Review Canon EOS 6D

Discussion in 'Smartphone & Mobile Technologies' started by Yulita, Oct 20, 2015.

  1. Yulita

    Yulita Member

    Joined:
    May 7, 2015
    Messages:
    61
    Likes Received:
    11
    Trophy Points:
    8
    Penting untuk kita ketahui, intensitas cahaya yang jatuh ke sensor kamera berpengaruh besar pada kualitas gambar. Dengan ukuran sensor yang besar, sebuah kamera bisa menangkap cahaya dengan intensitas yang lebih besar dibanding kamera bersensor kecil. Imbasnya, sensor pun bisa menyediakan materi data digital yang lebih banyak untuk diolah oleh prosesor kamera. Hal ini memberi keuntungan pada kamera saat dipakai pada kondisi minim cahaya untuk bisa menangkap lebih banyak cahaya.

    Sayangnya, produsen kamera tidak bisa sembarang memasang sensor besar pada kameranya. Sampai saat ini, sensor merupakan komponen kamera yang masih mahal. Hal ini yang membuat tidak semua penggemar fotografi mampu menjangkau harga kamera bersensor besar tersebut. Selain itu, ukuran sensor juga mempengaruhi ukuran kameranya. Umumnya, semakin besar sensornya, ukuran kamera pun jadi lebih besar dan lebih berat.

    Lewat EOS 6D, Canon pun mencoba memberikan kamera DSLR full-frame dengan harga yang lebih terjangkau. Full-frame adalah istilah untuk kamera yang menggunakan sensor berukuran besar, setara dengan ukuran film 35 mm. Yang membuatnya menarik, ukurannya lebih kecil dibanding DSLR full-frame yang lain. Dengan dimensi hanya 144,5 x 110,5 x 71,2 mm serta bobot 755 gram, ukurannya lebih kecil dibanding EOS 5D Mark III. Bahkan lebih ringan kalau dibanding EOS 7D yang menggunakan sensor APS-C.

    Dengan ukuran tersebut, EOS 6D terasa lebih nyaman saat dibawa dalam perjalanan. Beberapa rekan redaksi yang sudah lama memegang dan mengenal beragam kamera DSLR pun merasa antusias dengan ukurannya yang tidak terlalu berat. Bahkan EOS 6D terasa nyaman saat dipegang karena punya grip pegangan yang besar.

    Kompromi Harga dan fitur

    Dengan banderol di bawah 20 juta rupiah, tidak bisa dipungkiri EOS 6D sangat menarik perhatian. Dengan sensor besarnya, kamera ini menjanjikan potensi besar untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Namun, untuk menekan harga dan tidak merebut pasar DSLR amatirnya, Canon pun melakukan sejumlah kompromi pada beberapa fitur pentingnya.

    EOS 6D tidak dilengkapi dengan built-in flash. Ini menjadi ciri khas pada kamera DSLR profesional. Tapi, desain serta mekanisme pengoperasiannya lebih mirip dengan EOS 60D yang masuk ke kategori semi profesional. Alih-alih memakai joystick untuk mengatur titik fokus dan menu kamera seperti di EOS 5D Mark III, tombol pengatur kameranya mengadopsi sistem yang ada pada EOS 60D.

    Salah satu kompromi paling nyata, kamera yang telah dilengkapi dengan fitur built-in wi-fi dan GPS ini hanya menggunakan 11 sensor autofokus. EOS 5D Mark III, seri profesional yang harganya memang jauh di atasnya, menggunakan 61 sensor AF. Jumlah sensor AF-nya bahkan lebih sedikit dibanding EOS 7D (19 sensor AF) yang masih menggunakan sensor APS-C yang sudah diluncurkan lebih lama.

    Untungnya, dengan sensor autofokus yang terbatas, performa autofokusnya terbilang cukup baik. Saat redaksi CFVD mengujinya dengan lensa Tamron SP 70-200 mm f/2,8 Di USD VC untuk memotret burung laut di pantai Wedi Ombo, Yogyakarta, autofokusnya terhitung mampu mengejar objek bergerak dengan cepat. Cukup mengesankan untuk ukuran kamera yang hanya memiliki 11 sensor autofokus karena memotret burung yang aktif bergerak seperti foto di bawah ini memang cukup sulit. Apalagi, pemotretannya menggunakan lensa third party.
    REFRENSI ; HARGA CANON EOS 6D
     
Loading...

Share This Page