Kenalan Yuk Sama Penyakit Hipertensi

Discussion in 'Health & Medical' started by Rohmat Noer Fajril, May 15, 2018.

Tags:
  1. Rohmat Noer Fajril

    Rohmat Noer Fajril Member

    Joined:
    May 8, 2018
    Messages:
    38
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Sebelumnya kami mengucapkan selamat datang dan terimakasih telah melihat post saya pada kesempatan ini saya akan membahas keluhan atau penyakit yang dialami masyarakat Indonesia pada umumnya salah satunya penyakit hipertensi atau darah tinggi yang banyak dijumpai pada penderitanya, simak yuk gann

    Penyakit hipertensi tercatat lebih dari 1 juta kasus per tahun di Indonesia dan berpotensi memicu penyakit gagal jantung yang memungkinkan naiknya tingkat kematian penderita hipertensi.

    Sekilas tentang hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.

    [​IMG]


    Apa itu Hipertensi?

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.


    Cara Mengukur Tekanan Darah

    Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah. Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi. Menurut perkumpulan dokter jantung di Amerika Serikat, AHA, pada tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:

    • Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
    • Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
    • Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
    • Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.

    Gejala Hipertensi
    Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa gejala, sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa muncul bila tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan, antara lain:
    • Sakit kepala
    • Lemas
    • Masalah dalam penglihatan
    • Nyeri dada
    • Sesak napas
    • Aritmia
    • Adanya darah dalam urine


    Penyebab Hipertensi
    Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya disebabkan oleh berbagai kondisi seperti:
    • Penyakit ginjal
    • Kehamilan
    • Penyakit kelenjar tiroid
    • Tumor kelenjar adrenal
    • Kelainan bawaan pada pembuluh darah
    • Kecanduan alkohol
    • Penyalahgunaan NAPZA
    • Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
    • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa sakit, obat batuk pilek, atau pil KB.
    Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi, antara lain:
    • Usia
    • Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
    • Keturunan
    • Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi
    • Obesitas
    • Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
    • Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang mengandung kalium
    • Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
    • Kurang aktivitas fisik dan olahraga
    • Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.
    • Merokok
    • Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.
    (Kenalan Juga yuk gan sama sahabat ane si Stroke)

    Diagnosis Hipertensi
    Hipertensi dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh seseorang yang lanjut usia. Orang dewasa, terutama yang berusia di atas 40 dan berisiko tinggi, disarankan setidaknya melakukan pemeriksaan darah setiap tahun.
    Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:
    • Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman dengan kandungan kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan.
    • Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak pada lantai.
    • Pastikan buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan darah.
    • Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan dilakukan.
    • Lepas pakaian yang menutupi area pemasangan manset.
    • Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Untuk pengukuran tekanan darah selanjutnya, gunakan lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi untuk mengukurnya.
    • Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jeda 1-2 menit.
    Komplikasi Hipertensi
    Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain dalam tubuh. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, tekanan darah tinggi bisa menimbulkan penyakit-penyakit serius, seperti:
    • Aterosklerosis
    • Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis ini dapat menimbulkan serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
    • Kehilangan penglihatan
    • Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh darah di mata.
    • Terbentuk aneurisma
    • Tingginya tekanan darah bisa memicu pembuluh darah melemah dan melebar. Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah bisa pecah dan menyebabkan kematian.
    • Gagal ginjal
    • Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal.
    • Gagal jantung
    • Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
    • Demensia vaskuler
    • Hipertensi bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke otak.
    Pengobatan Hipertensi
    Menjalani gaya hidup sehat dan konsumsi obat herbal, bisa menjadi langkah efektif untuk mengatasi hipertensi. Nilai tekanan darah dan risiko pasien terserang komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, akan menentukan pengobatan yang akan dijalani. Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi, yaitu:
    • Perubahan gaya hidup
    • Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan tekanan darah dalam beberapa minggu. Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani, antara lain:
      • Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
      • Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
      • Menurunkan berat badan.
      • Berhenti merokok.
      • Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
      • Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
      • Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.

    Penggunaan Obat-obatan
    • Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat untuk seumur hidup dan obat hipertensi sering berdampak memicu efek samping. Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah penderita sudah terkendali dengan mengubah gaya hidup atau mengkonsumsi obat herbal. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat dalam dosis yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul. Beberapa alternatif yang digunakan untuk menangani hipertensi antara lain : Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.


    Sumber : http://goldengamat.biz/obat-tradisio...al-hipertensi/
     
Loading...

Share This Page