Sebenarnya judul itu terbalik. Seharusnya: Aliran Udara dan Ide Menulis. Agar terlihat unik saja. Tapi, dipikir-pikir tidak terbalik juga. Ada benarnya juga judul seperti itu. Bisa jadi ide udara adalah aliran kepercayaan menulis saya. Hmm... aneh. Maksud saya, ide tidak perlu dicari. Banyak ide beterbangan seperti udara. Ya, kita tinggal menghirup udara saja. Nanti juga dapat ide menurut keinginan kita. Tentunya, kita perlu energi untuk otak dalam menghasilkan ide menulis dan mengembangkannya. Caranya bagaimana agar mendapat energi untuk menghasilkan ide dan mengembangkannya? Caranya memang melakukan pernafasan. Tidak percaya? Silahkan melanjutkan membaca. A. Ide Udara Para Pembelajar, silahkan saja hirup udara yang beterbangan, maka kita akan mendapatkan oksigen yang mencukupi; oksigen akan tersalurkan ke otak kita. Latihlah pernafasan setiap hari atau beberapa kali seminggu. Tentunya, kita melatih pernafasan menggunakan cara yang benar agar tidak mengakibatkan kerusakan pada tubuh. Ada yang mengatakan (dari internet, tapi lupa), bila lubang hidung sebelah kanan menghirup udara maka oksigen tersalurkan ke otak kanan. Begitu sebaliknya, bila lubang hidung sebelah kiri menghirup udara maka oksigen akan tersalurkan ke otak kiri. Otomatis, bila kedua lubang hidung bersamaan menghirup udara, maka akan mempengaruhi kedua otak itu untuk bekerja sesuai fungsinya. Kenapa saya menyarankan para pembelajar untuk mengolah pernafasan sebaik-baiknya? Karena dengan melakukan pernafasan, maka otak kanan―yang berfungsi sebagai penghasil ide―akan mendapat kekuatan dalam usaha menangkap ide. Juga otak kiri akan mendapat kekuatan untuk mengolah ide-ide. Kita tidak perlu pusing-pusing bagaimana mencari ide dan mengembangkannya. Otak pun tidak mudah lelah mencari dan mengembangkan ide bila latihan pernafasan terus kita lakukan. B. Aliran Menulis Aliran menulis ini diibaratkan sebagai oli. Tentunya untuk memperlancar kegiatan menulis agar tidak banyak mengeluarkan tenaga. Tiap kata akan mengalir terus-menerus. Dalam hal ini saya mengutip pendapat Pak Jonru. Caranya sebagai berikut: Jadikan kegiatan menulis sebagai pilihan hidup, bukan hobi semata yang dikerjakan hanya ketika ada mood, atau hanya ketika ada sisa waktu. Dengan kata lain, jadikanlah kegiatan menulis menjadi bagian dari gaya hidup kita. Rajin-rajinlah menulis. Tulislah apa saja yang bisa ditulis. Salam Cerdas! Sumber: Artikel blog pribadi
Menulis adalah hobi ..... Kadang saya jadi jurnalistik pribadi buat blog gan , ilmunya ya tanya2 sama knalan yg jurnalistik juga ....
Rajin-rajinlah menulis. Tulislah apa saja yang bisa ditulis sepakat om.. bisa karena biasa. Sebagaimana ulama pendahulu, mereka -rohimahumulloh- menulis dalam sehari mencapai 100 halaman padahal kan belom ada mesin tik atau komputer, aduhai.. kenapa makin canggih dan maju sebuah zaman, manusianya semakin malas ya?
Kalau saya menulis lebih dri sekedr hobi, sudah menjadi pekerjaan gak menyenangkan namun kudu dijalani
Makanya, saya heran dengan para penulis sekarang, hobinya membuat tips tulisan tetapi karya tulisnya dikit,haha... termasuuk saya sendiri yang kalah dengan orang dahulu.