Lembah Tiga Malaikat

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 11, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Langit makin lama semakin menggelap, senja sudah
    lama lewat, dari ujung jalan
    tiba-tiba muncul empat ekor kuda yang sedang
    dilarikan dengan kencang.
    Makin lama kuda itu semakin mendekat dan
    penunggangnya makin lama semakin
    jelas pula wajahnya.
    Mereka terdiri dari empat orang, dua orang gadis dan
    dua lelaki.
    Gadis yang berjalan paling depan berwajah cantik
    jelita bagai bidadari dari
    kahyangan, dengan potongan tubuh yang ramping, ia
    adalah ketua dari suatu
    organisasi besar dalam dunia persilatan, Bau-hoa-
    lengcu Nyo Hong-ling
    julukannya. Di belakangnya mengikuti seorang lelaki
    kekar berwajah gagah dan
    seorang gadis yang tak kalah pula kecantikan
    wajahnya, sedang dipaling belakang
    mengikuti pula seorang pemuda sastrawan yang
    bertubuh lemah lembut serta
    berwajah tampan.
    Empat ekor kuda dengan empat orang
    penunggangnya yang aneh, melarikan
    binatang tunggangannya itu menuju ke arah utara
    dengan kecepatan yang sangat
    tinggi, tampaknya ada suatu urusan penting yang
    sedang mereka lakukan. Kurang
    lebih belasan li kemudian, sampailah mereka di
    mulut sebuah lembah, si gadis
    cantik atau Nyo Hong-ling itu segera menggebrak
    kudanya menerjang masuk ke
    dalam lembah tersebut.
    Tiga orang rekannya dengan cepat mengikuti pula di
    belakangnya menerjang
    masuk ke dalam lembah tersebut.
    2
    Beberapa li kembali dilewatinya dengan cepat,
    akhirnya sampailah mereka di
    depan sebuah kuil San sin-bio yang sudah bobrok,
    Nyo Hong-ling melarikan
    kudanya ke arah sana, melompat turun dari kudanya
    dan melepaskan pelananya.
    Tiga orang rekannya, meski merasa heran sekali
    dengan tindakan yang dilakukan
    gadis itu, namun tak seorangpun yang buka suara,
    dengan cepat mereka menuruti
    perbuatannya itu dengan menurunkan pelana dari
    atas kuda.
    Memandang kuda jempolan itu, Nyo Hong-ling
    menghela napas pelan, gumamnya.
    "Kalau kubunuh, rasanya terlalu kejam, dibiarkan
    hidup hanya akan meninggalkan
    titik terang bagi pengejar-pengejar kita, aihh..... entah
    bagaimana baiknya?"
    "Apakah kita akan melanjutkan perjalanan dengan
    berjalan kaki?" tanya lelaki
    bertubuh kekar itu.
    "Ya, terpaksa kita harus berbuat demikian sebab
    tindak tanduk kita telah
    menimbulkan perhatian dari lawan."
    "Kau maksudkan orang-orang dari lembah tiga
    malaikat?"
    "Sampai saat ini kita belum bisa menemukan bukti
    yang nyata, tapi yang pasti
    mereka telah lama mengejar kita berempat.."
    "Apakah diantara pengejar kita terdapat seorang
    gadis berbaju putih yang
    menunggang kuda putih?" sela gadis berbaju hijau.
    "Kalian berjumpa dengan mereka?" tanya Nyo Hong
    ling.
    "Aku berjumpa dengannya ketika mereka sedang
    menanti kedatangan nona
    ditempat pertemuan yang telah nona tentukan itu."
    jawab lelaki bertubuh kekar.
    Lelaki ini she Tong bernama Thian hong, dia cukup
    tersohor dalam dunia
    persilatan. Gadis baju hijau yang mendampinginya
    tadi she Khi bernama Li ji,
    sedangkan pemuda sastrawan yang berwajah
    tampan itu bernama Buyung Im seng.
    Mereka bertiga telah mengadakan suatu kontak
    rahasia untuk bertemu di suatu
    tempat untuk menyelidiki letak dari lembah tiga
    malaikat yang belakangan ini
    meraja lela dalam dunia persilatan.
    Terdengar Nyo Hong ling bertanya lagi. "Tindakan apa
    yang dilakukan oleh
    perempuan berbaju putih itu?"
    "Ia bertanya kepada kami sekalian, mengapa
    ditengah malam buta begini duduk
    ditengah pegunungan yang sepi."
    "Lantas apa jawabanmu?"
    "Aku lantas membohonginya, aku bilang kami akan
    pergi ke kota Kay-hong untuk
    berkunjung ke rumah Be toa sianseng, oleh karena
    kuda kami terluka pada
    kakinya, maka terpaksa beristirahat di sana." Setelah
    berhenti dan termenung
    sejenak, dia melanjutkan. "Agaknya perempuan itu
    cukup memahami persoalan
    dunia persilatan, setelah ku singgung nama Be toa
    sianseng dari Kay hong, dia
    lantas membalikkan kudanya dan pergi."
    "Kalau begitu, urusan sudah amat jelas sekarang,
    sudah pasti mereka berniat
    untuk menguntit jejak kita berempat."
    3
    "Apakah kalian berdua juga telah berjumpa dengan
    gadis yang berbaju putih itu?"
    Tong Thian hong balik bertanya kemudian. "Ya, kami
    telah berulang kali berjumpa
    muka dengannya, malah sudah mengalami beberapa
    kali penghadangan ditengah
    jalan yang memaksa terjadinya pertarungan, itulah
    sebabnya Tong Siau pocu
    terpaksa harus menunggu agak lama."
    "Aku sih tak menjadi soal," jawab Tong Thian hong
    sambil tertawa. "Yang pantas
    dikasihani adalah nona Ki, ia merasa amat gelisah
    sekali."
    "Hm, kau mengatakan siapa yang gelisah?" seru Ki Li-
    ji dengan cepat.
    Menyaksikan wajah si nona yang galak bercampur
    gelisah itu, Thian hong
    tersenyum dan tidak bicara lagi.
    Nyo Hong ling lantas memandang sekejap ke arah Ki
    Li ji, lalu katanya. "Li-ji,
    mengapa sikapmu terhadap Tong Sou pocu begitu
    tak tahu sopan?" Belum sempat
    Ki Li ji menjawab Tong Thian hong telah berkata lagi.
    "Aah, tidak menjadi soal,
    nona Ki dan aku sudah terbiasa saling bergurau."
    Nyo Hong ling termenung kembali sesaat lamanya,
    sesudah itu dia menyahut
    kembali.
    "Dua orang manusia yang berbaju hitam
    menghadang kami itu memiliki ilmu silat
    yang tangguh, tapi kami yang terpaksa harus
    merahasiakan identitas enggan untuk
    turun tangan dengan sepenuh tenaga, kami sengaja
    bertarung seimbang dengan
    mereka, benar juga, orang yang bertarung dengan
    Buyung kongcu itu sendirinya
    menghentikan pertarungan setelah pertempuran
    berlangsung ratusan gebrakan
    kemudian."
    Sorot matanya dialihkan sekejap ke arah Buyung Im
    seng, kemudian melanjutkan.
    "Kasihan saudara Buyung, kalau kita mengerahkan
    segenap tenaga untuk melawan
    seseorang yang berilmu tinggi, keadaan masih muda
    dikuasai, tapi bila harus
    bertarung seimbang melawan seseorang yang
    berilmu cetek tanpa memberi
    kesempatan kepada musuh untuk mengetahui
    rahasia kita, apa lagi berlagak
    kepayahan agar lawan percaya, mungkin perbuatan
    ini harus dilakukan sepuluh
    kali lipat lebih payah bila dibandingkan untuk
    melawan seseorang yang berilmu
    tinggi."
    Lembah Tiga Malaikat
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
  3. reza888

    reza888 Member

    Joined:
    Nov 28, 2014
    Messages:
    60
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    8
    good idea gan, saya baca sampai tamat hasil nya tumbuh beberapa inspirasi dari pikiran saya, thanks ya...good job brother *bagus*:cool:
     
  4. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Langsung di klik judulnya sob...ntar setelah terbuka..trs baca... klik next di bagian bawah utk baca episode selanjutnya
     
Loading...

Share This Page