Pendakian Gunung Cikuray Menjajal Track Baru Kiara Janggot

Discussion in 'Tourism' started by rendika Iswandi, Sep 27, 2016.

  1. rendika Iswandi

    rendika Iswandi Member

    Joined:
    Apr 13, 2016
    Messages:
    159
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]
    Gunung Cikuray merupakan salah satu gunung yang terdapat pada kota Garut, sebetulnya seperti yang telah diketahui di Garut, selain Cikuray masih terdapat dua gunung lainnya seperti Gunung Papandayan dan Gunung Guntur. Di kalangan para pecinta alam, biasanya mereka sering menyebut rangkainan pegunungan ini dengan istilah "Paguci" yang artinya Papandayan-Guntur-Cikuray. Mungkin dikarenakan lokasinya yang memang saling berdekatan. Maka tak mengherankan, jikalau banyak dari para pendaki yang melakukan double summit dengan mendaki dua gunung dalam satu kurun waktu.

    Salah faktor yang menjadikan gunung cikuray selalu ramai dengan para pendaki, ialah karena lokasinya yang tak begitu jauh dari pusat ibu kota Jakarta dan juga kota-kota sekitarnya, seperti Tasik dan Bandung. Selain lokasinya, tekstur jalur track cikuray juga menjadikan daya tarik tambahan. Pasalnya menurut banyak para pendaki, yang telah mendaki gunung cikuray ini memiliki kategori yang cukup extream. Terlebih bagi seorang pemula, seperti halnya saya. Sehingga banyak dari mereka yang menyebutnya dengan istilah track "Dengkul ketemu kepala", yang mempunyai arti jalur yang mempunyai sudut kemiringan hampir sekitar 90 derajat, Dikarenakan bentuk gunung cikuray memang menyerupai kerucut besar. Gunung Cikurai mempunyai ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Gede. Gunung ini berada di perbatasan kecamatan Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuh Manggung.

    [​IMG]

    Untuk menuju puncak cikuray terdapat beberapa opsi jalur atau rute pendakian yang dapat dipilih, diantaranya seperti jalur Cikajang, Bayombong, Cilawu/Pemancar. Kemudian khusus jalur Cikajang, menurut informasi merupakan jalur yang paling landai untuk dilalui, namun merupakan terpanjang diantara jalur lainnya. Sedangkan untuk jalur Bayombong, merupakan jalur terpendek namun termasuk jalur yang paling sulit dan terjal. Kemudian untuk jalur Cilawu merupakan jalur terfavorite dengan melalui jalur Pemancar.

    Sebetulnya pada Cilawu terdapat pula beberapa titik lainnya yang dapat digunakan seperti dekat gerbang pintu masuk perkebunan Dayuehmanggung, Patrol dan Kiara Janggot yang merupakan jalur baru dibuka pada awal Januari 2016 untuk pendakian. Bila menggunakan Dayuehmanggung atau Patrol, kedua jalur ini nantinya akan bertemu pada persimpangan di lokasi Pemancar. Akan tetapi, bilamana menggunakan jalur Kiara Janggot, jalur ini tidak akan melewati lokasi Pemancar, namun nantinya akan bertemu di pos ke-6 atau pos ke-7 pada jalur track Pemancar.

    Basecamp – Pos 1
    Setelah cukup beristirahat, sarapan dan re-packing bawaan, setelah dirasa sudah siap maka tibalah saat untuk memulai perjalanan dari basecamp Kiara Janggot. Tidak lupa sebelum pendakian, melakukan proses registrasi diri dan menyelesaikan simaksi di basecamp.

    Pos 1 – Pos 2
    Perjalanan menuju pos 2 melewati hutan. Medan menuju pos 2 menanjak dan lumayan menguras tenaga. Pada titik ini, terdapat satu-satunya sumber air yang dapat dipergunakan, sumber tersebut berupa pipa peralon.

    Pos 2 – Pos 3
    Medan masih menanjak melewati pepohonan besar serta semak belukar. Tujuan selanjutnya ialah pos ke-3, dimana pada titik ini suasana jalur sudah mulai memasuki hutan. Terdapat banyak akar pepohonan besar yang
    terkadang menyulitkan dalam melangkah, terlebih dalam menanjak seperti ini. Seakan terasa begitu menguras stamina fisik.

    Pos 3 – Pos 4
    Sekiranya semua dirasakan sudah cukup, maka kembali memulai langkah perlahan teapi pasti menapaki jalan untuk menuju pos ke-4. Dengan jalur yang mulai rapat dengan pepohonan dan semak belukar, memang akan menambah adrenalin, walaupun rasa lelah memang melanda dan tak bisa ditutupi begitu tergambar jelas pada setiap wajah rekan-rekan. Namun tetap semangat rasanya untuk dapat mencapai puncak cikuray.

    Pos 4 – Pos 5
    Menuju pos 5 medan semakin merapat dan tanjakan semakin terasa berat. Setelah melewati pos ke-4, maka tibalah pada titik selanjutnya yaitu pos ke-5. Pada titik ini, terdapat sebuah space tanah agak lebar. Namun
    sekitar 10 meter sebelum pos ke-5, juga terdapat space yang dapat dipergunakan untuk mendirikan sekiranya dua buah tenda. Pada titik ini, terdapat banyak pohon kantong semar dengan berbagai ukuran.

    Pos 5 – Pos 6
    Jalur makin rapat dan karena ini jalur baru di jalur ini jarang kami temui sampah-sampah pendaki. Melirik pada jam tanggan yang sudah menunjukkan pukul 16.00 petang, dan kabut tebal pun mulai menampakkan dirinya. Saya pun mulai mempercepat langkah, agar kiranya dapat lebih cepat tiba di pos ke-6.

    Pos 6 – Pos 7
    Diantara jalur dari pos ke-6 menuju ke pos ke-7 terdapat pecahan jalur yang mempertemukan antara jalur Kiara Janggot dan juga jalur Pemancar. Tak begitu jauh jarak yang dilalui, maka sampailah pada Pos ke-7. Di cek point terakhir ini, memang jalur akan lebih berat.

    Pos 7 - Puncak
    Dari pos 7, puncak masih belum terlihat jelas. Hal ini disebabkan gunung Cikuray merupakan gunung yang rapat dengan pepohonan dari bawah hingga kawasan puncak. Ini berbeda dengan gunung berapi pada umumnya. Umumnya gunung berapi ketika mendekati kawasan puncak atau batas vegetasi hanya tanaman perdu dengan tinggi sedang atau bahkan bebatuan dan pasir yang dijumpai. Berbeda sekali dengan gunung Sikuray, bahkan di Sikuray tidak dijumpai tanaman Edelwise.

    Berdiri di puncak cikuray dengan pandangan lepas menengok hamparan awan putih, seakan membuat diri ini berada dekat dengan Sang Pencipta. Berfikir sejenak dan kemudian saya tersadar, bahwasanya pemikiran tersebut adalah keliru. Pasalnya pada massa dewasa ini, mulai rasanya tersadar bahwasanya ternyata Tuhan bukanlah berada diatas. Melainkan Tuhan ternyata begitu dekat dengan diri ini, bahkan lebih dekat jika dibandingkan dengan urat nadi. Mulailah kenali terlebih dahulu siapa sebetulnya diri ini, niscaya maka barulah mengetahui siapa sebetulnya Tuhan. Bersyukur terhadapNya, akan kebahagiaan yang selama ini telah diberikan pada diri yang penuh dosa ini. Kemudian bila menelaah dalam kehidupan nyata ini, yang selalu membutuhkan uang. Uang adalah angka dan angka takkan ada habisnya. Jika kebahagiaan itu hanya berasal dari uang, maka percayalah selamanya pencarianmu takkan pernah berakhir. Mau hingga kapan terbuai olehnya? coba tanyakan itu pada diri ini.

    Demikianlah ulasan saya kali ini perihal pendakian gunung cikuray via jalur kiara janggot atau cikurai garut. Semoga kiranya dapat mengispirasi dan dijadikan sumber referensi, tentang berbagai info tempat pariwisata di Indonesia.

    source Pendakian Gunung Cikuray via Jalur Kiara Janggot
     
Loading...

Share This Page