Mengenal 3 Jenis Intervensi Elektrofisiologi Dalam Dunia Medis

Discussion in 'Health & Medical' started by jagain, Mar 14, 2022.

  1. jagain

    jagain Member

    Joined:
    Jul 3, 2018
    Messages:
    74
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    Elektrofisiologi adalah salah satu tindakan medis yang berguna untuk mendeteksi gangguan irama jantung atau aritmia. Aritmia atau gangguan denyut jantung biasanya terjadi akibat aktivitas listrik sekitar jantung tak berjalan dengan baik. Ada 3 jenis Intervensi Elektrofisiologi yang biasa dilakukan di dunia media. Berikut ulasannya.

    3 Jenis Penanganan Medis Elektrofisiologi

    1. Memasang Alat Pacu Jantung Permanen

    Jenis intervensi elektrofisiologi yang pertama adalah dengan memasang alat pacu jantung permanen. Penanganan medis ini ditujukan untuk pasien yang mempunyai gangguan denyut jantung yang lebih lambat. Bila pasien mengalami denyut jantung lambat, maka gejala yang biasanya muncul adalah seperti pusing, kliyengan hingga pingsan.

    Pemasangan alat pacu jantung ini akan dimasukkan pada bagian sisi kanan atau kiri tepatnya di bawah tulang selangka. Bahkan ada alat pacu jantung permanen yang dipasang dengan bantuan kateter. Proses pemasangannya akan dimasukkan melalui lubang kecil pada selangka pasien. Ada tiga bagian penting pada alat ini yaitu generator, komputer mini, dan baterai.

    2. Ablasi Aritmia

    Prosedur penanganan medis lainnya untuk aritmia adalah dengan Ablasi Aritmia. Prosedur intervensi ini bertujuan untuk membantu menormalkan detak jantung yang terlau cepat, terlalu lambat atau bahkan yang tidak teratur. Caranya adalah dengan menggunakan alat kecil yang mempunyai energi panas.

    Energi panas ini bertujuan untuk menghancurkan sirkuit listrik yang berkerja tidak normal sehingga menyebabkan irama denyut jantung tidak normal. Ablasi aritmia juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi WPW syndrome, takikardia atrium, takikardia supraventrikular, fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, kepak atrium hingga denyut ventrikel prematur.

    Baca juga : dr Faris Basalamah

    3. Memasang Terapi Resinkronisasi Jantung

    Jenis intervensi elektrofisiologi yang ketiga adalah penanganan medis untuk pasien penyakit jantung tingkat lanjut. Metode penanganan medis ini digunakan bila terapi jantung konvensional tidak lagi efektif dilakukan. Pemasangan terapi resinkronisasi jantung akan digunakan untuk memperbaiki fungsi kontraksi bilik jantung.

    Pemasangan terapi resinkronisasi jantung juga akan berguna untuk melakukan perbaikan pada pompa jantung baik di bilik kiri dan bilik kanan sehingga bisa bekerja bersama sama dengan baik. Pada dasarnya, cara kerja terapi resinkronisasi jantung hampir mirip dengan menggunakan alat pacu jantung yang akan mengirim gelombang listrik.

    Pemasangan terapi resinkronisasi jantung memang tergolong aman digunakan, namun tetap juga mempunyai resiko. Salah satu resiko yang mungkin terjadi adalah adanya komplikasi. Sehingga hal terpenting yang harus diperhatikan bila melakukan Intervensi elektrofisiologi jenis ini adalah menghindari medan magnet karena alat resinkronisasi jantung bisa sensitif.

    3 jenis penanganan medis dalam bidang Elektrofisiologi diatas bisa menjadi informasi saat berkonsultasi tentang penyakit jantung. Penanganan penyakit jantung harus dilakukan dengan tepat. Sehingga Pemeriksaan tersebut sangat penting dalam menentukan penanganan penyakit jantung selanjutnya.
     
Loading...

Share This Page