Kemelut Di Ujung Ruyung Emas

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Kemelut Di Ujung Ruyung Emas
    Benteng Thian-seng-po adalah benteng terbesar di
    dunia persilatan dewasa ini, bangunannya kukuh dan
    luas, boleh dibilang jarang ada dalam sejarah dunia
    persilatan. Benteng

    tersebut merupakan tempat yang misterius pula bagi
    pandangan orang-orang persilatan, banyak cerita
    tentang kemisteriusannya, tapi tak sebuah cerita pun
    yang dapat menunjukkkan sebab dari
    kemisteriusannya itu. Pemilik benteng Thian-seng-po
    bernama Thian-kang-te-sat-seng-gwat-kiam (pedang
    rembulan dan bintang) Oh Kay-gak, dia adalah
    seorang jago tangguh dunia persilatan yang terkenal
    berbudi luhur, nama besarnya temashur sampai
    keseluruh wilayah utara dan selatan sungai (Yangtze)
    dan ke luar perbatasan, dari semua ini dapat
    diketahui bahwa dia memang disegani banyak
    orang.
    Sejak mendirikan benteng Thian-seng-po empat
    puluh tahun yang lalu, Thian-kang-te-sat-seng-gwat-
    kiam Oh Kay-gak selalu memimpin dunia persilatan,
    setiap orang akan acungkan jari jempol dan memuji
    tiada habisnya bila menyinggung nama besarnya.
    Apabila di antara kalangan Hek-to atau Pek-to,
    kalangan lurus atau pun golongan jahat menghadapi
    persoalan yang pelik atau perselisihan yang tak
    terselesaikan, asal Oh Kay-gak tampil ke muka,
    maka urusan macam apa pun akan beres dengan
    sendirinya. Dalam menghadapi pelbagai masalah dan
    pertikaian, bukan saja ia selalu menunjukkan
    kebesaran jiwanya, kelembutan hatinya, iapun jujur,
    bijaksana dan adil, tak pernah berat sebelah atau
    condong pada salah satu pihak, hal ini membuat
    banyak orang merasa kagum dan rela tunduk pada
    perintahnya.
    Meskipun ada juga di antara mereka yang
    membandel atau keras kepala, biasanya ia enggan
    menaklukkannya dengan kekerasan, ia selalu
    mempergunakan kata-kata halus dan lembut untuk
    menasihatinya sehingga para pembandel itu benar-
    benar takluk lahir batin, tidak heran kalau nama
    besarnya kian cemerlang, kedudukannya dalam
    dunia
    persilatanpun makin mantap, banyak jago persilatan
    takluk
    /
    dan kagum kepadanya, bahkan secara sukarela
    mohon
    menjadi anggota Thian-seng-po.
    Tapi, menghadapi kawanan jago yang secara
    sukarela ingin bergabung dengan Thian-seng-po ini,
    Seng-gwat-kiam Oh Kay-gak selalu mengadakaa
    seleksi yang ketat, malah lebih ketat daripada
    seorang guru yang mencari murid.
    Barang siapa ingin menjadi anggota Thian-seng-po,
    syaratnya harus hidup tiga tahun di luar lingkungan
    benteng sebagai percobaan. Bila kemudian ia lulus
    dari masa percobaan tersebut, serta merta orang
    itupun akan diundang masuk ke Thian-seng-po.
    Habis itu para jago yang mujur itu pun segera lenyap
    dari dunia persilatan dan tak pernah diketahui lagi
    jejaknya.
    Apa yang dilakukan orang-orang itu di dalam Thian-
    seng-po? Masih hidupkah mereka atau mati? Tak ada
    yang tahu, bahkan mereka yang berkedudukan
    tinggi di dalam Thian-seng-po juga tak tahu, tentu
    saja kecuali Oh Kay-gak sendiri.
    Andaikata ada di antara mereka yang kemudian
    melakukan perjalanan dalam dunia persilatan
    mengikuti anggota benteng lainnya maka orang itu
    seolah-olah telah berubah menjadi seorang yang lain,
    jangankan teman akrab, sanak keluarga sendiri pun
    tak dikenal lagi.
    Inilah salah satu contoh di antara beratus-ratus
    masalah misterius lainnya yang terdapat di dalam
    Thian-seng-po.
    Otomatis kemisteriusan itu membuat rasa curiga
    para jago persilatan hingga jauh melebihi rasa
    kagum dan hormatnya.
    Tentu saja ada pula kawanan jago yang diam-diam
    menyusup ke dalam benteng pada waktu malam
    untuk
    menyelidiki kemisteriusan benteng itu, tapi tak
    seorang pun di antara mereka yang bisa keluar lagi
    dari situ, kendatipun baik malam atau siang hari tak
    pernah benteng itu dijaga orang.

    Ini semua membuat Thian-seng-po yang luas dan
    besar itu bagaikan sebuah bangunan yang
    terbengkalai tanpa penghuni, hanya keheningan.
    yang mengerikan menyelimuti tempat itu.
    Tapi di balik keheningan justru terseliplah suatu badai
    pembunuh, keseraman dan kengerian yang bikin
    bulu kuduk orang berdiri…..
    Walaupun demikian, para jago persilatan yang
    berdiam di perumahan sekeliling benteng dan secara
    sukarela
    melaksanakan masa percobaan selama tiga tahun
    agar diterima menjadi anggota pun jumlahnya masih
    diatas angka seribu.
    Karena harus berdiam dalam jangka waktu sekian
    lama di sana, bangunan rumah di luar ben-teng
    didirikan dengan rapi dan teratur, membuat suasana
    di situ tak ubahnya seperti sebuah dusun kecil. Soal
    makan dan sandang bagi kawanan jago yang
    menerima masa percobaan selama tiga tahun itu
    boleh dibilang semuanya merupakan tanggungan
    Thian seng-pocu, Thian-kang-te-sat-kiam Oh Kay-gak.
    Karenanya, ada pula di antara kawanan jago itu
    yang tadinya kaum gelandangan, mereka hanya
    berdiam saja di situ untuk menerima sandang dan
    makan selama tiga tahun, jadi hanya mendompleng
    hidup belaka.
    Bisa dibayangkan betapa campur aduknya ka-wanan
    manusia yang hidup di sana, mereka berasal dari
    pelbagai lapisan masyarakat.
    Begitulah tempat itu berubah menjadi sarang naga
    dan gua harimau bagi umat persilatan, artinya
    banyak juga terdapat orang pandai di tengah
    mereka.
    oooOooo
    Matahari telah condong ke barat, cahaya senja
    keemas-emasan memancar ke empat penjuru.
    Angkasa dihiasi oleh selarik bianglala yang beraneka
    warna…
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:

Share This Page