Harta Karun Jenghis Khan - kho ping hoo

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    KOTA An-keng terletak di tepi Sungai Yang-ce,
    sebuah kota besar di utara Sungai itu dari Propinsi
    An-hwi. Karena letaknya yang strategis, dekat
    dengan Sungai besar Yang-ce yang datang dari kota
    besar Wu-han dan menuju ke kota Nan-keng, maka
    kota An-keng ini amat ramai dan menjadi pusat
    perdagangan yang diangkut melalui Sungai itu.
    Perdagangan yang amat ramai di kota itu membuat
    An-keng menjadi tempat yang banyak dikunjungi
    para pedagang sehingga bukan hanya toko-toko
    besar, akan tetapi juga restoran-restoran dan hotel-
    hotel tumbuh bagaikan jamur di musim hujan.
    Selain terkenal sebagai kota dagang yang ramai,
    juga An-keng mempunyai tempat plesiran di tepi
    Sungai Yang-ce yang sengaja dibuat oleh pemerintah
    daerah. Tempat ini adalah sebuah telaga buatan
    yang mendapatkan airnya dari sungai itu dan di
    sekitar telaga ini ditanami bunga-bunga yang indah.
    Juga telaga itu sendiri merupakan tempat bersantai
    yang menarik. Di satu bagian terdapat tanaman
    bunga teratai merah putih yang melatarbelakangi
    angsa-angsa putih berleher panjang yang berenang-
    renang dengan cantiknya di sekitar bunga-bunga
    teratai itu. Ada bagian di mana orang dapat
    memancing ikan, berperahu, atau duduk dengan
    santainya di restoran-restoran di tepi danau buatan,
    minum arak sambil menikmati pemandangan indah,
    melihat perahu-perahu berlalu lalang ditumpangi
    muda mudi yang asik berpacaran. Angin yang sejuk
    membuat orang makin betah dan suasana yang
    nyanian itu membuat orang lupa bahwa dia telah
    menghabiskan seekor bebek panggang yang
    terkenal di tempat itu, ditemani arak seguci kecil
    Makin mabok, makin menarik dan indahlah suasana
    di sekitar Telaga Teratai Merah Putih di kota An-keng
    dan di sana sini terdengar sasterawan-sasterawan
    yang sudah mabok bernyanyi atau membaca sajak-
    sajak yang indah. Makin siang, suasana menjadi
    semakin meriah, apa lagi karena beberapa orang
    hartawan telah menyewa sekelompok wanita
    pemain musik dan penyanyi, membawa mereka ke
    dalam perahu dan suara nyanyian dan yang-kim
    mengalun bersama-sama permukaan air danau yang
    diguncang oleh perahu-perahu itu.
    Di dalam sebuah di antara restoran-restoran yang
    dibangun di tepi pantai, bangunannya merupakan
    panggung agak tinggi yang menjulur ke air sehingga
    para tamu yang duduk makan minum seolah-olah
    merasa berada di atas perahu besar yang tidak
    bergerak, nampak sepasang orang muda duduk
    sambil menghadapi bebek panggang dan arak.
    Mereka itu merupakan pasangan yang cocok dan
    sedap dipandang. Yang pria berusia kurang lebih
    duapuluh tiga tahun, berkulit muka putih dengan
    sepasang alis hitam berbentuk golok, wajahnya
    tampak sekali dan gerak-geriknya amat halus.
    Pakaiannya seperti pakaian seorang pemuda pelajar,
    akan tetapi kulau biasanya para pelajar itu
    berpakaian dan bersikap sederhana, sebaliknya
    pakaian pemuda itu rapi sekali, bahkan mendekati
    pesolek walaupun sikapnya tidak berlebih-lebihan
    seperti biasa sikap pemuda-pemuda bangsawan
    yang kerjanya hanya menjual tampang dan
    memamerkan kekayaan padahal batinnya kosong.
    Pemuda ini berpakaian rapi, bersikap halus dan
    senyum manis selalu tersungging di bibirnya. Akan
    tetapi, kalau ada orang yang sudah biasa
    berkecimpung di dunia persilatan dan mempunyai
    pandang mata seorang ahli, tentu dia curiga terhadap
    pemuda halus tampan ini. Sepasang matanya
    mencorong penuh kekuatan, tajam menusuk seperti
    hendak menembus dada orang lain untuk
    menjenguk isi hatinya. Selain itu, juga ada sesuatu
    tersembunyi dalam gerakan halus itu, sesuatu yang
    membayangkan kekuatan yang amat hebat.
    Regangan-regangan jari tangannya kalau bergerak,
    kedudukan tubuh dan kedua lengannya, bagi orang
    yang berpemandangan tajam tentu akan mengenal
    gerakan otomatis seorang ahli silat
    Temannya juga amat menarik perhatian. Seorang
    wanita muda yang usianya sebaya, andaikata lebih
    tua sedikitpun tidak akan ketahuan karena memang
    wanita itu cantik sekali dan ada kelembutan yang
    membuat ia nampak lebih muda dari pada
    temannya. Wanita muda itu cantik jelita dan manis,
    kulitnya putih kemerahan dan seperti juga temannya
    itu, iapun berpakaian indah. Wajahnya yang cantik
    manis itu tidak memakai hiasan terlalu tebal, dan
    memang hal itu tidak perlu, bahkan mungkin akan
    merusak kecantikannya yang aseli. Bibir yang tipis
    penuh itu memang tidak membutuhkan pemerah lagi
    karena sudah merekah merah dan selalu seperti
    basah. Alisnya yang kecil panjang itu memang sudah
    hitam sekali, tidak perlu ditambah penghitam alis
    lagi. Ketawanya cerah dan suaranya merdu.
    Sepasang matanya juga akan membuat ahli silat
    yang berpemandangan tajam terkejut karena mata
    itu kadang-kadang mencorong, kadang-kadang
    mengeluarkan sinar yang demikian dingin
    menyeramkan, akan tetapi kadang-kadang juga
    penuh gairah yang hangat dan hidup. Sejak tadi
    keduanya duduk di restoran itu, makan minum,
    bercakap-cakap, kadang-kadang berbisik-bisik dan
    nampak nyata kasih sayang terpancar pada pandang
    mata mereka kalau mereka sudah berbisik-bisik
    saling pandang seperti itu. Ada kalanya mereka
    kelihatan seperti sepasang muda mudi yang asik
    berpacaran, akan tetapi kadang-kadang mereka
    bicara serius. Ketika terdengar suara nyanyian dan
    suara sasterawan-sasterawan tua yang mabok
    bersajak di atas perahunya yang meluncur tanpa
    tujuan di atas air, terdengar wanita muda itu tertawa
    merdu dan tangan kirinya menutupi mulut dengan
    gaya yang menarik.
    "Apa yang kauketawakan?" tanya pemuda itu sambil
    menatap wajah temannya dengan penuh kagum.
    Sudah tiga tahun dia hidup di samping gadis ini
    namun setiap kali dia masih terpesona mengagumi
    kecantikannya. Kalau gadis itu sudah tertawa,
    dengan sepasang matanya ikut tertawa, hidungnya
    yang kecil itu agak dikernyitkan seperti itu, ada
    sesuatu yang membuatnya merasa terharu,
    keharuan yang muncul karena rasa sayang yang
    amat besar yang seolah-olah menembus jantungnya
    dan membuat dia yakin betapa besar rasa cintanya
    kepada gadis ini. Rasa cinta inilah yang
    mendatangkan semua keindahan dan kecantikan itu.
    Bagi pandang mata orang lain, belum tentu gadis itu
    akan nampak sedemikian cantik dan indahnya di
    waktu tertawa seperti itu, akan tetapi bagi dia, dunia
    seolah-olah ikut tertawa bersama mata yang
    bersinar-sinar, hidung yang tertarik ke atas dan gigi
    yang mengintai sekilas di balik sepasang bibir merah
    basah yang terbuka itu.
    "Kau tidak dengar sajak sasterawan tua yang berdiri
    bergoyang-goyang mabok di atas perahunya yang
    lewat tadi?"
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:

Share This Page