Kerajaan Tarumanegara Lengkap - Sumber Sejarah, Kehidupan Politik dan Ekonomi dan Peninggalan Keraja

Wilayah Tarumanegara
​

Tarumanegara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat Pulau Jawa dengan pusat kerajaan diperkirakan terletak di sekitar daerah Bogor sekarang pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.

7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan, kitab sastra, dan beberapa berita dari luar negeri.

Tujuh buah prasasti dari batu yang dimaksud merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, yaitu antara lain sebagai berikut.

1. Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea.
   
2. Prasasti Jambu atau Prasasti Pasir Sikoleangkak.
   
3. Prasasti Kebon Kopi.
   
4. Prasasti Muara Cianten.
   
5. Prasasti Pasir Awi.
   
6. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Lebak.
   
7. Prasasti Tugu.

Prasasti Tugu di Museum Nasional​

Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Sumber berita berupa karya sastra tentang Tarumanegara adalah Naskah Wangsakata dari Cirebon (meskupun masih menjadi perdebatan). Adapun sumber sejarah dari luar negeri tentang Tarumanegara diperoleh berdasarkan berita dari Tiongkok, di antaranya oleh Fa-Hsien dan Dinasti Tang.

Menurut Naskah Wangsakerta yang berasal dari Cirebon, Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (352-395).

Purnawarman adalah Raja Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia membangun ibu kota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Ibu kota baru itu bernama Sundapura (pertama kalinya nama "Sunda" digunakan) yang artinya kota suci.

Lokasi yang bernama Sundapura ini diperkirakan berada pada lokasi yang berdekatan dengan Tugu di Jakarta Utara berdiri atau Bekasi pada era Modern. Purnawarman berhasil membawa Tarumanegara menjadi kerajaan besar. Kekuasaanya membentang daari daerah Bekasi di timur sampai ke Banten Selatan di barat.

Raja terakhir Tarumanegara adalah Linggawarman yang kemudian digantikan menantunya, Tarusbawa. Tokoh ini kemudian menghidupkan kembali Kerajaan Sunda yang pernah dikuasai oleh Tarumanegara.
Dalam Naskah Wangsakerta, Linggawarman adalah raja terakhir Tarumanegara. Dalam tahun 669, Linggawarman digantikan menantunya, Tarusbawa.

Akibat pamor Tarumanegara pada zamannya sudah sangat menurun maka ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di Purabasa (ibu kota) Sundapura. Pada tahun 670, ia mengganti nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda.

Dua Arca Wishnu dari Cibuaya, Karawang, Jawa Barat.

Tarumanegara Sekitar abad ke-7 Masehi.​

Walaupun demikian, para ahli sejarah lainnya juga punya pendapat bahwa Tarumanegara mulai melemah setelah mendapat tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi pada sekitar abad ke-7 Masehi.

Kehidupan Politik Masyarakat Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang ada, kehidupan sosial masyarakat Tarumanegara diperkirakan terdiri atas beberapa, seperti :

1. Kaum tani.
   
2. pemburu.
   
3. Pedagang.
   
4. Pelaut.
   
5. Penangkap Ikan.
   
6. dan Peternak.

Walau demikian, tidak dapat dipastikan sebagaimana pembagian kerja itu dilakukan dan mungkin masih terdapat banyak jenis pekerjaan lainnya.

Kehidupan Ekonomi Masyarakat Kerajaan Tarumanegara

Berdasarkan bukti sejarah yang ada maka kehidupan ekonomi di Tarumanegara diduga menitikberatkan pada pelayaran, perdagangan, dan pertanian.

Mengenal pelayaran hal ini dimungkinkan karena letak Tarumanegara yang cukup strategis di jalan niaga Nusantara. Bukti adanya kehidupan pelayaran, misalnya adanya pengiriman utusan Tarumanegara ke Tiongkok. Selain mengirim utusan, Tarumanegara juga menjalin hubungan perdagangan.

Sumber : https://arishahrukh.blogspot.com/2018/12/sejarah-kerajaan-tarumanegara-lengkap.html

 

Jadi teringat pelajaran waktu sekolah dulu (IPS Sejarah). Pelajaran dari kerajaan Kutai, Majapahit, dll.

 

Ya makasih sudah membaca postingan thread saya.

 

Lanjutkan mas... yang begini nih mulai jarang dibaca orang. Dulu perasaan baca sejarah itu berasa ada sensai tersendiri, seru nggak kalah sama baca bacaan yang lain, tapi sekarang mulai banyak yang melupakan.

 

Ya, yang saya rasakan sekarang sudah menurun minat untuk seseorang untuk mempelajari tentang sejarah di indonesia