Delapan Kitab Pusaka Iblis

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Kwi-ban-san (bukit selaksa iblis) yang terletak
    sebelah utara kota Lijiang merupakan tempat yang
    jarang dilewati dan bahkan tidak pernah dimasuki
    orang, banyak cerita beredar tentang keangkeran
    kwi-ban-san, disamping hutannya yang sangat lebat,
    kwi-ban-san juga memiliki tebing-tebing yang curam
    serta binatang-binatang buas yang bersarang
    didalamnya, dan katanya lagi bahwa setiap malam
    bulan purnama dari arah kwi-ban-san terdengar
    lolongan serigala dan suara-suara yang merindingkan
    bulu roma, desa terdekat dengan kwi-ban-san adalah
    desa butiu yang rata-rata penduduknya bekerja
    sebagai pemburu handal, namun walaupun mereka
    pemburu handal tidak ada satupun diantara mereka
    yang berani lewat kwi-ban-san, bahkan tidak pernah
    terlintas di benak mereka untuk memasuki gerbang
    hutan kwi-ban-san, melewati bukit itu saja sudah
    merinding kononlah lagi memasukinya .
    Namun pada hari itu kwi-ban-san yang ditakuti itu
    dimasuki delapan orang muda-mudi, mereka itu tiga
    orang laki-laki dan lima orang perempuan yang
    berumur sembilan belas sampai dua puluh dua tahun,
    gerakan mereka tangkas dan gesit sebab meraka
    adalah ahli-ahli muda liok-lim yang tidak boleh
    dipandang ringan, dua orang laki-laki diantaranya
    adalah suheng dan sute murid dari pek-mou-kwi
    (iblis berambut putih) sute dari see-sin-lohap (pertapa
    sakti dari barat) yang tua bernama kao-cung-sin dan
    yang muda Sie-lui-kong, sementara seorang laki-laki
    yang lain adalah pouw-sin-hong murid terkasih dari
    toat-beng-kwi (iblis pencabut nyawa) salah seorang
    dari thian-te-sam-kwi yang menggemparkan,
    kemudian tiga dari lima wanita yang cantik dan
    muda itu adalah Liok-swi-hoa, Khu-gin-bi dan Song-
    bi-lan, ketiganya adalah murid dari tok-sim-bimoli
    (iblis wanita berhati racun) sumoi dari see-sin-lohap
    dan pek-mou-kwi, sementara dua gadis yang lain
    adalah Bonita murid dari siang-kiam-kwi (iblis pedang
    kembar) salah satu dari thian-tem-sam-kwi atau cucu
    murid dari see-sin-lohap, kemudian yang seorang lagi
    adalah Lumina murid dari tok-sim-kwi (iblis berhati
    racun) seorang yang lain dari thian-te-sam-kwi,
    mereka semua telah menyaksikan tumbangnya
    guru-guru mereka ditangan kim-khong-taihap
    (pendekar harpa emas) dan disaat terakhir pek-mou-
    kwi memerintahkan mereka untuk menyelamatkan
    diri ke kwi-ban-san .
    Hari itu mereka sudah sampai dikaki bukit kwi-ban-
    san setelah menempuh perjalanan hampir satu tahun
    “sebelum malam kita harus sudah sampai dipuncak ”
    ujar Kao-cung-sin
    “kenapa cung-sin ?” tanya Liok-swi-hoa
    “sebab kalau kita kemalaman dan masih mendaki
    kepuncak maka amat berbahaya hoa-moi.”
    “bahayanya apa , sin-ko ?” tanya Song-bi-lan
    “jika malam hutan ini amat gelap, sementara
    pendakian yang akan kita lakukan banyak dirintangi
    jurang dan tebing yang curam Lan-moi.” jawab Kao-
    cung-sin
    “apakah kamu sudah pernah memasukinya cung-
    sin ?” tanya Lumina
    “benar Lumina, saya dan sin-suheng pernah diajak
    suhu kemari dua tahun yang lalu sewaktu
    mengantar kami ke tempat supek di gyangtse.”
    jawab Sie-lui-kong
    “sie-twako… kira-kira apa bahayanya jika bermalam
    ditengah hutan kwi-ban-san ini ?” tanya Pouw-sin-
    hong
    “pow-te, jika bermalam dihutan ini, kita akan di
    datangi binatang buas yang banyak berkeliaran, bagi
    kita mungkin binatang buas itu tidak jadi masalah.”
    jawab Sie-lui-kong
    “lalu apa masalahnya kong-ko ?” tanya Khu-gin-bi
    “bi-moi didalam hutan ini ada sejenis tawon yang
    sangat beracun yang sengatannya mematikan, kata
    suhu namanya jeng-hong-cu (tawon hijau) dan
    berkeliarannya diwaktu malam.” jawab Sie-lui-kong
    “kalau begitu marilah kita mendaki kepuncak ” sela
    Bonita dan yang lain-lainpun mengangguk
    menyetujui, kedelapan muda-mudi itu lalu bergerak
    cepat memasuki hutan, cung-sin dan lui-kong yang
    sudah pernah memasuki kwi-ban-san sebagai
    penunjuk jalan berlari di depan sementara enam
    yang lain mengikuti dibelakang, tebing-tebing terjal
    dilewati dengan pengerahan sin-kang dan gin-kang
    yang cukup melelahkan, akhirnya sampailah mereka
    kepuncak kwi-ban-san saat mentari sudah hampir
    bersembunyi di ufuk langit sebelah barat
    “eh… dipuncak ini tidak apa-apanya kao-twako ” ujar
    Pouw-sin-hong
    “memang benar pouw-te, tapi kata guru dibawah
    tebing itu ada sebuah goa yang ditempati susiok-
    kong im-kan-siaw-kwi (iblis kecil dari akhirat)” sahut
    Kao-cung-sin
    “apakah jiwi twako pernah memasuki goa
    tersebut ?”
    “belum pouw-te, bahkan suhu sendiripun belum.”
    “lah.. lalu bagaimana kalian tahu ada goa dibawah
    tebing itu ?” tanya Lumina heran sambil menjenguk
    kebawah, hatinya bergidik melihat jurang yang tidak
    berdasar
    “Lumina, suhu hanya menceritakan ketika kami
    berada di puncak ini.” jawab Kao-cung-sin
    “lalu bagaimana sekarang ? hari sudah malam,
    apakah kita bermalam di tempat ini sementara
    mungkin tawon yang engkau ceritakan itu akan
    berkeliaran.” ujar Bonita, semua menatap cung-sin
    dan lui-kong
    “Bonita, jika kita sudah dipuncak ini bahaya tawon
    itu tidak mengintai kita, karena angin disini kuat dan
    suhunya juga sangat dingin karena berhalimun,
    hanya kita harus melewati dingin yang sangat
    sebelum kita turun untuk masuk ke dalam goa.”
    sahut cung-sin, semuanya terdiam sementara
    malampun merambat, halimun pun mulai berhembus
    dan dinginnya sampai menusuk tulang
    Kedelapan muda mudi itu mengambil tempat duduk
    masing-masing dan mengerahkan sin-kang untuk
    melalui malam yang dingin itu, sampai jauh malam
    kedelapan muda itu tidak bergerak mematung
    seperti arca, dan memang mereka tidak
    mengecewakan sebagai murid-murid pentolan liok-
    lim yang ternama dan menggemparkan, keesokan
    harinya sampai matahari naik tinggi, mereka baru
    membuka mata
    “bagimana keadaan kalian ?” tanya cung-sin
    memecah keheningan yang sangat mencekam itu
    “saya baik-baik saja.” jawab Bonita sambil membuka
    matanya, kemudian disusul Swi-hoa dan lain-lain,
    setelah suasana normal kembali mereka menjenguk
    kebawah jurang
    “cung-sin jurang ini sangat dalam, tebingnya juga
    curam dan licin, bagaimana kita bisa turun ?” tanya
    Lumina
    “kita harus memikirkannya Lumina..” jawab cung-sin
    “suheng, menurutmu apa sebab suhu
    memerintahkan kita kesini ?” tanya lui-kong
    “benar kenapa paman pek-mou-kwi menyuruh kita
    kesini, kalau hanya untuk menyelamatkan diri dari
    kim-khong-taihap kenapa harus kesini?” sela sin-
    hong, semua menatap cung-sin , “kong-sute dan
    pouw-te, saya juga tidak tahu kenapa suhu
    memerintahkan kita kesini, hanya jika saya
    mendengar bagaimana suhu jika bercerita tentang
    kesaktian susiok-kong yang tidak pernah menemui
    tanding sampai hari ini.” jawab cung-sin
    “jadi kalau begitu secara tidak langsung suhu
    menyampaikan kepada kita supaya menempa
    kesaktian di sini untuk membalas dendam kepada
    kim-khong-taihap.” ujar lui-kong
    “benar sute, dugaan saya juga demikian.” sahut
    cung-sin, semuanya manggut-manggut
    “sekarang masalahnya bagaimana kita turun ?” sela
    gin-bi samnbil duduk kembali
    “benar, hal ini mesti cepat kita pecahkan, sebab
    kalau kita berada lama di puncak ini bisa-bisa kita
    binasa.” ujar Lumina menegaskan
    “ya, setidaknya dalam satu minggu ini hal ini bisa
    kita carikan jalan, karena kita hanya mampu
    bertahan semingu dalam cengkraman halimun yang
    datang setiap malam.” sela sin-hong menguatkan
    “baiklah jika dalam seminggu kita tidak temukan
    jalan untuk menuruni tebing ini, kita kebali saja
    kedunia ramai.” sahut cung-sin
    “lalu apa yang kita perbuat sekarang ?” tanya swi-
    hoa
    “begini hoa-moi, sekarang kita berpencar turun dari
    puncak mencari apa saja yang sekiranya dapat
    membantu kita menuruni tebing.” jawab cung-sin,
    semuanya mengangguk
    Delapan Kitab Pusaka Iblis
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
  3. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
  4. Sekar Pembayun

    Sekar Pembayun New Member

    Joined:
    Nov 8, 2015
    Messages:
    7
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    3
    Ceritanya sangat menarik,,, kembangkan raden,., hihih
     

Share This Page