Momen Piala Afrika 2015

Discussion in 'Bola' started by sypanca, Feb 5, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. sypanca

    sypanca Member

    Joined:
    Feb 3, 2015
    Messages:
    130
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    18
    Kompetisi terakbar di benua Afrika kali ini sarat kontroversi, bahkan sebelum event dimulai.

    [​IMG]

    Beberapa momen yang tidak biasa terjadi di ajang Piala Afrika kali ini, menjadikannya sebagai salah satu yang paling menarik dan sulit untuk diprediksi selama sejarah panjang turnamen ini.

    1. Penentuan Tuan Rumah

    [​IMG]

    Momen pertama yaitu penentuan tuan rumah. Federasi Sepakbola Afrika (CAF) pada Januari 2011 memilih Maroko untuk menjadi penyelenggara turnamen oleh, mengalahkan pesaing tunggal Afrika Selatan. Akan tetapi pada Oktober 2014, Maroko meminta kompetisi ditunda terkait epidemi Ebola di benua Afrika, namun hal itu ditolak CAF. Awal November CAF menyatakan status tuan rumah Maroko gugur.

    Lima negara, Afrika Selatan, Sudan, Mesir, Angola dan Ghana semua menolak untuk menjadi penyelenggara darurat. Akhirnya, Guinea Khatulistiwa yang sebenarnya gagal lolos kualifikasi mengajukan diri dan malah berhak tampil dengan status tuan rumah, dengan persiapan yang hanya dua bulan lamanya, November 2014-Januari 2015.


    Akibatnya fasilitas pun kurang memadai, mulai dari matinya keran air di hotel tempat para pemain menginap hingga listrik yang kadang padam.

    2. Para Juara Gagal Lolos
    Mesir dan Nigeria yang masing-masing telah menjuarai Piala Afrika sebanyak 7 kali dan 3 kali, tersingkir di ajang kualifikasi. Mesir kalah bersaing dengan Tunisia dan Senegal, sementara Afrika Selatan dan Kongo mengandaskan Nigeria.

    3. Pukulan Gervinho

    Aksi tidak terpuji dilakukan oleh Gervinho (AS Roma) yang melakukan pemukulan terhadap pemain Guinea Khatulistiwa, Naby Keita, pada pertandingan pertama Grup D Piala Afrika 2015 di Malabo (22/01/15).

    Entah apa motif dibalik Gervinho yang memukul Keita. Namun tampaknya pemain 27 tahun itu frustasi karena selalu mendapat kawalan ketat dari pemain Guinea. Apalagi pada saat itu Pantai Gading dalam kondisi tertinggal 0-1.



    4. Gugurnya Tim Unggulan
    Tiga tim unggulan Kamerun, Zambia dan Mali gugur di babak grup. Cukup mengejutkan karena Kamerun adalah langganan juara yang mengoleksi 4 trofi Piala Afrika, dan Zambia meraih gelar juara perdananya pada 2012 lalu, sementara Mali memiliki skuad yang mayoritas adalah pemain di liga-liga utama Eropa, salah satunya adalah Seydou Keita (AS Roma).

    5. Lolosnya Tuan Rumah ke Perempatfinal

    Sementara itu sang tuan rumah, Guinea Khatulistiwa, yang sama sekali tidak diunggulkan karena sebenarnya tidak lolos kualifikasi dan hanya diperkuat oleh pemain-pemain semi-profesional malah lolos dari babak grup untuk bertanding di perempatfinal. Lolosnya Guinea Khatulistiwa ditentukan oleh pertandingan terakhir di babak grup melawan Gabon dimana mereka menang 2-0.

    Di pertandingan itu Gabon sebenarnya hanya butuh hasil imbang karena telah meraih 3 poin sementara Guinea Khatulistiwa harus menang karena baru dapat 2 poin. Gabon sudah diambang lolos ketika babak pertama berakhir imbang 0-0, namun memasuki babak ke-2 Guinea Khatulistiwa mendapat penalti kontroversial di menit 55’ dan skor pun jadi 1-0 setelah striker tuan rumah, Javier Balboa, melakukan diving. Ia puntanpa malu mengkonversi penalti tersebut.

    Protes yang dilakukan Gabon kepada wasit Noumandiez Doue asal Pantai Gading pun percuma. Mental para pemain Gabon sepertinya runtuh dan Guinea Khatulistiwa sukses mencetak gol kedua di menit ke 85’, tuan rumah pun lolos ke perempatfinal, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.



    6. Penalti Kontroversial untuk Tuan Rumah

    Di perempatfinal
    Guinea Khatulistiwa sudah ditunggu oleh tim unggulan Tunisia, sang jawara 2004. Tunisia unggul 1-0 di menit 70’ lewat gol striker Ahmed Akaichi, skor bertahan hingga menit 90’ dan sepertinya Tunisia akan melaju ke semifinal.

    Tapi tunggu dulu.

    Di menit pertama injury time wasit Rajindraparsad Seechurn asal Mauritius menghadiahi tuan rumah dengan penalti kontroversial menyusul diving yang cukup kentara dari pemain sayap Guinea Khatulistiwa. Striker Javier Balboa pun mengeksekusi penalti tersebut. Skor 1-1.


    Di babak tambahan 2x15 menit pertama, kontak minim diluar kotak penalti Tunisia berbuah tendangan bebas di posisi berbahaya di menit 103’, Balboa pun melakukan tendangan placing melewati pagar betis pemain Tunisia. Skor 2-1.


    Hasil itu bertahan hingga menit 120’ dan rekor lain pun tercipta, Guinea Khatulistiwa lolos ke semifinal untuk pertama kalinya.

    Namun ternyata masih ada lagi hal menarik di pertandingan tersebut. Para pemain Tunisia yang murka mengejar wasit Seechurn, bahkan mencoba memukulnya sebelum dihentikan oleh pasukan anti huru-hara.


    visit: Sumber: indosport.com

     
Loading...
Thread Status:
Not open for further replies.

Share This Page