Harga batu akik pacitan Jawa Timur

Discussion in 'General Lifestyle' started by zulsyid, Feb 25, 2015.

  1. zulsyid

    zulsyid Member

    Joined:
    Aug 20, 2013
    Messages:
    573
    Likes Received:
    17
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Produksi batu mulia di Pacitan, Jawa Timur, kian menggeliat seiring ditemukannya lokasi penggalian batu kalsedon di ladang milik warga Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo, sejak dua pekan terakhir. "Permintaan batu akik dari pembeli semakin bertambah,’’ kata Dhomin Raharjo, salah seorang perajin batu mulia.

    Selama 15 hari terakhir, menurut dia, rata-rata batu akik yang diproduksi mencapai 160 biji per hari. Padahal, sebelum batu kalsedon digali secara massal di desa tersebut, batu akik yang dihasilkan hanya 100 biji per hari. Kondisi ini berbanding lurus dengan omzet yang didapat. "Sejak tempat penggalian batu kalsedon ditemukan, omzet per hari rata-rata Rp 900 ribu. Sebelumnya hanya di kisaran Rp 500–700 ribu," ujarnya.

    Peningkatan omzet itu tak lepas dari keunikan batu kalsedon. Setelah diolah, mulai dipotong, dihaluskan, dan dipoles, molekul air di batu yang banyak dijadikan mata akik itu tampak jelas. "Kualitasnya bagus karena kadar kekerasannya mencapai tujuh," ucap dia.

    Harga per biji mata akik bervariasi, berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. Perbedaan harga ini bergantung pada ukuran dan kualitas batu. Kualitas yang bagus, kata Dhomin, berwarna kuning kehitam-hitaman. Jenis ini paling cepat laku. "Pengepul dari Solo, Surabaya, dan Jakarta lebih banyak memilih jenis ini,’’ ujarnya.

    Pengepul dari luar kota tersebut sudah rutin kulakan batu mulia pada perajin di Pacitan selama beberapa tahun. Sebelum penggalian batu kalsedon di Gendaran berlangsung, bahan baku diambil dari Kecamatan Punung dan Tegalombo. Tidak itu saja, para perajin juga mencari bahan baku ke Ponorogo.

    Sekarang, dengan ditemukannya lokasi penggalian batu kalsedon, perekonomian warga di desa itu ikut terkerek. Saban hari, puluhan orang melakukan penggalian di ladang yang luasnya sekitar 250 meter persegi. Temuan batu kalsedon lalu dijual kepada perajin dengan harga antara Rp 30 ribu hingga Rp 3,5 juta. "Semakin kecil semakin murah,’’ kata Ruman, salah seorang warga yang juga ikut mencari batu kalsedon. Setidaknya, batu kalsedon yang diangkat dari lahan seluas seperempat hektare itu sudah laku Rp 40 juta.

    Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pacitan, Sar Setyo Utomo, menyatakan wilayah Kecamatan Donorojo memang berpotensi mengandung batu alam. Namun selama ini aktivitas pencariannya yang melibatkan banyak warga baru kali ini terjadi. "Sebelum-sebelumnya hanya orang-orang tertentu yang mencari. Tapi di Gendaran hampir semua orang terlibat," katanya. Potensi ini, dia menambahkan, tidak lepas dari proses geologi di Pacitan yang secara geografis memiliki banyak perbukitan kapur.

    Credit to : batu akik pacitan
     
Loading...

Share This Page