Jodoh Si Mata Keranjang - kho ping hoo

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Pegunungan Cin-ling-san berderet panjang dengan
    puncak-puncaknya yang tinggi menembus awan, dari
    barat ke timur. Terletak di perbatasan tiga propinsi,
    yaitu Propinsi Kan-si dan Shen-si di utara, dan
    Propinsi Secuan di selatan. Dari pegunungan inilah
    mengalir air sungai Wei-ho di sebelah utara yang
    kemudian memuntahkan airnya ke sungai Huang-ho,
    dan di selatan mengalir sungai Han-sui yang
    kemudian bergabung dengan sungai Yang-ce.
    Karena adanya sumber-sumber air yang besar, maka
    permukaan gunung Cin-ling-pai nampak kehijauan,
    tanahnya subur dan para penghuni dusun-dusun di
    daerah itu tak pernah kekurangan makan.
    Pemandangan alamnya amat indah, bahkan ada
    beberapa bukit yang ditumbuhi banyak macam
    tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat.
    Pegunungan Cin-ling-san bukan hanya terkenal
    karena keindahan alamnya, kesuburan tanahnya dan
    kesejukan hawanya, akan tetapi bagi dunia kang-
    ouw terutama sekali karena di situ terdapat sebuah
    perkumpulan para pendekar yang bernama Cin-ling-
    pai. Perkumpulan orang gagah ini berada di sebuah
    lereng dekat puncak, lereng yang subur dan landai.
    Karena banyak anggauta cin-ling-pai tinggal di situ,
    maka lereng ini merupakan suatu perkampungan
    tersendiri di mana terdapat bangunan-bangunan
    yang di kelilingi pagar tembok. Tidak kurang dari
    seratus orang anggauta Cin-ling-pai berkumpul di
    situ, bersama keluarga mereka. Di tengah
    perkumpulan ini berdiri sebuah bangunan tua yang
    paling besar, berdiri seperti bersandar pada sebuah
    bukit, dan ini merupakan rumah tinggal keluarga
    ketua Cin-ling-pai.
    Cin-ling-pai amat terkenal di dunia kang-ouw karena
    banyak pendekar dari perkumpulan ini membuat
    nama besar di dunia ramai dan mengangkat nama
    tinggi Cin-ling-pai sehingga perkumpulan itu di akui
    sebagai sebuah perkumpulan-perkumpulan besar di
    waktu itu. Pada waktu itu, perkumpulan orang-orang
    gagah lainnya yang terkenal adalah Siauw-lim-pai,
    Bu-tong-pai, Go-bi-pai, Kun-lun-pai, Kong-thong-pai,
    Im-yang-pai dan masih banyak partai atau
    perkumpulan lain akan tetapi semua itu merupakan
    cabang atau pecahan dari perkumpulan-perkumpulan
    besar itu.
    Sejak beberapa turunan, Cin-ling-pai dipimpin oleh
    keluarga Cia. Keluarga ini terkenal sebagai ahli-ahli
    silat yang memiliki kepandaian tinggi. Banyak
    macam ilmu silat tinggi yang hebat-hebat dimiliki
    keluarga ini sehingga nama Cin-ling-pai menjulang
    tinggi di dunia persilatan. Apalagi karena sepak
    terjang keluarga ini selalu menentang kejahatan
    dengan gigih, maka mereka dikenal sebagai
    pendekar-pendekar yang gagah perkasa.
    Kurang lebih seratus tahun yang lalu, Cin-ling-pai
    dipimpin oleh seorang pendekar sakti yang bernama
    Cia-Bun-Houw, seorang yang membuat nama besar
    sehingga bukan hanya namanya yang terkenal,
    melainkan juga dia membawa nama Cin-ling-pai
    menjadi terkenal di seluruh dunia persilatan. Yang
    menggantikan Cia Bun Houw sebagai ketua Cin-ling-
    pai adalah Cia Kong Liang yang pada waktu itu telah
    menjadi seorang kakek yang usianya sudah tujuh
    puluh dua tahun dan tidak aktif lagi melainkan lebih
    banyak bertapa di dalam kamarnya di bagian
    belakang bangunan keluarga ketua Cin-ling-pai yang
    besar itu. Cia Kong Liang digantikan oleh puteranya,
    Cia Hui Song yang membuat nama Cin-ling-pai
    semakin harum dengan sepak terjangnya sebagai
    pendekar yang gagah perkasa.
    Pada waktu itu, biarpun Cia Hui Song baru berusia
    kurang lebih empat puluh empat tahun, namun dia
    telah mengundurkan diri dari Cin-ling-pai. Memang
    dia tidak berbakat menjadi seorang ketua, lebih suka
    hidup bebas dan berkelana bersama isterinya, yaitu
    Ceng Sui Cin puteri dari Pendekar Sadis di Pulau
    Teratai Merah. Dan kedudukan ketua Cin-ling-pai di
    serahkan kepada ketua baru yang dipilih melalui
    ujian dan pertandingan. Akhirnya, kedudukan ketua
    baru dipegang oleh puterinya, yaitu Cia Kui Hong,
    seorang pendekar wanita yang amat gagah perkasa
    pula.
    Cia Kui Hong baru berusia sembilan belas tahun
    ketika ia menjadi ketua Cin-ling-pai, hampir dua
    tahun yang lalu. Sesungguhnya, sebagai seorang
    gadis pendekar yang memiliki darah petualang yang
    sama seperti ayahnya. Kui Hong tidak suka menjadi
    ketua. Kalau ia ikut dalam pemilihan ketua, hal itu ia
    lakukan karena ia melihat seorang murid baru Cin-
    ling-pai yang tak disukanya di calonkan oleh kakek
    Cia Kong Liang menjadi ketua. Ia tidak suka kepada
    Tang Cun Sek, murid itu, dan untuk mencegah agar
    orang yang bukan keluarga Cia ini menjadi ketua
    baru, Kui Hong mengikuti pemilihan ketua. Ia berhasil
    mengalahkan Tan Cun Sek dan gadis inilah yang
    dipilih menjadi ketua baru menggantikan ayahnya
    Kemudian ternyata bahwa Tang Cun Sek memang
    bukan orang baik-baik. Setelah ia dikalahkan Kui
    Hong dalam pemilihan ketua Cin-ling-pai, dia minggat
    dan mencuri pusaka Cin-ling-pai, yaitu pedang Hong-
    cu-kiam. Akhirnya, dalam pertempuran melawan
    para pendekar, Tang Cun Sek tewas dan pedang
    Hong-cu-kiam kembali ke tangan Cia Kui Hong.
    Semua peristiwa itu di ceritakan dalan kisah SI
    KUMBANG MERAH.
    Ketika Kui Hong meninggalkan Cin-ling-pai hampir
    dua tahun yang lalu, ia menyerahkan kepengurusan
    Cin-ling-pai kepada Gouw Kian Sun, yaitu tokoh Cin-
    ling-pai yang masih susiok (paman seperguruan)
    sendiri. Ia sendiri pergi merantau untuk mencari Tang
    Cun Sek dan merampas kembali pusaka Hong-cu-
    kiam.
    Gouw Kian Sun ternyata cukup pandai memimpin
    Cin-ling-pai. Apalagi masih ada kakek Cia Kong Liang
    yang menjadi pengawas dan penasihat, walaupun
    kakek ini lebih banyak bertapa di dalam kamarnya.
    Dan Gouw Kian Sun yang usianya empat puluh dua
    tahun dan belum berkeluarga itu memiliki
    kepandaian yang cukup tangguh. Dia telah
    menguasai semua ilmu dari Cin-ling-pai, kecuali
    beberapa ilmu rahasia yang tidak di kuasai
    sembarang murid.
    Diantara ilmu-ilmu silat dari keluarga Cia di Cin-ling-
    pai, yang paling ampuh antara lain adalah ilmu Toat-
    po-san, semacam ilmu kekebalan yang membuat
    kulit tubuh keras dan kuat menahan pukulan dan
    bahkan bacokan senjata tajam. Thian-te Sin-ciang
    merupakan ilmu silat tangan kosong yang
    mengandung tenaga sin-kang amat kuatnya. Siang-
    bhok-kiam-sut adalah ilmu pedang khas Cin-ling-pai
    yang asalnya adalah ilmu pedang yang dimainkan
    dengan pedang kayu akan tetapi kini dapat pula
    dimainkan dengan pedang baja yang ringan. Thai-
    kek Sin-kun adalah ilmu silat yang amat halus
    namun kokoh kuat, bukan saja dapat dipergunakan
    untuk memperkuat tubuh sebagai latihan senam lahir
    batin, akan tetapi juga dapat dipergunakan sebagai
    ilmu bela diri yang ampuh. Di samping ilmu silat
    tangan kosong Thai-kek Sin-ciang dan Thai-kek Sin-
    kun, Cin-ling-pai memiliki pula ilmu silat tangan
    kosong San-in Kun-hwat (Silat Awan Gunung) dan
    Im-yang Sin-kun. Juga ilmu tongkat pasangan Siang-
    liong-pang (Tongkat Sepasang Naga) amat tangguh.
    Akan tetapi, semua ilmu silat Cin-ling-pai itu
    merupakan ilmu silat tinggi yang tentu saja masih
    ada tandingannya, yaitu ilmu-ilmu dari partai-partai
    persilatan besar. Hanya ada satu ilmu Cin-ling-pai
    yang amat ditakuti semua tokoh kang-ouw. Ilmu itu
    di sebut Thi-khi-i-beng (Mencuri Kekuatan Mengganti
    Semangat). Ilmu ini sebenarnya merupakan
    kekuatan sin-kang (tenaga sakti) yang bekerja di
    tubuh orang yang menguasai ilmu itu, dan hebatnya,
    setiap kali bagian tubuh lawan menempel pada
    tubuh pemilik ilmu ini, maka tenaga sin-kang lawan
    akan terhisap dan pindah ke dalam tubuh si pemilik
    ilmu. Ilmu ini amat di takuti orang, karena orang
    yang lebih tinggi ilmu silatnya pun dibuat tidak
    berdaya kalau menghadapi ilmu “menyedot sin-kang
    lawan” ini. Sayang tidak sembarang orang mampu
    menguasai ilmu ini. Untuk menguasainya, dibutuhkan
    bakat yang besar dan juga keadaan tubuh yang
    sesuai. Oleh karena itu, jarang tokoh Cin-ling-pai
    menguasai Thi-khi-i-beng. Hanya ayah dari mendiang
    Cia Bun Houw yang bernama Cia Keng Hong yang
    dapat menguasai ilmu Thi-khi-i-beng itu. Bahkan Cia
    Bun Houw juga tidak mampu mewarisinya. Apalagi
    Cia Kong Liang putera Cia Bun Houw, dia tidak
    menguasai Thi-khi-i-beng. Puteranya yang lebih lihai,
    yaitu Cia Hui Song, juga tidak dapat menguasai ilmu
    luar biasa itu, apalagi Cia Kui Hong. Seolah-olah ilmu
    yang amat hebat itu telah lenyap dari Cin-ling-pai
    karena tidak ada lagi keturunan Cin-ling-pai yang
    yang menguasainya. Untuk masa itu, kiranya hanya
    satu orang saja yang menguasainya, yaitu Ceng
    Thian Sin atau Pendekar Sadis yang menjadi majikan
    penghuni Pulau Teratai Merah
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
  3. asli3rut

    asli3rut Member

    Joined:
    Sep 6, 2014
    Messages:
    640
    Likes Received:
    44
    Trophy Points:
    28
    Ada gambarnya gak gan, maklum ane anak kecil jadi kalo ada gambarnya lebih seru berimajinasi
     
Loading...

Share This Page