Harga Giok Aceh SeMakin Tinggi

Discussion in 'General Lifestyle' started by zulsyid, Jan 14, 2015.

  1. zulsyid

    zulsyid Member

    Joined:
    Aug 20, 2013
    Messages:
    573
    Likes Received:
    17
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Harga batu giok di Kabupaten Aceh Tengah terus melambung, seiring permintaan terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir ini. Untuk satu kilogram, harganya sudah ada yang seperti emas, mencapai jutaan rupiah, seiring belum ada regulasi dari pemerintah, kecuali harga yang berlaku di pasar bebas.

    “Potensi batu yang kita miliki hanya ada dua jenis, nefrit dan indocrase yang memiliki ratusan jenis,” kata Edi, salah seorang kolektor batu di Aceh Tengah, yang ditanyai Serambi, Sabtu (3/1). Menurut Edi, kualitas batu mulia atau giok yang berada daerah dataran tinggi Gayo (DTG) merupakan kualitas terbaik, namun, belum ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

    Sehingga, penambangan maupun peredaran batu giok di Aceh Tengah, terkesan tanpa aturan. “Semestinya pemerintah bisa membuat semacam regulasi yang mengatur tentang batu mulia ini, agar peredaran serta penjualannya bisa terkontrol dengan baik dan kita khawatir, dalam beberapa tahun ke depan, potensi ini akan habis,” ujarnya.

    Berbicara tentang harga, lanjut Edi, berlaku hukum ekonomi ataupun hukum dagang, dimana harga semakin tinggi, jika barang sedikit, tetapi permintaan tinggi. Bahkan untuk saat ini, indocrase jenis solar maupun bio solar, mencapai jutaan rupiah per kg, bahkan harga bisa lebih tinggi jika kualitas batu yang dijual bermutu tinggi.

    “Sebenarnya indocrase banyak jenisnya, hanya saja sekarang orang menyebut, ada solar dan bio solar. Itu hanya bahasa pasaran saja,” ungkapnya. Disampaikan, untuk batu giok indocrase, terbagi ratusan jenis, diantaranya jenis solar, bio solar, lumut, totol gerimis, totol jarum, belimbing, neon, serta beragam jenis lainya.

    Sedangkan penamaan giok tersebut, bukan nama sebenarnya atau nama ilmiah, melainkan hanya penyebutan disesuaikan dengan bentuk dan warna. “Kalau barang jadi, kisaran harganya mulai dari harga Rp 3 juta, sampai dengan puluhan juta rupiah. Karena memang batu mulia dari daerah ini bernilai tinggi,” ucapnya.

    Sementara, demam batu giok di daerah penghasil kopi itu, telah merasuki hampir semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, batu giok sudah menjadi bagian dari perbincangan sehari-hari.

    Bahkan, kawasan Bale Atu yang berada di pusat Kota Takengon, seakan telah berubah menjadi “kampung giok” lantaran di saban hari dipadati warga yang ingin membuat batu cincin. Di sepanjang jalan di kawasan Bale Atu, berjajar para pengrajin cincin.

    Sedangkan, untuk daerah penghasil batu giok di Kabupaten Aceh Tengah, untuk saat ini, terdapat di kawasan Kampung Lumut, Kecamatan Linge, Kampung Pantan Reduk, Kecamatan Linge serta sebagian di kawasan Jagong Jeget, Kecamatan Jagong Jeged, serta Atu Lintang Kecamatan Atu Lintang.

    Sebelumnya dilaporkan, bongkahan giok dibeli oleh pedagang pengumpul, antara Rp 150 ribu sampai Rp 400 ribu/kg, tergantung kualitas dan jenisnya. Seorang pedagang batu giok, Iman, salah seorang warga Belang Kolak Takengon pada 4 September 2014 mengatakan, sejak sebulan terakhir, banyak warga yang berburu batu giok ke wilayah Linge. Dia menyebutkan, perburuan itu bukan hanya untuk dijual, karena harganya cukup menggiurkan, tetapi juga sebagai perhiasan pribadi,

    “Harga batu giok yang dibeli di lokasi penggalian antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per kilogram, bahkan ada yang mencapai Rp 400 ribu per kilogram,” ujarnya. Menurut dia, batu giok asal Gayo tak kalah menarik dengan batu giok di kawasan lain di Aceh

    Sumber : Harga Batu Giok Aceh
     
  2. Fertile

    Fertile New Member

    Joined:
    Jan 14, 2015
    Messages:
    4
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    bagus juga tuh batunya kwkwk
    harganya pasti selangit tuh
     
  3. rahman andi

    rahman andi Member

    Joined:
    Jan 14, 2015
    Messages:
    386
    Likes Received:
    25
    Trophy Points:
    28
    di desa saya lagi trend batu . anak-anak remaja paling banyak minatnya*jail*
     
Loading...

Share This Page