Keluarga Bertaburkan Cinta

Discussion in 'General Discussion' started by alibinabutholib, Nov 27, 2014.

  1. alibinabutholib

    alibinabutholib New Member

    Joined:
    Oct 29, 2014
    Messages:
    7
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    [​IMG]

    [​IMG]

    Berkeluarga merupakan salah satu langkah maju bagi setiap pemuda dan pemudi dalam kehidupan ini. Terbentuknya keluarga dengan akad yang suci lagi mulia menjadi titik mula kehidupan baru bagi dua sosok manusia. Hanya saja perjalanan indah itu penuh dengan ujian dan cobaan. Walaupun seperti itu kehidupan berkeluarga dapat dihiasi dengan taburan cinta yang membawa keluarga kepada kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat.

    Untuk menghilangkan penasaran, mari kita perhatikan beberapa poin berikut yang dapat diambil faidah dalam meraih keluarga yang penuh dengan cinta:

    Cinta karena Alloh subhanahu wa ta’ala
    Pertama yang perlu diperhatikan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah cinta karena Alloh subhanahu wa ta’ala. Karena cinta itu adalah cinta yang hakiki. Seorang suami mencintai istrinya karena Alloh subhanahu wa ta’ala, bukan karena hal-hal yang lainnya yang dapat merusak ibadah, seperti: kecantikan/ketampanan, kekayaan, atau keturunan darah biru. Semua itu cinta yang semu karena cinta itu akan hilang dengan hilangnya kecantikan, lenyapnya kekayaan, dan rusaknya nasab atau keturanan.

    Perasaan cinta atau kasih sayang kepada istri atau suami yang berdasarkan karena Alloh ta’ala akan melekat dalam keluarga itu selama-lamanya, walaupun sudah tua renta, atau saat musibah miskin melanda. Bahkan cinta tersebut dapat terjalin kembali setelah kematian memisahkan mereka berdua, yaitu di akhirat kelak, di surga Alloh azza wa jalla.

    Begitu pula, cinta yang ditumbuhkan kepada anak sebagai anugerah dan amanah dari Alloh ta’ala. Mencintai mereka karena Alloh, memberikan kebutuhan mereka sesuai kemampuan dan sesuai kehendak Alloh subhanahu wa ta’ala yang dicintai-Nya, baik kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhannya tentang pendidikan Islam. Bukanlah sebuah arti cinta kepada sang anak dengan menuruti semua kemauan sang anak, karena tidak semua kemauan sang anak sesuai dengan kemauan Alloh subhanahu wa ta’ala, namun semua kemauan Alloh yang syar’i pasti kebaikan bagi sang anak.

    Alhamdulillah…. Waktu masih tersedia bagi kita untuk merajut cinta hakiki ini dalam bahtera keluarga, dan siapkanlah diri anda untuk merasakan manisnya iman seperti yang disabdakan oleh Rosululloh sholallohu alaihi wasallam:

    Saling Tolong-menolong dalam Ketaatan
    Cinta merupakan perkara hati yang tidak dapat diketahui kebenarannya melainkan dari perkataan dan perbuatan orang yang menyatakannya. Seorang yang mengaku cinta kepada istri atau suami tetapi tidak pernah senyum, menasehati atau perkara baik lainnya, bahkan membantunya dalam berbuat kemaksiatan. Itu dapat dikatakan cinta yang tidak benar karena tidak adanya kesesuaian antara hati, lisan dan perbuatan.

    Salah satu bukti, cinta yang benar adalah saling tolong-menolong dalam hal kebaikan, dan mencegah orang yang dicintai dari perbuatan kemaksiatan. Jika anda mencintai suami atau istri, maka buktikanlah kebenaran cinta anda dengan mengajaknya untuk berbuat amal ketaatan (kebaikan) kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Dengan adanya saling tolong menolong dalam kebaikan di dalam keluarga dapat menyebabkan turunnya rahmat Alloh yang sangat besar dan agung, sehingga keluarga itu penuh dengan cinta dan kasih sayang.

    Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:

    Menegakkan Syariat Alloh dan Tuntunan Rosul sholallohu alaihi wasallam
    Keluarga Islami merupakan bagian dari masyarakat Islami, keluarga itu berdiri tegak dengan pilar-pilar syari’at Alloh yang sesuai tuntunan Rosul-Nya.

    Setiap anggota keluarga, baik suami atau istri. Mereka berdua memiliki tugas dan amanah masing-masing, dan akan dimintai pertanggung jawabannya.

    Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda;

    Mengalah Pada Saatnya
    Suami atau istri adalah manusia biasa. Dia bukan malaikat yang selalu berbuat ketaatan kepada Alloh ta’ala dan tidak pernah berbuat salah. Dia juga bukan iblis yang selalu berbuat salah dan tak pernah ada kebaikan pada dirinya. Suami atau istri dalam keluarga Islami adalah manusia yang beriman kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan beribadah kepadanya, namun mereka tidaklah ma’shum (terjaga) dari kesalahan.

    Tabiat manusia adalah lupa dan salah, sehingga manusia terjatuh kepada kesalahan merupakan hal manusiawi. Hanya saja sebagai pendampingnya dituntut untuk menasehati dan memaafkannya, karena banyak kebaikan yang telah dijalani bersama.

    Mengalah pada saatnya merupakan tips yang ampuh untuk merekahkan bunga cinta dan kebahagiaan di dalam keluarga, seperti yang dilakukan oleh Abu Darda’ rodhallohu anhu dengan istrinya, Ummu Darda’. Saat Abu Darda’ marah, maka Ummu Darda’ diam sampai reda kemarahanya dan menyelesaikan masalahnya dengan baik dan sebaliknya. Dengan itu keluarga yang bertaburan cinta tidak sirna dengan satu tiupan amarah nafsu hina.

    Ikhlas Kepada Alloh Ta’ala
    Kemampuan seseorang pasti ada batasnya. Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Alloh. Saat keluarga menemukan keterbatasan pada diri anggota keluarga itu sebuah kewajaran dan Alloh ta’ala memaklumi itu. Hanya saja yang perlu dilakukan adalah menyerahkan hasil usahanya kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dengan murni (ikhlas).

    Memupuk keikhlasan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala merupakan pekerjaan penting bagi semua anggota keluarga, karena dengan ikhlas semua perbuatan dan usaha menjadi berharga bagi keluarga itu. Kenapa berharga? Karena semua perbuatannya diserahkan hanya kepada Sang Maha Mulia dan Maha Kaya, yaitu Alloh, dan Alloh pun tidak akan menyia-nyiakan usaha seseorang yang hanya ditujukan kepada-Nya. Alloh subhanahu wa ta’ala akan membeli usaha hambanya dengan harga yang lebih tinggi dari pada hakikat harga usaha hambanya.

    Sebuah keluarga yang penuh dengan keikhlasan, tawakkal, dan harapan kepada-Nya, tentu Alloh azza wa jalla sangat bahagia dengan itu. Karena keluarga itu telah melakukan yang paling baik kepada Sang Maha Pencipta dan Penyayang kepada hamba-Nya. Alloh subhanahu wa ta’ala pun akan membantu dan menambah kenikmatan keluarga itu. Alloh ta’ala berfirman:

    Semoga nilai-nilai Islam tersebut menjadi pondasi dalam keluarga kita, sehingga keluarga kita menjadi keluarga yang bahagia, yang bertabur dengan cinta. Wallohu a’lam.

     
  2. Devita

    Devita Active Member

    Joined:
    Oct 11, 2014
    Messages:
    1,196
    Likes Received:
    43
    Trophy Points:
    48
    Google+:
    Kayaknya harus ada kategori religi deh
     
Loading...

Share This Page