Masyarakat pecinta kuliner gudeg tentunya kenal Gudeg Yu Djum. Namun, mungkin belum banyak yang mengetahui bagaimana sejarah awal perjuangan almarhumah Yu Djum memulai usaha gudeg yang ternyata dimulai sejak 1950 lalu. Sigit Alfianto cucu pertama almarhumah Djuwariyah Darmosuwarno ketika ditemui di rumah duka kawasan Barek Jalan Kaliurang km 4,5 Karangasem, Selasa (15/11) menceritakan awal mula perjuangan simbahnya tersebut dimulai sekitar tahun 1950-an. Menurut dia, saat itu simbahnya masih berjualan gudeg dengan digendong dari Barek menuju Wijilan. "Saat masih muda simbah mulai jualan dengan menggendong dagangan dari Barek, kontrakan bersama Mbah Kakung menuju Wijilan. Begitu setiap pagi dan kalau tidak habis dibungkusi dititipkan di pasar, itu rutinitas yang dilakukan beliau dulu," ungkapnya seperti dilansir krjogja.com. Sebelum memutuskan untuk berjualan gudeg, menurut Alfianto simbahnya tersebut bekerja mencari kayu dan rumput untuk kemudian dijual pada para tetangga yang membutuhkan pakan ternak dan kayu bakar. "Dulu memang kehidupan simbah sulit, kemudian berpikir bagaimana menaikkan taraf hidup akhirnya menabung untuk membeli alat masak dan memutuskan berjualan gudeg," imbuhnya. Alfianto juga menyebut, sosok penting dibalik perjalanan panjang Gudeg Yu Djum ternyata bukan hanya almarhumah mbah putrinya saja. Namun, suami Yu Djum yakni almarhum Suandi Dharmosuwarno yang kala itu memasak sendiri gudeg dagangan sang istri menjadi sosok penting yang memastikan dapur tetap mengebul. "Nah selama ini memang peran Mbah Kakung agak kurang diekspos padahal dulu yang memasak ya beliau, tapi Mbah Putri yang jualan. Mbah Kakung ini dulu tentara yang memang ternyata pintar memasak, bisa dibilang beliau malah di balik dapur Gudeg Yu Djum," lanjutnya lagi. Hingga kini perkembangan Gudeg Yu Djum mulai terasa, tercatat sudah ada 12 gerai Gudeg Yu Djum di wilayah DIY dan Solo, Jawa Tengah. Cabang-cabang tersebut dikelola oleh anak-anak dan cucu almarhumah Yu Djum. Gudeg Yu Djum sendiri memiliki ciri khas tersendiri yakni memiliki rasa manis yang identik dengan masakan Jawa. Yu Djum dinilai banyak pihak sebagai salah satu maestro gudeg kering Yogyakarta karena dedikasi melestarikan kuliner Gudeg Yogyakarta. (sumber)