Kemelut Di Ujung Ruyung Emas Benteng Thian-seng-po adalah benteng terbesar di dunia persilatan dewasa ini, bangunannya kukuh dan luas, boleh dibilang jarang ada dalam sejarah dunia persilatan. Benteng tersebut merupakan tempat yang misterius pula bagi pandangan orang-orang persilatan, banyak cerita tentang kemisteriusannya, tapi tak sebuah cerita pun yang dapat menunjukkkan sebab dari kemisteriusannya itu. Pemilik benteng Thian-seng-po bernama Thian-kang-te-sat-seng-gwat-kiam (pedang rembulan dan bintang) Oh Kay-gak, dia adalah seorang jago tangguh dunia persilatan yang terkenal berbudi luhur, nama besarnya temashur sampai keseluruh wilayah utara dan selatan sungai (Yangtze) dan ke luar perbatasan, dari semua ini dapat diketahui bahwa dia memang disegani banyak orang. Sejak mendirikan benteng Thian-seng-po empat puluh tahun yang lalu, Thian-kang-te-sat-seng-gwat- kiam Oh Kay-gak selalu memimpin dunia persilatan, setiap orang akan acungkan jari jempol dan memuji tiada habisnya bila menyinggung nama besarnya. Apabila di antara kalangan Hek-to atau Pek-to, kalangan lurus atau pun golongan jahat menghadapi persoalan yang pelik atau perselisihan yang tak terselesaikan, asal Oh Kay-gak tampil ke muka, maka urusan macam apa pun akan beres dengan sendirinya. Dalam menghadapi pelbagai masalah dan pertikaian, bukan saja ia selalu menunjukkan kebesaran jiwanya, kelembutan hatinya, iapun jujur, bijaksana dan adil, tak pernah berat sebelah atau condong pada salah satu pihak, hal ini membuat banyak orang merasa kagum dan rela tunduk pada perintahnya. Meskipun ada juga di antara mereka yang membandel atau keras kepala, biasanya ia enggan menaklukkannya dengan kekerasan, ia selalu mempergunakan kata-kata halus dan lembut untuk menasihatinya sehingga para pembandel itu benar- benar takluk lahir batin, tidak heran kalau nama besarnya kian cemerlang, kedudukannya dalam dunia persilatanpun makin mantap, banyak jago persilatan takluk / dan kagum kepadanya, bahkan secara sukarela mohon menjadi anggota Thian-seng-po. Tapi, menghadapi kawanan jago yang secara sukarela ingin bergabung dengan Thian-seng-po ini, Seng-gwat-kiam Oh Kay-gak selalu mengadakaa seleksi yang ketat, malah lebih ketat daripada seorang guru yang mencari murid. Barang siapa ingin menjadi anggota Thian-seng-po, syaratnya harus hidup tiga tahun di luar lingkungan benteng sebagai percobaan. Bila kemudian ia lulus dari masa percobaan tersebut, serta merta orang itupun akan diundang masuk ke Thian-seng-po. Habis itu para jago yang mujur itu pun segera lenyap dari dunia persilatan dan tak pernah diketahui lagi jejaknya. Apa yang dilakukan orang-orang itu di dalam Thian- seng-po? Masih hidupkah mereka atau mati? Tak ada yang tahu, bahkan mereka yang berkedudukan tinggi di dalam Thian-seng-po juga tak tahu, tentu saja kecuali Oh Kay-gak sendiri. Andaikata ada di antara mereka yang kemudian melakukan perjalanan dalam dunia persilatan mengikuti anggota benteng lainnya maka orang itu seolah-olah telah berubah menjadi seorang yang lain, jangankan teman akrab, sanak keluarga sendiri pun tak dikenal lagi. Inilah salah satu contoh di antara beratus-ratus masalah misterius lainnya yang terdapat di dalam Thian-seng-po. Otomatis kemisteriusan itu membuat rasa curiga para jago persilatan hingga jauh melebihi rasa kagum dan hormatnya. Tentu saja ada pula kawanan jago yang diam-diam menyusup ke dalam benteng pada waktu malam untuk menyelidiki kemisteriusan benteng itu, tapi tak seorang pun di antara mereka yang bisa keluar lagi dari situ, kendatipun baik malam atau siang hari tak pernah benteng itu dijaga orang. Ini semua membuat Thian-seng-po yang luas dan besar itu bagaikan sebuah bangunan yang terbengkalai tanpa penghuni, hanya keheningan. yang mengerikan menyelimuti tempat itu. Tapi di balik keheningan justru terseliplah suatu badai pembunuh, keseraman dan kengerian yang bikin bulu kuduk orang berdiri….. Walaupun demikian, para jago persilatan yang berdiam di perumahan sekeliling benteng dan secara sukarela melaksanakan masa percobaan selama tiga tahun agar diterima menjadi anggota pun jumlahnya masih diatas angka seribu. Karena harus berdiam dalam jangka waktu sekian lama di sana, bangunan rumah di luar ben-teng didirikan dengan rapi dan teratur, membuat suasana di situ tak ubahnya seperti sebuah dusun kecil. Soal makan dan sandang bagi kawanan jago yang menerima masa percobaan selama tiga tahun itu boleh dibilang semuanya merupakan tanggungan Thian seng-pocu, Thian-kang-te-sat-kiam Oh Kay-gak. Karenanya, ada pula di antara kawanan jago itu yang tadinya kaum gelandangan, mereka hanya berdiam saja di situ untuk menerima sandang dan makan selama tiga tahun, jadi hanya mendompleng hidup belaka. Bisa dibayangkan betapa campur aduknya ka-wanan manusia yang hidup di sana, mereka berasal dari pelbagai lapisan masyarakat. Begitulah tempat itu berubah menjadi sarang naga dan gua harimau bagi umat persilatan, artinya banyak juga terdapat orang pandai di tengah mereka. oooOooo Matahari telah condong ke barat, cahaya senja keemas-emasan memancar ke empat penjuru. Angkasa dihiasi oleh selarik bianglala yang beraneka warna…
selengkapnya lihat di http://cerita-silat.mywapblog.com/daftar-cerita-silat-terbaru-1-versi-terb.xhtml