal-hal yang tadinya kurang dipahami di sekolah.

# Bimbingan belajar dengan jumlah peserta seperti di sekolah umum. Biasanya dalam satu kelas bisa berjumlah 20 sampai 30 orang peserta bimbel. Beberapa bimbel yang sudah malang melintang atau punya nama di berbagai kota di Indonesia mengadakan metode kelas seperti ini. Pertimbangannya peserta didik jadi merasa seperti berada di sekolah dengan metode pembelajaran yang lebih luas. Mereka juga diberikan modul khusus seperti panduan belajar buku pelajaran layaknya di sekolah. Meski kebanyakan isinya adalah berupa pertanyaan-pertanyaan dan cara atau metode untuk menjawab soal ujian nantinya.

Untuk anak-anak dengan tingkat pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, sepertinya bimbel cukup menjadi pilihan terbaik untuk mendapat pelajaran tambahan. Maka tak jadi soal jika memilih untuk mengikuti kelas dengan jumlah peserta terbatas. Terutama bagi anak sekolah dasar yang kecenderungannya masih senang bermain. Jika masuk ke kelas privat mereka jadi lebih bersemangat dan akan diawasi dengan baik kemajuan pendidikannya. Sedangkan untuk mereka yang sudah berpendidikan lanjut atau sekolah menengah atas, mereka umumnya membutuhkan metode yang pas agar bisa menambah pengetahuan atau menaklukan soal-soal yang diujikan di sbmptn atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri.

Sekarang coba kita fokuskan bimbel untuk para pelajar sekolah menengah tingkat atas. Lalu bagaimana caranya memilih bimbel seperti apa yang cocok atau tepat bagi setiap pribadi atau peserta didik?

1) peserta bimbel harusnya dari awal memahami apa saja yang ingin dia capai untuk dapat mengikuti atau masuk ke perguruan tinggi favoritnya. Misalnya dia kurang paham untuk pelajaran-pelajaran eksakta, maka pilih bimbel yang bisa menanggulangi hal itu.

2) karena tempat terbatas di perguruan tinggi negeri, maka ia harus pandai-pandai melihat kemampuannya dari awal kira-kira bisa masuk ke ptn yang mana sehingga ia akan memilih bimbel yang kebanyakan pengajarnya dari ptn tersebut

3) peserta bimbel sebelum masuk ke bimbel itu bisa coba mengumpulkan informasi mengenai tingkat kelulusan peserta didik bimbel itu sehingga ia benar-benar memilih bimbel yang terpercaya dan berkualitas

 

untuk apa mencari pendidikan yang terbaik jika biayanya mahal. Rezeki sudah ada yang ngatur, ikutan khursus saja jika niat belajarnya tinggi bisa menjadi orang yang ahli dalam bidangnya kok