Kisah Para Pendekar Pulau Es - kho ping hoo

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Kisah Para Pendekar Pulau Es - kho ping hoo
    Kaisar Kian Liong atau Chien Lung merupakan kaisar
    Kerajaan Ceng-tiauw (Mancu) yang
    paling terkenal dan paling besar sepanjang sejarah
    Bangsa Mancu, semenjak bangsa yang
    tadinya dianggap bangsa liar di utara itu menguasai
    Tiongkok mulai tahun 1644. Kaisar Kian
    Liong adalah seorang kaisar yang telah terkenal
    semenjak dia masih menjadi pangeran,
    dihormati dan dikagumi oleh rakyat dari semua
    lapisan, bahkan dicinta oleh para pendekar
    karena pangeran itu memang berjiwa gagah
    perkasa, mencinta rakyat jelata, adil dan
    bijaksana. Oleh karena itu, setelah dia diangkat
    menjadi kaisar dalam tahun 1735, pada waktu
    itu dia baru berusia sembilan belas tahun, boleh
    dibilang seluruh rakyat mendukungnya.
    Biarpun dia juga seorang Bangsa Mancu, namun cara
    hidupnya, sikapnya dan jalan
    pikirannya adalah seorang Han tulen.
    Baru saja dia memerintah selama lima tahun, sudah
    nampak kemajuan-kemajuan pesat dalam
    pemerintahannya. Pemberontakan-pemberontakan
    rakyat padam dan kehidupan rakyat mulai
    makmur. Taraf kehidupan rakyat kecil terangkat dan
    mulailah rakyat mengenal pembesar dan
    pejabat sebagai bapak-bapak pelindung, bukan
    sebagai pemeras dan penindas seperti di
    waktu-waktu yang lampau.
    Tidak mungkin seorang manusia dapat bertindak
    tanpa ada yang menentangnya. Kalau
    seorang kaisar bertindak bijaksana terhadap rakyat,
    melindungi rakyat, secara otomatis dia
    harus menentang penindasan, harus menentang
    pembesar-pembesar yang korup dan yang
    menindas rakyat. Sebaliknya, kalau seorang kaisar
    berpihak kepada penindasan dan korupsi,
    tentu saja berarti diapun menjadi penindas rakyat.
    Dalam hal pertama, dengan sendirinya
    kaisar akan ditentang oleh mereka yang merasa
    dirugikan oleh keadilan kaisar yang tentu saja
    dapat ditegakkan dengan kekerasan, dia akan
    ditentang oleh para koruptor yang merasa
    terhalang dan terhenti sumber kemuliaannya. Dan
    sebaliknya, menindas rakyat tentu akan
    dihadapi dengan pemberontakan di sana-sini.
    Kisah Para Pendekar Pulau Es > karya Kho Ping Hoo
    > published by buyankaba.com
    1
    Akan tetapi, ternyata Kaisar Kian Liong yang muda
    itu memilih untuk menjadi pelindung
    rakyat dan menghadapi para koruptor dan penindas
    dengan kekerasan dan keadilan. Inilah
    yang membuat rakyat mendukungnya dan para
    pendekar di empat penjuru juga
    mendukungnya. Kenyataan inilah yang membuat
    pemerintahannya menjadi kuat. Sejarah
    menyatakan bahwa dengan dukungan rakyat jelata,
    pemerintah menjadi kuat, sebaliknya
    kalau ditentang rakyat, hanya mengandalkan bala
    tentara saja, pemerintah akan menjadi
    rapuh.
    Kaisar Kian Liong pada waktu itu, kurang lebih tahun
    1740 setelah lima tahun dia menjadi
    kaisar, seolah-olah merupakan bintang yang
    mengeluarkan sinar terang. Sinarnya menerangi
    hati rakyat sampai jauh ke pelosok-pelosok, bahkan
    sinar itu terasa sekali di tempat yang
    terpencil sekalipun, seperti di Pulau Es.
    Pulau Es adalah sebuah pulau terpencil jauh di utara,
    sebuah pulau di antara ribuan pulau
    kecil yang berserakan di sekitar Lautan Kuning,
    Lautan Timur dan Lautan Jepang. Pulau Es
    ini merupakan pulau rahasia dan jarang ada manusia
    yang tahu di mana letaknya yang tepat,
    jarang pula ada yang pernah menyaksikannya,
    apalagi mendarat di sana. Akan tetapi namanya
    sudah terkenal sekali, terutama di kalangan para
    pendekar di dunia kang-ouw. Bahkan Pulau
    Es menjadi semacam dongeng bagi mereka, menjadi
    semacam nama yang mereka kagumi,
    hormati, akan tetapi juga takuti. Siapakah orangnya
    yang tidak segan dan gentar mendengar
    nama Pulau Es, yang menjadi tempat Istana Pulau Es
    dengan penghuninya Pendekar Super
    Sakti atau juga Pendekar Siluman, penghuni Pulau
    Es? Pendekar ini yang namanya Suma
    Han, memiliki kesaktian seperti dewa dalam
    dongeng, pernah menggegerkan dunia kang-ouw
    dan karena dia merupakan seorang pendekar sejati
    yang bijaksana dan budiman, maka dia
    dipu-ja-puja oleh para pendekar sebagai seorang
    datuk yang dikagumi.
    Para pembaca dari cerita-cerita terdahulu yang
    menjadi serial dari kisah mengenai Pulau Es
    tentu telah mengenal siapa itu Pendekar Super Sakti
    Su-ma Han yang hidup dengan tenteram
    dan tenang di Pulau Es bersama kedua orang
    isterinya yang tercinta. Isterinya yang pertama
    adalah Puteri Nirahai, seorang puteri berdarah
    keluarga Kaisar Mancu yang amat gagah
    perkasa dan agung, yang karena cinta kasihnya yang
    mendalam terhadap suaminya, telah rela
    meninggalkan kehidupan di istana sebagai puteri dan
    juga sebagai panglima yang banyak
    jasanya, rela hidup di tempat sunyi itu bersama
    suami dan madunya.
    Madunya itu, isteri ke dua dari Pendekar Super Sakti,
    juga bukan orang sembarangan. Wanita
    ini namanya Lulu, sebenarnya juga seorang puteri
    Bangsa Mancu walaupun bukau keluarga
    kaisar seperti Puteri Nirahai. Juga Lulu ini memiliki ke-
    pandaian yang hebat karena ia pernah
    menjadi ma-jikan Pulau Neraka Dalam hal ilmu silat,
    agaknya ia tidak kalah jauh
    dibandingkan dengan madunya itu, apalagi setelah
    keduanya menjadi isteri Pen-dekar Super
    Sakti dan menerima bimbingan sang suami yang
    memiliki kepandaian seperti dewa itu.
    Bagaimanakah Suma Han dapat hidup bersama dua
    orang isterinya dalam keadaan rukun dan
    tenteram? Mengapa kedua orang isterinya itu tidak
    saling cemburu atau iri? Dapatkah
    Pendekar Super Sakti Suma Han membagi-bagi cinta
    kasihnya kepada dua orang isterinya
    itu?
    Sesungguhnya, tidak mungkin cinta kasih diba-gi-bagi
    Cinta kasih itu memancar dari batin
    dan terasa oleh siapapun juga. Demikian pula cinta
    ka-sih Suma Han terhadap dua orang
    isterinya, sebulat hatinya dan tidak berat sebelah.
    Kedua orang wanita itu merasa benar akan
    hal ini dan oleh karena itu merekapun tidak pernah
    merasa iri atau cemburu. Bahkan kedua
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page