Dalam Al Quran ALlah berfirman: “Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa dan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” Al Baqarah: 183 Mari kita selisik frasa “agar kamu bertaqwa”. Kalau disimpukan sederhana, ketaqwaan adalah tujuan akhir puasa. Dengan kata lain buah dari puasa. Tentu saja buah yang matang, manis dan legit. Bukan yang mentah atau busuk. Berdasar uraian di atas, barometer kesuksesan kita berpuasa adalah taqwa. Apakah ia menjadi membuahkan ketaqwaan atau tidak. Taqwa secara sederhana didefinisikan sebagai melaksanakan segenap perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Orang yang bertaqwa senatiasa menilai sesuatu berdasar ketentuanNya. Apakah ini perintah, atau larangan? Apakah hak atau batil? Apakah halal atau haram? Jika selepas sebulan penuh berpuasa nyatanya rasa takut kita pada Allah tak meningkat, berarti ada yang salah dalam ibadah kita itu. Bisa jadi puasa kita tak lebih sekadar menahan lapar dan haus. Ibadah kita didaskan sekadar pada rutinitas tahunan semata. Tak ada bekas (atsar) kehusyuan. Ketundukan. Ibadah puasa di bulan suci menjadi barometer kita sebelas bulan ke depan. Jika selama ramadhan saja masih banyak maksiat, apatah lagi sebelas bulan ke depan? Padahal Allah menjanjikan kebaikan yang banyak bagi orang-orang yang bertaqwa. MAri raih buah ibadah kita itu... Referensi : Contoh Kultum Buah Ibadah di Bulan Puasa
Semoga aja bulan yang penuh barokah ini kita semua mendapatkan ketakwaan tersebut. Karena sebagai manusia biasa, kita kedepannya ingin selalu menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya...
Biasanya orang bisa meningkatkan taqwanya saat tertimpa masalah berat, namun jika tidak di dasari oleh kesabaran yang tinggi orang tersebut bisa putus asa dan ini adalah larangan (Karena kita di beri akal dan hati untuk mencari solusi pemecahan dari permasalahan tersebut) Bukankah, "Tuhan tidak memberikan permasalahan atau cobaan yang hambanya tidak mampu menanggungnya