Pasangan Naga dan Burung Hong - SD Liong

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 12, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    isteri tentu akan selalu berkumpul bersama. Dari pagi
    sampai petang aku tentu akan selalu berhadapan
    padanya.
    Bagaimanakah perangainya? Dapatkah aku
    menyukainya?
    "Dan andaikata ia tak tahu menahu tentang urusan
    ini, habis bagaimana? Apakah aku harus tebalkan
    kulit muka untuk menuturkan riwayat sepasang
    tusuk kundai pusaka itu?
    Kemudian mengatakan: aku ialah sianak lelaki dan
    kaulah sianak perempuan yang dimaksudkan itu.
    Tapi ia tak kenal padaku, apakah ia mau mendengar
    ceritaku? Dan setelah mendengar apakah dia mau
    percaya.....? Ai, ai, benar2 pusing dan akan pecah
    rasanya kepalaku"
    Demikianlah lalu lalang keterangan yang
    mengejangkan
    urat syaraf Toan Khik-ya dikala ia mondar mandir
    dikamar hotelnya sembari menggengam sebuah
    tusuk kundai kemala.
    Saking tegangnya sampai2 ia mengoceh sendirian.
    Kini ia sudah menginjak usia enam belas tahun.
    Setelah delapan tahun lamanya negara menderita
    Kekacauan akibat pemberontakan An Lok-san dan Su
    Su bing, kini keamanan berangsur2 pulih kembali.
    Bibi He (namanya He Leng siang, isteri dari Lam-ce-
    hun) yang mengasuhnya seperti ibunya sendiri
    mengatakan bahwa karena ia sudah dewasa maka
    disuruhnyalah ia pergi ke Lo-ciu menemui
    tunangannya.
    Tunangannya itu adalah puteri pungut dari Sik Ko
    yang menjabat Ciat-tok-su (panglima yang bertugas
    menjaga
    perbatasan). Bibi He menerangkan pula bahwa Sik
    Ko itu seorang keras, ia melarang seisi rumahnya
    membocorkan asal usul puteri pungutnya itu. Oleh
    karena itu, mungkin sampai

    sekarang gadis itu tentu belum mengetahui siapa
    ayah
    bundanya yang aseli.
    Jadi Toan Khik-ya berangkat untuk menemui seorang
    tunangan yang belum pernah dikenalnya, seorang
    gadis yang tak tahu akan asal usul dirinya sendiri.
    Lazimnya dalam umur 15-16 tahun itulah anak mulai
    mengerti urusan duniawi. Dalam usia begitu seorang
    dara tentu akan kemerah2an pipinya bila bertemu
    dengan seorang jejaka begitupun sebaliknya, Lebih2
    seperti keadaan Toan Khik-ya saat itu, disuruh
    seorang diri menjumpai seorang tunangan yang
    belum pernah dilihatnya. Itulah sebabnya, makin
    dekat kekota Lo-ciu, hati Toan Kbik-ya makin risau
    malu, berdebar2, gembira dan penuh harapan.
    Ketegangan perasaannya itu tepat seperti yang
    digambarkannya serasa membuat kepala pecah.
    Tiba2 ada semacam bau wangi berembus masuk dari
    jendela. Ketegangan benaknya makin menjadi2
    seketika ia rasakan kepalanya pening ingin tidur.
    "Celaka" se-konyong2 ia mengeluh. Selintas
    terbayanglah olehnya akan kejadian yang dialami
    siang tadi. Seorang lelaki yang memelihara kumis
    pendek, entah bilanama, telah
    mengikutinya dari bekkang. Karena dijalanan pada
    siang hari banyak orang berlalu lalang, jadi ia tak
    leluasa menggunakan ilmu ginkang. Sengaja ia
    lambatkan langkahnya, tapi ternyata orarg itupun
    kendorkan jalannya. Ketika ia berjalan cepat sedikit,
    orang itupun cepatkan langkahnya.
    Toan Khik-ya menaruh kepercayaan pada ilmu
    kepandaiannya sendiri. Meskipun ia menaruh
    kecurigaan, tapi ia tak memandang serius pada
    orang itu, hanya merasa
    jengkel saja. Setelah tiba dijalan yang sepi, ia
    sengaja unjukkan sedikit demontrasi. Sekali hantam
    ia patahkan sebuah dahan pohon sebesar paha
    orang lalu dibuat memikul buntelan barangnya. Entah
    bagaimana, orang itu lantas menghilang.

    "Apakah orang itu seorang penjahat yang karena
    siang hari leluasa turun tangan, tapi malam sekarang
    mau
    menggerayang kemari ?" demikian pikirnya.
    Plak, teidengar suara sebuah kerikil melayang masok
    dan jendela. Itulah cara melempar batu menanyakan
    jalan yang biasa dilakukan oleh penjahat bilamana
    mencari keterangan tentang keadaan sasarannya.
    Karena suhengnya, Gong Gong-ji, bergelar Pencuri
    Sakti nomor satu dikolong jagat, jadi Toan Khik-ya
    mengerti juga tentang cara itu.
    "Hm, kiranya bangsa penjahat picisan saja. Seorang
    penjahat ulung tentu tak perlu menggunakan cara
    bertanya jalan begitu. Baik, coba saja bagaimana ia
    hendak mencuri barangku nanti " diam-diam ia
    mentertawakan.
    "Tring, Liong-ja kemala yang digenggamnya itu jatuh
    diatas meja, menyusul kepala Toan Khik-yapun
    terantuk pada meja sepeiti orang yang terkulai pulas.
    Daun pintu kedengaran terdorong, sesaat kemudian
    terdengar lengking seruan kaget seorang
    "Eh, lihatlah tusuk kundai kemala itu"
    Itulah suara seorang perempuan. Dan yang lebih
    mengherankan lagi, mengapa ia melengking begitu
    nyaring ?
    Bukankah biasanya bangsa pencuri itu pantang
    menerbitkan suara?
    "Ssst, jangan bersuara keras." Justru lain suara yang
    bernada kasar lantang.
    "Sekarang kau mengakui ketajaman mataku tidak ?
    Ku-yakin mataku takkan salah melihat kalau bocah
    ini mempunyai sebuah benda berharga, hanya saja
    aku tak menyangka sama sekali kalau bendanya itu
    sebuah pusaka. Ha, melulu mestika nya beng-cu
    yang tercantum diatas tusuk kundai itu saja nilainya
    tak kurang dari beberapa ruluh ribu tahil perak"

    "Nilainya itu tak penting," sahut orang pertama yang
    bernada seperti perempuan, "yang kuharapkan
    mengapa barang itu serupa benar dengan
    kepunyaan nona kita"
    "Apa? Nonamu juga mempunyai tusuk kundai
    kemala
    seperti ini?" seru silelaki.
    "Ya, hanya saja lukisannya tak sama. Tusuk kundai
    nonaku berukir seekor burung Hong (cenderawasih)
    yang tengah mementang sayapnya hendak terbang
    Ha, engkoh Bo,
    rupanya peruntunganmu sudah tiba" kata
    siperempuan.
    "Benar, ini namanya seperti mendapat durian jatuh,"
    sahut silelaki. "Aku mempunyai beberapa kenalan
    pedagang intan berlian, tak kuatir tak bisa mendapat
    harga. Setelah
    mempunyai beberapa puluh ribu tahil perak, kita cari
    sebuah tempat yana sunyi untuk mendirikan sebuah
    rumah tangga yang bahagia"
    "Engkoh Bo, aku tidak mempunyai maksud begitu"
    diluar dugaan, siperempuan telah menyanggah.
    "Oh. habis bagaimana rencanamu?" tanya silelaki.
    "Menyembunyikan diri dan lewatkan hari2 dengan
    penuh kecemasan, bukanlah cara yang benar Apalagi
    tayswe
    (panglima) tentu akan menyebar perintah
    penangkapan, kita tak bisa bersembunyi dengan
    aman? pendapatku, lebih baik ksta serahkan tusuk-
    kundai itu kepada nona kebetulan beliau juga
    mempunyai sebuah tusuk kundai yang serupa,
    dengan demikian tanggung beliau pasti akan
    gembira sekali.
    Kemudian jika kuminta tolong kepada nona supaya
    memintakan pengampunan pada tayswe,
    kemungkinan besar bukan saja kita dibebaskan dari
    penangkapan, bahkan tayswe akan menghadiahkan
    kau suatu pangkat pula. Bukankah cara demikian
    adalah terlebih bagus?"
    Masih si lelaki menegas dengan kesangsian: "Apakah
    kau yakin dapat membujuk nona?"
    Pasangan Naga dan Burung Hong - SD Liong
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...
Similar Threads - Pasangan Naga Burung
  1. cerita-silat
    Replies:
    0
    Views:
    2,357
  2. cerita-silat
    Replies:
    1
    Views:
    826

Share This Page