Pengalaman menghadapi anak terkena Flu Singapur

Discussion in 'Health & Medical' started by Beny, Jul 12, 2017.

  1. Beny

    Beny New Member

    Joined:
    Jul 11, 2017
    Messages:
    11
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Ini pengalaman saya ketika anak saya yang berumur 1,5 tahun terkena flu Singapur. Penyakit ini bukan flu seperti flu pada influensa ya, ini penyakit kulit, kata dokter HFMD (hand foot and Mouth Desease).

    Orang tua mana yang tidak sedih bila sang buah hati kita yang biasanya lucu, imut dan riang tiba-tiba rewel terus-terusan dan puncaknya sekujur tangan dan kakinya keluar bintil kemerahan bulat dan seragam berisi cairan, seperti penampakan cacar, tapi dengan penyebaran bintil yang merata dan besar relatif sama. Di tambah lagi ada sariawan di rongga mulutnya, aduuh ga tega deh lihatnya. Sampe sedih dan nangis sendiri kalau lihat kondisi anak saat itu.

    Bintil berisi cairan itu sangat-sangat cepat keluarnya! Karyn mulai terasa demam sejak hari Jum’at siang. Saat itu keluhannya terlihat seperti demam biasa, panasnya cukup tinggi sampai 390C juga jadi susah makan dan mimi susu, padahal biasanya walau demam atau pilek selera makannya tetap bagus. Untungnya ada persediaan Sanmol dirumah jadi diberi Sanmol dulu sampai 3x, efeknya panas badannya turun naik kadang turun tapi kadang panas lagi, saat itu sebagai orang tua yang berpengalaman sudah pernah ngurus anak yang ke-1 tidak begitu khawatir, sebab dilingkungan saya tidak ada wabah DBD, kulit Karyn juga tidak ada tanda-tanda digigit nyamuk, ah paling demam biasa kecapean main, dulu juga kakaknya begitu. Sampai Jum’at malam dan berganti Sabtu pagi belum tampak keluar bintil merahnya.

    Akhirnya Karyn baru dibawa ke dr. Spesialis anak hari Sabtu jam 10 pagi, nah inilah anehnya, dari rumah belum ada apa-apa dikulitnya. Karena selama dalam perjalanan ke RS dan waktu menunggu dokter Karyn pakai Jaket kita tidak tau kapan bintilnya mulai muncul, akhirnya tiba saat pemeriksaan, oh my God diselangkangannya sampai paha mulai terlihat ada bintil merahnya!sekitar paha sudah tertutupi bakal calon bintil, sudah keluar tapi belum menggelembung, baru seperti bentol saja. Diperiksa oleh dokter baru ketauan ternyata dirongga mulutnya ada juga bintil sariawan. Pantas saja jadi tidak mau makan dan mimi.

    Begitulah awal gejalanya. Karena belum periksa darah, dokternya baru bisa menduga, berdasarkan diagnosa dan berdasarkan kesamaan gejala anak saya dibilang terinfeksi virus kalau orang banyak bilang sebagai Flu Singapore atau dalam bahasa medisnyaHand, Foot and Mouth Desease (HFMD). Karena saya belum tega kalau anak saya yang masih imut harus berurusan dengan jarum suntik untuk cek darah (liat jarumnya aja yang gede jadi meringis sendiri) jadi percaya sama dokternya-yang kebetulan dokternya sudah kami kenal sejak menangani anak kami yang pertama, saya percaya saja sama diagnosanya. Hari itu Karyn diberi resep 5 macem, Suplement Imboost untuk menambah daya tahan tubuh, Sanmol drop, dan Amoxicilin drop, serta larutan Kalium permanganate dan sabun cair non detergen untuk mandinya. Sesuai arahan dokter akhirnya kami tenang sebab kata dokter bila kena flu Singapore-pun obatnya ya daya tahan tubuh anaknya sendiri, kebetulan Karyn penampakannya emang bayi sehat biar demam badannya masih endut jadi dokter menilai cukup berobat jalan saja.

    Nah inilah yang terjadi, saat mau ganti popok di hari Minggu subuh, istri saya histeris melihat sekujur tangan dan kaki anak kami yang mungil itu habis semua rata ditumbuhi oleh bintil merah seperti melepuh hampir semua tempat dikulitnya yang mulus berubah jadi mengerikan. Entah kapan, bintil yang tadinya cuma sedikit dan cuma di paha saja tau-tau pagi itu sudah menyebar keseluruh bagian tangan, kaki, dan sedikit pantat bahkan sampai sela-sela jari kaki pun ada, anehnya hanya itu, badan dan alat kelaminnya bersih. Kami langsung bawa ke UGD, oleh dokter UGD-setelah diperiksa pun sama sarannya, pengobatannya melanjutkan yang dari dokter spesialis anak kemarin, hanya memberi tambahan resep salep (lupa namanya-Garmicilin atau apa gitu) untuk ngurangin gatelnya- karena kemarin belum ada tanda-tanda bintil merahnya akan seganas ini. Juga disarankan langsung ke dr. Spesialis Kulit, karena hari Minggu hanya ada dr. UGD saja yang standby ya pasrah deh pulang lagi. Juga anaknya harus dimandikan/berendam di bak bayi pakai larutan KMnO4, dari Jum’at karena masih panas Karyn belum dimandikan jadi tega-tegain deh ngerendem Karyn, walau pake air hangat tapi kan tetep tidak tega.

    Begitulah hari Minggu itu adalah hari Minggu yang menyedihkan karena sebagai orang tua merasa tak berdaya untuk melihat penderitaan anak kami tercinta. Ke dokter sudah, mau coba ke RS lain saya rasa pasti jawabannya akan sama juga. Oh, anakku….

    Akhirnya hari Senin yang ditunggu tiba juga, si kecil langsung dibawa ke dr. spesialis kulit. Diperiksa oleh dr. Spesialis kulit tidak langsung bilang ini kena virus flu singapore, sebab harus dipastikan uji labs dulu terhadap darahnya, dan saya belum tega anak saya yang baru 1,5 tahun harus dikoret-koret tangannya untuk diambil darah. Dr. Spesialis kulit hanya bilang yang pasti kulitnya kena infeksi. Dari dokter kulit di beri arahan pengobatannya adalah sbb: Karyn harus berendam di dalam air yang sudah diberi larutan KMnO4 selama 10 menit, lalu dibilas sampai bersih pakai sabun non detergent, setelah itu seluruh permukaan yang ada bintil dikompress pakai larutan AgNO3 tipis-tipis sampai larutrannya kering sendiri, diolesin bedak cair Dexa tipis-tipis (hanya seulas, setipis mungkin), setelah bedak cairnya kering seluruh permukaan yang ada bintil disalepin sama salep Dermatop cream. Obat oralnya tetap sanmol sama antibiotic (tapi lupa jenisnya).

    Kami bergantian cuti waktu itu (istri saya bekerja juga) untuk mengurus Karyn karena sama pengasuhnya walaupun sudah dipercaya sejak mengurus anak kami yang pertama tapi penyakit kali ini saya rasakan kategorinya sangat parah, kami sendiri yang merasa bertanggung jawab memastikan pengobatannya berlangsung baik walau jatah cuti kepotong banyak tapi tidak berharga apa-apabila dibandingkan dengan kesehatan buah hati kami.

    Dan Alhamdulillah setelah 3 hari pertama panasnya benar-benar sembuh, sebelumnya naik turun terus. Pada hari ke-5 bintil melepuhnya mulai pecah, sampai hari ke 12 akhirnya semua bintil pecah semua, dan ajaibnya setelah satu bulan kulit Karyn pun kembali mulus seperti tidak pernah terjadi apa-apa, padahal kalau malihat kulitnya seperti digambar siapa yang menyangka bisa sembuh total.

    Kalau ingin baca lanjut artikel ini lengkap dengan foto silahkan rekan-rekan baca di blog saya di :

    http://benysatyahadi.blogspot.co.id/2010/10/sobat-kali-ini-saya-ingin-share.html

    Semoga bermanfaat untuk semua.

    Salam.
     
Loading...

Share This Page