Harpa Iblis Jari Sakti

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 10, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Angin menerpa bendera besar itu sehingga terdengar
    suara berdesah-desah, warna dasarnya biru,
    diatasnya ada sulaman warna warni bergambar
    seekor harimau yang hidup sekali. Di bagian
    bawahnya ada sulaman tulisan empat huruf
    "Thian Houw Piau Kiok" Bendera itu memang
    tertancap di atas genteng gedung Thian Houw Piau
    Kiok (Ekspedisi Harimau Langit) itu.
    Thian Houw Piau Kiok boleh dibilang merupakan
    Ekspedisi terbesar di antara lima propinsi sebelah
    Selatan. Barang-barang yang dikawal perusahaan ini
    rata-rata bernilai laksaan tail uang perak. Namun
    selama ini belum pernah terjadi kegagalan.
    Bukannya para golongan hitam tidak
    menginginkannya, tapi karena mereka tidak berani
    membentur majikan Ekspedisi itu, Si Harimau Langit
    Lu Sin Kong juga istrinya, Sebun It Nio.
    Si Harimau Langit Lu Sin Kong merupakan salah satu
    di antara para murid Go bi Pai yang tidak
    menyucikan diri menjadi pendeta dan menonjol
    sekali kepandaiannya. Ilmu tenaga dalam
    (Iweekang) maupun tenaga luar (Gwakang) nya
    sudah mencapai taraf yang tinggi sekali. Umumnya,
    bila seseorang sudah mencapai taraf ini, dia akan
    memilih hidup menyucikan diri di pegunungan yang
    tenang atau bersemadi sehingga menjadi orang
    sakti.
    Namun Thian Houw Lu Sin Kong masih membuka
    perusahaan pengawalan di wilayah Lam Cong.
    Watak Lu Sin Kong cukup setia kawan, suka
    menolong yang lemah. Hanya ada sedikit
    penyakitnya, yakni agak 2

    serakah dan tamak terhadap kekayaan. Sebetulnya
    hal ini juga tidak dapat disebut penyakit. Manusia
    normal mana yang tidak ingin mencari harta
    sebanyak-banyaknya, apalagi yang telah
    berkeluarga?
    Mengandalkan nama besar Lu Sin Kong, barang
    semahal apa pun yang dikawalnya, Lu Sin Kong tidak
    perlu turun tangan sendiri. Asal dia memerintahkan
    salah seorang Piausunya lalu menancapkan bendera
    Thian Houw Piau Kiok di kereta kawalannya pasti
    tidak ada yang berani mengganggu gugat. Walaupun
    misalnya ada orang yang berani membentur Thian
    Houw Lu Sin Kang, tapi sudah pasti mereka tidak
    berani mencari gara-gara dengan istrinya, Sebun It
    Nio.
    Walaupun Sebun It Nio tinggal di wilayah selatan,
    namun pada dasarnya wanita ini adalah ketua atau
    Ciangbunjin Tiam Cong Pai di Hun Lam. Ia juga
    terhitung kakak seperguruan Enam Elang Leng Siau
    Ing. Kepandaiannya tinggi sekali. Nama besarnya di
    dunia Kang Ouw tidak kalah dengan nama
    suaminya.
    Oleh karena itu, kecuali berlatih ilmu silat, pekerjaan
    Lu Sin Kong sehari-hari di rumah hanya mengajak
    anaknya bermain. Kadang-kadang ada beberapa
    sahabatnya yang datang untuk mengobrol masalah
    yang menyangkut dunia persilatan masa itu.
    Pada usia lima puluh tahun, Lu Sin Kong baru
    memperoleh seorang putera yang diberi nama Lu
    Leng. Usia Lu Leng sekarang dua belas tahun. Sejak
    anak itu masih bayi, pasangan suami istri Lu Sin Kong
    sudah mencari berbagai obat-obatan yang
    bermanfaat bagi orang yang belajar silat agar
    tubuhnya menjadi kuat.
    3

    Sejak Lu Leng berusia delapan tahun, baik Lu Sin
    Kong maupun Sebun It Nio sudah mulai mengajarkan
    kepandaian yang mereka miliki. Itulah sebabnya
    dalam usia yang masih kecil saja, ilmu silat Lu Leng
    sudah mempunyai dasar yang cukup kuat. Bahkan
    mereka juga mendatangkan beberapa jago dari Go
    Bi Pai dan Tiam Cong Pai untuk memberi petunjuk
    kepada putera mereka dengan harapan kelak akan
    menjadi manusia yang berguna.
    Hari itu awal musim gugur. Cuacanya cerah dan
    udaranya hangat. Bendera yang terpancang di atas
    gedung Thian Houw Piau Kiok berkibar dengan
    gagah. Beberapa orang pegawainya sedang
    melepaskan lelah di samping serambi, tiba-tiba
    terdengar suara beberapa orang yang bertanya,
    "Apakah Lu Cong Piau Tau ada di tempat?"
    Para pegawai itu menolehkan kepalanya. Tampak
    beberapa pelayan yang mengenakan kopiah lebar
    berdiri tegak di hadapan mereka. Melihat
    penampilannya, dapat dipastikan bahwa mereka
    merupakan utusan dari keluarga kaya. Pemimpin
    para pegawai itu tidak berani membuang waktu
    lama-lama, cepat-cepat dia menyahut,
    "Ada, ada Entah para Kuan Ke (Kepala Pelayan)
    sekalian ada perintah apa?"
    Keempat orang itu tidak menjawab sepatah kata
    pun.
    Mereka langsung membalikkan tubuhnya lalu pergi
    begitu saja. Pegawai-pegawai Thian Houw Piau Kiok
    jadi heran melihatnya.
    Selang beberapa lama, seseorang yang berdandan
    seperti Kuan Ke juga, namun dengan pakaian yang
    jauh lebih mewah
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page