Golok Halilintar

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 10, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    TAHUN ITU adalah tahun kedua dari Kerajaan Goan,
    sementara runtuhnya kerajaan Song sudah genap
    mencapai
    enam-puluh tahun.
    Di suatu musim semi pada bulan ke tujuh, penduduk
    kota
    KangIam waktu.itu sedang menikmati keindahan
    pohon-pohon
    bunga yang sedang bersemi.
    "Cuaca sudah mulai gelap ketika seorang laki-laki
    muda
    perkasa, berusia kira tiga puluh tahun, memakai baju
    biru dan
    sepatu rumput, nampak sedang berjalan di jalannya
    dengan
    tindakan kaki lebar, di sepanjang kedua tepi jalan
    raya itu,
    buah tho yang merah merekah serta bunga-bunga liu
    yang
    hijau nampak indah semarak namun laki-laki muda
    perkasa itu
    sama sekali tidak memberikan perhatiannya.
    Laki-laki muda perkasa itu adalah Lim Tiauw Kie,
    yang
    rnemiliki kepandaian ilmu silat sudah mencapai batas
    kemampuannya, ia sedang melakukan perjalananan
    mengamalkan ilmu kepandaiannya dan baru saja
    membinasakan seorang penjahat besar di propinsi
    Hok-kian,
    yang mengganas di kalangan rakyat jelata, penjahat
    itu tidak
    hanya memiliki kepandaian ilmu silat tinggi, tetapi
    juga sangat
    licin luar biasa sehingga setelah melakukan
    penyelidikan
    selama kira-kira dua bulan lamanya, barulah Lim
    Tiauw Kie
    berhasil mencari tempat permukiman penjahat itu,
    Dalam
    2
    suatu pertempuran yang sangat hebat, ia telah
    berhasil
    mengalahkan dan membinasakan penjahat itu,
    kemudian ia
    bermaksud kembali ke tempat kediamannya di kota
    Leng-lam.
    Sementara itu jalan yang sedang ditempuhnya
    ternyata
    kian lama menjadi semakin berkurang lebarnya,
    sedangkan di
    sisi sebelah kanan jalan raya itu kini berdampingan
    dengan
    pantai laut. Tiba-tiba ia melihat tanah datar nampak
    licin
    mengkilat bagaikan kaca, dan dibagi menjadi petak-
    petak
    yang luasnya kira-kira tujuh-delapan tombak persegi.
    Sebagai seorang yang telah seringkali melakukan
    perjalanan di sebelah utara dan selatan Sungai Besar,
    Lim
    Tiauw Kie mempunyai banyak pengalaman, namun
    ia belum
    pernah melihat tanah yang licin mengkilat dan yang
    dianggapnya sangat luar biasa. Setelah ia menanya
    kepada
    seorang penduduk setempat yang kebenaran
    berpapasan,
    maka tahulah dia bahwa petak-petak itu merupakan
    ladang
    garam.
    Untuk membuat garam, penduduk setempat
    memasukkan
    air laut ke dalam petak-petak ladang itu, Setelah
    dijemur
    kerinq, mereka mengumpulkan pasir yang
    mengandung garam
    dan dijemur lagi sampai menjadi garam yang putih
    bersih
    sekali.
    Perhatian Lim Tiauw Kie menjadi amat tertarik,
    karena
    sesungguhnya selama hidupnya ia belum pernah
    melihat dan
    mengetahui tentang cara-cara membuat garam.
    Konon selagi ia tertegun menyaksikan petak-petak
    ladang
    garam itu, mendadak ia melihat ada serombongan
    orang
    sebanyak kira-kira dua puluh lebih, sedang memikul
    barang
    bawaan dengan menggunakan pikulan. Mereka
    sedang
    mendatangi dengan cepat dari jalan kecil sebelah
    barat,
    semuanya memakai pakaian yang seragam
    bentuknya, baju
    dengan celana pendek warna hijau dan kepala
    ditutup dengan
    tudung lebar, sepintas lalu, dapat Lim Tiauw Kte
    menduga
     
Loading...
Similar Threads - Golok Halilintar
  1. cerita-silat
    Replies:
    9
    Views:
    1,176

Share This Page