Komunis??? (Ancaman Lagi???)

Setiap Negara yang berdaulat Pastilah Memiliki Landasan Ideologis kebangsaan yang kemudian di sahkan sebagai Haluan Negara, Atau dijadikan Acuan Beberbangsa dalam Meraih Cita-cita kebangsaan atau pula sebagai landasan berfikir bermasyarakat dan pola Pemerintahan.

Dalam Hal Idiolagi kebangsaan, Tidak terkecuali Indonesia, Indonesia juga telah mengesahkan PANCASILA yang di klaim dibawa sejak jaman pemerintahan Soekarno, sebagai Landasan Idiologis kebangsaan, Panca Sila Yang Berarti Lima Sila (Ketetapan) telah disahkan dan dianut Indonesia sejak deklarasi kemerdekaan tahun 1945.

Pancasila sendiri sejak dulu telah menjadi bahan kajian banyak ilmuan terkait Pancasila yang merupakan sebuah Idiologi ataukah bukan, tak hanya itu banyak pula perdepatan anatara kesesuaian Paham Pancasila dengan keadaan Indonesia. Perdebadan Serta kajian yang berlangsung berkali-kali bahkan hingga saat ini banyak memberikan beraggam Opini bahkan Polemik,

Belakangan ini terkait dengan Keberlangsungannya Kajian dan perdebatan itu, Tabrakan-tabrakan idologis sangatlah sering terjadi, dan yang paling hangat dalam sejarah Indonesia tentulah tabrakan anatara Paham Pancasila dengan komunis.

Saat itu Banyak Kalangan Menilai Pancasila sebagai pandangan hidup yang mengedepankan perihal Ketuhana, dalam berbagai catatan sejarah bangsa Indonesia di masa Orde Baru, diklaim terdistorsi dengan paham komunis yang terkesan kelewat revolusioner dan anti-Tuhan. Beberapa tahun kemudian, ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) yang digagas Soekarno karena hendak memberikan ruang bagi PKI dan komunisme menjadi bumerang bagi pemerintahan Soekarno itu sendiri.

Puncaknya adalah pemberontakan G30S yang di masa Orde Baru disebutkan didalangi PKI. Film penyiksaan dan pembunuhan yang sadis itu membuat siapa pun akan merinding mendengar nama PKI. Tanggal 1 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, yang menjadi tanda bahwa Pancasila telah menang atas “kuasa jahat” PKI dan komunisme.

Dan di era Pemerintahan yang dijalankan oleh Soeharto secara umum berhasil menanamkan suatu ketakutan, dan bahkan kejijikan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) dan paham komunisme. Para saksi Hidup di masa Itu tentulah sangat Mengetahui bahwa segala sesuatu yang berbau dengan komunisme dan PKI haram hukumnya untuk ditelusuri dan dipelajari. Penataran-penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) digelar dalam berbagai institusi. Indoktrinasi yang kaku ini dinilai sebagian kalangan cukup berhasil, walau banyak juga yang menyatakan bahwa sakralitas Pancasila menjadi pudar karenanya.


Tentulah di era Reformasi Ini, Masyarakat Indonesia Kini telah “Hampir” Terbebas (Bebas) dalam Mencari Informasi dan Menyerukan “apapun”, ini pula Menjadi Pisau Bermata Dua yang sangat lah mungkin mengembalikan Konvrontasi Masa lalu dapat saja terulang kembali di era sekarang ini, tentulah kita sebagai masyarakat yang kian dewasa mampu menilai betapa meruginya bangsa ini, bila harus kembali mengurusi pertikaian masa lalu dengan kemampuan kita untuk mengukur dan menganalisa dampak kerugian yang akan kita tanggung kembali.

Dan sudah merupakan doa setiap warga Negara, dimana harapan berbangsa ini haruslah melihat kedepan, dalam arti perkembangan status kebangsaan kearah yang lebih layak, lebih maju, dan lebih bermartabat, segala bentuk kekerasan yang timbul akibat dampak masalalu dan perbedaan paham idologis sekiranya tidak lah lagi di perlukan, karena hanya akan menghambat laju pertumbuhan bangsa ini.

Walau Akhir-akhir ini Terdengar ancaman Komunis kembali kepermukaan, apapun itu haruslah di sikapi dengan seksama, dan jangan lah lagi menjadikan bangsa ini harus mengorbankan Materi ataupun jiwa karena sudah barang tentu akan sangat disesali keberadaannya.

 

Karena sejarah masa lalu yang

Karena sejarah masa lalu yang kelam, kata komunis/PKI serem sekali kalau didengarkan mungkin seperti kata Nazi bagi orang Jerman.

 

Yg pasti NKRI punya azas

Yg pasti NKRI punya azas ketuhanan, biasanya komunis tidak memiliki tuhan . Ancaman atau tidak itu tergantung bagaimana menyikapi nya