Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra menyebut 7 jenderal yang ditolak Amerika Serikat termasuk Wiranto dan Pramono Edhie Wibowo. Gerindra membantah sengaja menabuh genderang 'perang para jenderal. "Saya pikir sama sekali tidak ada maksud untuk itu. Itu satu data yang memang perlu diverifikasi dan itu bukan dengan tujuan politik," kata Waketum Gerindra Fadli Zon kepada detikcom, Jumat (14/2/2014). Menurut Fadli, justru dengan dibuka data itu Gerindra ingin Amerika yang mengklarifikasi. Meskipun Gerindra tak peduli Prabowo termasuk yang di blacklist AS. "Kita meminta pemerintah AS melakukan klarifikasi terhadap hal-hal itu. Meskipun Gerindra sendiri tidak peduli dengan masalah itu," kata Fadli. Fadli menambahkan para jenderal yang di blacklisti AS juga belum tentu bersalah. Pernyataan Hashim justru diarahkan untuk menjernihkan persoalan itu. "Jadi kita tidak ingin (menyerang). Kalaupun itu benar saya kira bisa saja informasi yang diterima pihak Amerika yang salah," kata Fadli. Sebelumnya Hashim menyebut ada 7 jenderal yang ditolak Amerika. PD menyebut Gerindra melakukan black campaign terhadap pencapresan Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, adik SBY. Partai Hanura juga bereaksi keras karena capres mereka Wiranto ikut disebut ditolak Amerika. Pramono juga langsung bersuara keras menyerang balik adik Letjen (Purn) Prabowo itu. "Menuduh seseorang bahwa seseorang dinyatakan oleh negara lain melakukan pelanggaran HAM, adalah pelanggaran HAM itu sendiri," kata Pramono Edhie dalam siaran pers, Kamis (13/2). Sumber: Detik.com