Kwi-ban-san (bukit selaksa iblis) yang terletak sebelah utara kota Lijiang merupakan tempat yang jarang dilewati dan bahkan tidak pernah dimasuki orang, banyak cerita beredar tentang keangkeran kwi-ban-san, disamping hutannya yang sangat lebat, kwi-ban-san juga memiliki tebing-tebing yang curam serta binatang-binatang buas yang bersarang didalamnya, dan katanya lagi bahwa setiap malam bulan purnama dari arah kwi-ban-san terdengar lolongan serigala dan suara-suara yang merindingkan bulu roma, desa terdekat dengan kwi-ban-san adalah desa butiu yang rata-rata penduduknya bekerja sebagai pemburu handal, namun walaupun mereka pemburu handal tidak ada satupun diantara mereka yang berani lewat kwi-ban-san, bahkan tidak pernah terlintas di benak mereka untuk memasuki gerbang hutan kwi-ban-san, melewati bukit itu saja sudah merinding kononlah lagi memasukinya . Namun pada hari itu kwi-ban-san yang ditakuti itu dimasuki delapan orang muda-mudi, mereka itu tiga orang laki-laki dan lima orang perempuan yang berumur sembilan belas sampai dua puluh dua tahun, gerakan mereka tangkas dan gesit sebab meraka adalah ahli-ahli muda liok-lim yang tidak boleh dipandang ringan, dua orang laki-laki diantaranya adalah suheng dan sute murid dari pek-mou-kwi (iblis berambut putih) sute dari see-sin-lohap (pertapa sakti dari barat) yang tua bernama kao-cung-sin dan yang muda Sie-lui-kong, sementara seorang laki-laki yang lain adalah pouw-sin-hong murid terkasih dari toat-beng-kwi (iblis pencabut nyawa) salah seorang dari thian-te-sam-kwi yang menggemparkan, kemudian tiga dari lima wanita yang cantik dan muda itu adalah Liok-swi-hoa, Khu-gin-bi dan Song- bi-lan, ketiganya adalah murid dari tok-sim-bimoli (iblis wanita berhati racun) sumoi dari see-sin-lohap dan pek-mou-kwi, sementara dua gadis yang lain adalah Bonita murid dari siang-kiam-kwi (iblis pedang kembar) salah satu dari thian-tem-sam-kwi atau cucu murid dari see-sin-lohap, kemudian yang seorang lagi adalah Lumina murid dari tok-sim-kwi (iblis berhati racun) seorang yang lain dari thian-te-sam-kwi, mereka semua telah menyaksikan tumbangnya guru-guru mereka ditangan kim-khong-taihap (pendekar harpa emas) dan disaat terakhir pek-mou- kwi memerintahkan mereka untuk menyelamatkan diri ke kwi-ban-san . Hari itu mereka sudah sampai dikaki bukit kwi-ban- san setelah menempuh perjalanan hampir satu tahun “sebelum malam kita harus sudah sampai dipuncak ” ujar Kao-cung-sin “kenapa cung-sin ?” tanya Liok-swi-hoa “sebab kalau kita kemalaman dan masih mendaki kepuncak maka amat berbahaya hoa-moi.” “bahayanya apa , sin-ko ?” tanya Song-bi-lan “jika malam hutan ini amat gelap, sementara pendakian yang akan kita lakukan banyak dirintangi jurang dan tebing yang curam Lan-moi.” jawab Kao- cung-sin “apakah kamu sudah pernah memasukinya cung- sin ?” tanya Lumina “benar Lumina, saya dan sin-suheng pernah diajak suhu kemari dua tahun yang lalu sewaktu mengantar kami ke tempat supek di gyangtse.” jawab Sie-lui-kong “sie-twako… kira-kira apa bahayanya jika bermalam ditengah hutan kwi-ban-san ini ?” tanya Pouw-sin- hong “pow-te, jika bermalam dihutan ini, kita akan di datangi binatang buas yang banyak berkeliaran, bagi kita mungkin binatang buas itu tidak jadi masalah.” jawab Sie-lui-kong “lalu apa masalahnya kong-ko ?” tanya Khu-gin-bi “bi-moi didalam hutan ini ada sejenis tawon yang sangat beracun yang sengatannya mematikan, kata suhu namanya jeng-hong-cu (tawon hijau) dan berkeliarannya diwaktu malam.” jawab Sie-lui-kong “kalau begitu marilah kita mendaki kepuncak ” sela Bonita dan yang lain-lainpun mengangguk menyetujui, kedelapan muda-mudi itu lalu bergerak cepat memasuki hutan, cung-sin dan lui-kong yang sudah pernah memasuki kwi-ban-san sebagai penunjuk jalan berlari di depan sementara enam yang lain mengikuti dibelakang, tebing-tebing terjal dilewati dengan pengerahan sin-kang dan gin-kang yang cukup melelahkan, akhirnya sampailah mereka kepuncak kwi-ban-san saat mentari sudah hampir bersembunyi di ufuk langit sebelah barat “eh… dipuncak ini tidak apa-apanya kao-twako ” ujar Pouw-sin-hong “memang benar pouw-te, tapi kata guru dibawah tebing itu ada sebuah goa yang ditempati susiok- kong im-kan-siaw-kwi (iblis kecil dari akhirat)” sahut Kao-cung-sin “apakah jiwi twako pernah memasuki goa tersebut ?” “belum pouw-te, bahkan suhu sendiripun belum.” “lah.. lalu bagaimana kalian tahu ada goa dibawah tebing itu ?” tanya Lumina heran sambil menjenguk kebawah, hatinya bergidik melihat jurang yang tidak berdasar “Lumina, suhu hanya menceritakan ketika kami berada di puncak ini.” jawab Kao-cung-sin “lalu bagaimana sekarang ? hari sudah malam, apakah kita bermalam di tempat ini sementara mungkin tawon yang engkau ceritakan itu akan berkeliaran.” ujar Bonita, semua menatap cung-sin dan lui-kong “Bonita, jika kita sudah dipuncak ini bahaya tawon itu tidak mengintai kita, karena angin disini kuat dan suhunya juga sangat dingin karena berhalimun, hanya kita harus melewati dingin yang sangat sebelum kita turun untuk masuk ke dalam goa.” sahut cung-sin, semuanya terdiam sementara malampun merambat, halimun pun mulai berhembus dan dinginnya sampai menusuk tulang Kedelapan muda mudi itu mengambil tempat duduk masing-masing dan mengerahkan sin-kang untuk melalui malam yang dingin itu, sampai jauh malam kedelapan muda itu tidak bergerak mematung seperti arca, dan memang mereka tidak mengecewakan sebagai murid-murid pentolan liok- lim yang ternama dan menggemparkan, keesokan harinya sampai matahari naik tinggi, mereka baru membuka mata “bagimana keadaan kalian ?” tanya cung-sin memecah keheningan yang sangat mencekam itu “saya baik-baik saja.” jawab Bonita sambil membuka matanya, kemudian disusul Swi-hoa dan lain-lain, setelah suasana normal kembali mereka menjenguk kebawah jurang “cung-sin jurang ini sangat dalam, tebingnya juga curam dan licin, bagaimana kita bisa turun ?” tanya Lumina “kita harus memikirkannya Lumina..” jawab cung-sin “suheng, menurutmu apa sebab suhu memerintahkan kita kesini ?” tanya lui-kong “benar kenapa paman pek-mou-kwi menyuruh kita kesini, kalau hanya untuk menyelamatkan diri dari kim-khong-taihap kenapa harus kesini?” sela sin- hong, semua menatap cung-sin , “kong-sute dan pouw-te, saya juga tidak tahu kenapa suhu memerintahkan kita kesini, hanya jika saya mendengar bagaimana suhu jika bercerita tentang kesaktian susiok-kong yang tidak pernah menemui tanding sampai hari ini.” jawab cung-sin “jadi kalau begitu secara tidak langsung suhu menyampaikan kepada kita supaya menempa kesaktian di sini untuk membalas dendam kepada kim-khong-taihap.” ujar lui-kong “benar sute, dugaan saya juga demikian.” sahut cung-sin, semuanya manggut-manggut “sekarang masalahnya bagaimana kita turun ?” sela gin-bi samnbil duduk kembali “benar, hal ini mesti cepat kita pecahkan, sebab kalau kita berada lama di puncak ini bisa-bisa kita binasa.” ujar Lumina menegaskan “ya, setidaknya dalam satu minggu ini hal ini bisa kita carikan jalan, karena kita hanya mampu bertahan semingu dalam cengkraman halimun yang datang setiap malam.” sela sin-hong menguatkan “baiklah jika dalam seminggu kita tidak temukan jalan untuk menuruni tebing ini, kita kebali saja kedunia ramai.” sahut cung-sin “lalu apa yang kita perbuat sekarang ?” tanya swi- hoa “begini hoa-moi, sekarang kita berpencar turun dari puncak mencari apa saja yang sekiranya dapat membantu kita menuruni tebing.” jawab cung-sin, semuanya mengangguk Delapan Kitab Pusaka Iblis
selengkapnya lihat di http://cerita-silat.mywapblog.com/daftar-cerita-silat-terbaru-1-versi-terb.xhtml