Lembah Patah Hati

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    SUATU MALAM........
    Itu merupakan suatu malam yang seram, kesunyian
    meliputi seluruh jagad. Kilat dan guntur saling
    meyusul
    memecahkan suasana sunyi malam itu.
    Keadaan pada saat itu sungguh menakutkan.
    Pada suatu gunung yang tinggi dengan jurangnya
    yang
    curam dan berhutan belukar tidak kelihatan barang
    seekor
    binatang buas sekalipun. seolah2 disitu sudah tidak
    ada
    penghuninya.
    Sesosok bayangan manusia yang pendek kecil, dapat
    kelihatan bergerak atau lebih mirip kalau dikatakan
    tengah
    merayap keatas gunung yang seram sunyi itu.
    Bayangan itu sebentar jatuh sebentar bangun, terus
    merayap keatas gunung, gerakannya seperti juga
    gerakan
    binatang liar yang sedang melarikan diri dari
    kurungannya
    dan hendak kembali ke hutan.
    Pakaiannya compang camping, pada badannya
    disana
    sini kedapatan banyak luka dan berlumuran darah......
    Tetapi ia seperti didorong oleh suatu pengaruh gaib,
    ia
    masih dapat bertahan terus atas semua penderitaan.
    Kilat yang menyambar nyambar menyeramkan,
    disusul
    oleh suara geledek yang mengelegar2 membuat
    gunung
    tersebut rasanya seakan2 hendak ambruk, tetapi
    hujan turun
    dengan sangat lebatnyaa.
    Bayangan kecil itu kelihatan berhenti dibawah
    sebuah
    pohon yang besar yang rindang, rupanya hendak
    meneduh
    sejenak untuk beberapa saat disitu. Sesaat
    kemudian, ia
    mendongakan kepalanya mengawasi langit yang
    gelap
    gulita.
    "Oh Ayah... ayah.........." terdengar ia mengeluh
    perlahan.
    Ia ternyata seorang anak tanggung yang usianya
    kira2
    baru tiga belas atau empat belas tahun. Sehelai kain
    yang
    menutupi badannya kelihatan sudah mesum dan
    compang
    camping, kini sudah menjadi basah kuyup karena
    kehujanan.
    Air hujan yang menerpa wajahnya yag kecil cakap,
    telah
    membuat penglihatannya menjadi guram. Dengan
    perasaan
    sedih, ia memesut air hujan dimatanya dengan
    lengan
    bajunya.
    Apakah itu air mata atau air hujan, ia sendiri juga
    tidak
    dapat membedakannya lagi.
    Keletihan dan kedukaan dengan tajam telah
    menggilas
    gilas jiwa bocah yang masih belum dewasa ini.
    Ia melanjutkan perjalanannya, tidndakan kakinya
    makin
    lama makin berat.
    Sebentar2 ia menoleh kebelakang sambil menghela
    napas
    panjang. ia ingin secepat mungkin dapat memasuki
    rimba
    guna mencari tempat untuk meneduh dari serangan
    air
    hujan.
    Sayang sebelum maksudnya tercapai, ia telah rubuh
    karena amat lelah dan lapar.
    Ia kertak gigi, berkata pada dirinya sendiri:
    "Ho kie, Ho Kie, kau tidak boleh mati, kau pasti akan
    dapat bertahan sampai melewati bukit Pek-Kat Nia
    didunia
    ini Kau harus secepatnya mencapai puncak gunung
    Sin
    hong untuk mencari itu orang aneh berkepandaian
    tinggi
    yang sedang menyembunyikan diri disana........"
    Apa mau, ketika ia mementang matanya, didepan
    hanya
    kelihatan deretan gunung yang menjulang tinggi
    yang pada
    saat itu tengah disirim air dari langit.
    "Akh Dimana adanya puncak gunung Sin hong?
    Dimana adanya temapt untuk mencari orang aneh
    yang
    berkepandaian tinggi itu?" kembali ia berkata2
    sendirian.
    Ia coba berbangkit, hendak meneruskan
    perjalanannya.
    Kakinya semakin lama semakin berat bertindak.
    Tenaganya yang terakhir sudah hampir digunakan
    habis.
    Tetapi ia kuatkan hati dan paksa berjalan terus.
    Mendadak telinganya mendengar suara seorang
    yang
    tertawa dingin. Dalam suasana yang menyeramkan,
    suara
    tertawa itu membuat bulu roma pada berdiri.
    Dengan bergemetaran, ia menghentikan
    tindakaannya.
    Ia memasang telinganya, kemudian berpikir dengan
    perasaan takut..Aaaa, apakah mereka mengejar
    aku?
    Perasaan takut membikin ia tidak perdulikan lagi
    adanya
    geledek dan hujan, dengan sisa tenaganya yang
    masih ada,
    ia terus lari keatas gunung.
    Dijalanan pergunungan itu penuh dengan lumpur.
    Belum
    berapa jauh ia lari kakinya terpeleset, badannya
    yang kecil
    itu tergelincir kedalam lumpur.
    Tetapi ia terus keraskan hatinya. ia bangkit kembali
    dan
    lari lagi. Sebentar saja ia sudah berhasil mencapai
    jarak
    sepuluh tombak lebih.
    Mendadak dilihatnya disebelah depan ada bayangan
    hitam yang sedang mendatangi dan menghampiri
    dirinya.
    Ia niat menyingkir, tetapi bajunya kena kecandak. Ia
    menjerit kaget, lal berbalik dan tangannya yang kecil
    menyerang. Apa maum tangannya kontan dirasakan
    sakit.
    Ketika ditegasinya rombongan bayangan hitam itu
    ternyata
    cuma pohon yang banyak durinya, yang dikiranya
    orang
    yang menghampirinya, padahal ia sendiri yang lari
    menghampiri pohon2 itu.
    Bajunya robek dan badannya berdarah, napasnya
    tersengal2. Dalam keletihannya ia coba melongok
    lagi
    kebawah gunung.
    Gelap gulita, tak tampak bayangan seorang manusia
    pun
    disana.
    Ia sesali dirinya sendiri. Nyalinya terlalu kecil.
    Meskipun
    gerakan mereka lebih cepat, tetapi untuk mencapai
    jenazah
    ayaj, setidak2nya harus makan waktu satu jam
    lebih. tidak
    mungkin mereka dapat mengejar kemari.
    Lembah Patah Hati
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page