Cara Empu Dapatkan Meteor Untuk Bahan Keris

Discussion in 'Education' started by ariskahana, Dec 5, 2018.

  1. ariskahana

    ariskahana Member

    Joined:
    Nov 13, 2018
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Cara Empu Dapatkan Meteor Untuk Bahan Keris - Sejak abad 12 - 13 M para empu di Jawa diyakini sudah memanfaatkan meteor sebagai bahan untuk membuat berbagai peralatan logam seperti keris. Selain itu bahan meteor ini juga digunakan untuk membuat tombak dan pedang. Dipilihnya meteor ini diduga karena meteor mengandung logam titanium sehingga para empu memilihnya.

    [​IMG]

    Menurut senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan Aji Soedjatmoko Surakarta, Kanjeng Benny Hatmantoro, ada tiga orang sarjana fisika nuklir badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta yang meneliti tentang kandungan logam pada pusaka Jawa. Ketiganya adalah Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono dan Dr Budi Santoso yang melakukan penelitian dengan metode dan peralatan mutakhir.

    Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keris - keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16 menggunakan bahan dari meteor yang mengandung unsur titanium.

    Lebih lanjut Benny juga menjelaskan bahwa penelitian lain yang dilakukan oleh Prof Dr Ir Mardjono Siswosuwarno yang juga dosen Materialis Engineering (Teknik Material) ITB cukup menguatkan bahan baku keris. Lebih khusus lagi pada era Majapahit dan Mataram Sultan Agung yang banyak menggunakan bahan baku yang berasal dari meteor.

    Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi para peneliti untuk mengungkapkan dari mana para empu mendapatkan meteor sebagai bahan material keris, tombak dan pedang? Pertanyaan besar lainnya adalah bagaimana cara para empu melelehkan logam titanium yang merupakan logam paling keras.

    Sebagai gambarannya adalah logam titanium merupakan jenis logam yang paling keras dengan tingkat kekerasan 9 skala mohs (satu tingkat di bawah berlian) bila Anda mengukurnya menggunakan alat pengukur kekerasan. Tentu untuk melelehkan logam tersebut membutuhkan tungku peleburan dengan suhu ribuan bahkan puluhan ribu derajat celcius.

    Namun Benny menjelaskan para empu jaman dulu suka melekan (tirakatan) dan banyak melihat langit. Kemudian saat ada batu meteorit yang jatuh para empu dapat mencarinya dengan metode penyelarasan alam / transformasi alam, metode meditasi atau lelaku bagi para empu di Jawa adalah suatu metode konvensional untuk mendeteksi dan memilih logam.

    Dia juga menambahkan bahwa menurutnya para empu tahu bahwa batuan dari langit memiliki kandungan yang lebih baik dan juga mempunyai kekuatan alam yang luar biasa. Benny sebagai ahli keris juga menyebutkan banyak kenalannya yang melakukan uji coba pembuatan keris kamardikan (keris baru). Pembuatan keris baru tersebut dilakukan dengan uji coba meteor yang dibeli dari daerah Nantan di Thailand.

    Memang saat ini ada banyak yang menjual meteor untuk keperluan tertentu namun biasanya bahan meteor tersebut memiliki harga yang terbilang mahal. Benny menjelaskan empu Keris di Jawa zaman dahulu memiliki kelebihan sudah bisa memilih bahan untuk membuat keris. Menurutnya para empu dapat menentukan 19 jenis logam terbaik untuk membuat keris dan 17 logam yang tidak baik untuk membuat keris.

    Bahan meteor tersebut bukan merupakan bahan yang sulit didapat pada masa tersebut karena di tanah Jawa banyak dihujani meteor pada masa tersebut. Dalam Catalogue of Meteorites dijelaskan, pernah ada meteor besar yang jatuh di tanah jawa. Meteor tersebut dikenal dengan nama Jatipengilon di Alastoewa, Madiun pada 19 Maret 1884 dengan berat yang mencapai 166 kg yang saat jatuh meteor tersebut melesak sedalam 3 meter ke dalam tanah.
     
    Last edited: Dec 5, 2018
Loading...

Share This Page