Hidup Enjoy Ala Kang Santri

Kang Santri adalah seseorang yang selalu bahagia, entah itu ada uang atau tidak, yang penting bisa berkumpul bareng itu sudah suatu anugerah yang sangat indah yang tak terlupakan. Walaupun terkadang makan hanya satu nampan untuk bersama, justru disitulah letak kedamaiannya. Sesuatu yang tidak di dapat di rumah makan atau restoran manapun. Suasana itu juga lah yang selalu teringat beberapa tahun kemudian setelah masing-masing berkeluarga.

Kami santri terkadang melihat dunia luar itu aneh, katanya kebersihan adalah pangkal sehat, namun nyatanya, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan santri, apapun sesuatunya selagi itu masih bisa dimanfaatkan oke saja. Tempat untuk makan yang menurut orang umum tidak higenis kami anggap biasa. Air yang digunakan untuk keperluan yang orang luar anggap tidk memadai kmi santai saja. Soal tidur, yang katanya mnimal 8 jam kami tidur hanya 5 jam oke saja.

Ini belum masalah yang lain-lain, msalnya soal mandi karena kmar mandinya terbatas dan santrinya banyak. Kami biasa mandi brsama-sama dikolam umum mnggunakan sarung telesan, dan asal tau saja yg namanya sarung telesan itu sdah berhari-hari bhkan brminggu-minggu brada ditempat pemandian tidak dicuci. Apakah kami jijik? Tidak. Malahan kami berebut untuk mendapatkan sarung itu saat mandi.

Belum lagi msalah mencuci, dari sekian ratus santri kamar mandi tmpat nyuci cma berapa meter saja. Jadi kalau mau nyuci harus siap untuk antri minimal 3 jam, bhkan hrus rela mnunggu sampai dini hari. Sungguh luar biasa perjuangan santri. Apkah kami mnderita? Sekali lagi tidak

Ini adlah anugerah trindah dri Tuhan, kami bnar-benr menikmati. Masa-masa itu sngguh trkenang skali, kami rindu dngan masa-masa itu. Mungkin inilah mengapa pejabat yg dari Pesantren selalu siap menerima segala keadaan, bukan krn gaji yang menjadi motivasi, tetapi sebuah pengabdian.

Namun dari semua itu, yang menjadi kenangan terindah adalah saat didukani (dimarahi) oleh sang Kyai. Saat itulah kmi benr-benar mrasa menjadi manusia paling hina, hilang lah rasa ksombongan kami, tau diri karena merasa ditunjukan apa kekurangan kita.

Dan biasanya setelah di dukani oleh Kyai kekurangan dan sifat yang krang tepuji itu akan hilang. Inilah mengapa Sang Kyai di juluki dngan Murobbii Ruhina atau sng pendidik ruh kita. Suatu pendidikan yng tidk di dapat di sekolah umum atau universitas manapun.

Kami selalu berusaha mengamal kan apa yang dalam bacaan sholat untk dipraktekkan daam khidupan sehari-hari.

Menjadikan amalan fardhu sbagai kebutuhan prmer dan amalan sunah sebagai kbutuhan sekunder. Menghafal asmaul husna sebagai perisai dri karena memang trdapat keutamaan yng sngat agung di dalamnya.

Menghafalkan doa-doa sperti doa sholat dhuha, krena kita tahu bahwa solat dhuha adlah salah satu amlan yg sangat di anjurkan, bahkan surga pahala nya bagi yang langgeng mengamalkan nya dalam kondisi apapun.

Sekian curhatan hidup ala kang santri yang penuh kegembiraan, kesenangan, santai dan enjoy tiada henti.

 

Itu cerita nyata atau karangan kang, keren tuh.

 

Santri Kota apa santri desa nih?

1. Santri kota identik dengan : Makan sudah bayar bulanan (istilahnya kos), membersihkan pakaian dan badan di kamar mandi serta kurang ada istilah makan senampan bersama.
2. Santri Desa : Mandi dan nyuci di sungai, makan (menanak bersama dengan alas daun pisang untuk makan).

 

Cerita nyata, dibuat menarik aja ceritanya

 

Santri desa pernah santri kota juga pernah. .