Sejarah May Day Merunut Perjuangan Awal Buruh

Discussion in 'General Discussion' started by AndaiKatacom, May 1, 2014.

  1. AndaiKatacom

    AndaiKatacom Member

    Joined:
    Sep 14, 2013
    Messages:
    143
    Likes Received:
    13
    Trophy Points:
    18
    AndaiKata.com | Buruh di seantero dunia, termasuk Indonesia, akan turun ke jalan pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya, untuk memperingati Hari Buruh yang dikenal luas dengan sebutan May Day. Ribuan buruh Jabodetabek pun akan menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Jakarta, terutama pusat-pusat pemerintahan seperti Istana Negara, gedung DPR RI, dan Bundaran HI yang menjadi ikon di pusat kota Jakarta.

    [​IMG]

    Para buruh itu sudah mempersiapkan ratusan bendera dan poster berisi tuntutan mereka kepada pemerintah. May Day sendiri adalah sejarah panjang perjuangan kelas pekerja dunia yang dimulai pada awal abad 19, seiring dengan perkembangan kapitalisme industri di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat.

    Kerja 20 Jam Sehari

    Akar sejarah May Day mungkin dimulai pada tahun 1806, ketika terjadi pemogokan pekerja di AS yang pertama kalinya. Ketika itu pekerja Cordwainers, perusahaan pembuat sepatu, melakukan mogok kerja. Namun para pengorganisir aksi mogok kerja itu dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum.

    Dalam pengadilan itu, terungkap fakta pekerja di era itu benar-benar diperas keringatnya. Mereka harus bekerja 19-20 jam per harinya. Padahal sehari hanya 24 jam. Artinya para pekerja itu hanya bisa beristirahat 4 jam dalam sehari, dan mereka tidak punya kehidupan lain di luar bekerja untuk perusahaan yang membayar mereka.

    Maka kelas pekerja Amerika Serikat pada masa itu kemudian memiliki agenda perjuangan bersama, yaitu menuntut pengurangan jam kerja. Peter McGuire, seorang pekerja asal New Jersey, punya peran penting dalam mengorganisir perjuangan ini. Pada tahun 1872, ia dan 100 ribu pekerja lainnya melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut pengurangan jam kerja. McGuire menghimpun kekuatan para pekerja dan pengangguran, serta melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur bagi pekerja.

    Tahun 1881, McGuire pindah ke Missouri dan mulai mengorganisir para tukang kayu. Hasilnya, di Chicago berdiri persatuan tukang kayu dengan McGuire sebagai sekretaris umumnya. Inilah cikal bakal serikat pekerja. Ide membentuk serikat pekerja ini kemudian menyebar dengan cepat ke seantero AS. Serikat-serikat pekerja lain didirikan di berbagai kota.

    Tanggal 5 September 1882, digelarlah parade Hari Buruh pertama di kota New York dengan 20 ribu peserta. Mereka membawa spanduk yang berisi tuntutan mereka: 8 jam bekerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi. Itulah 24 jam kehidupan ideal dalam sehari yang diinginkan kelas pekerja Amerika Serikat.

    Tuntutan pengurangan jam kerja itu pada akhirnya menjadi perjuangan kelas pekerja dunia. Kongres internasional pertama mereka dilangsungkan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1886, dan dihadiri organisasi pekerja dari berbagai negara. Kongres buruh internasional ini menetapkan tuntutan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari sebagai perjuangan resmi buruh sedunia.

    Tanggal 1 Mei ditetapkan menjadi hari perjuangan kelas pekerja sedunia. Satu Mei dipilih karena mereka terinspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada tahun 1872. Ketika itu buruh Kanada menuntut 8 jam kerja seperti buruh di AS, dan mereka berhasil. Delapan jam kerja di Kanada resmi diberlakukan mulai tanggal 1 Mei 1886.

    Tragedi Haymarket

    Kontras dengan kesuksesan rekan mereka di Kanada, buruh Amerika Serikat justru harus mengalami kenyataan pahit ditembaki oleh polisi mereka. Tanggal 1 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya 8 jam kerja di Kanada, sekitar 400 ribu buruh di AS menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Aksi ini berlangsung selama empat hari sampat tanggal 4 Mei 1886.

    Tak disangka, pada hari terakhir itu, 4 Mei 1886, polisi AS menembaki para demonstran buruh itu hingga ratusan orang tewas. Pemimpin buruh itu juga ditangkap dan dihukum mati. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket.

    Sebagai penghormatan terhadap para martir atau buruh yang tewas dalam aksi demonstrasi itu, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia (May Day). Hal ini memperkuat keputusan Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa tahun 1886.


    Sumber : http://www.andaikata.com/dunia/sejarah-may-day-merunut-perjuangan-awal-buruh.html
     
  2. foxydiba

    foxydiba Member

    Joined:
    May 7, 2013
    Messages:
    272
    Likes Received:
    19
    Trophy Points:
    18
    Dulu memperjuangkan jam kerja 8 jam, sampai banyak yang terbunuh, kalau sekarang tuntutannya:

    1. Naikkan upah minimum 2015 sebesar 30 persen dan revisi KHL menjadi 84 item;
    2. Tolak penangguhan upah minimum;
    3. Jalankan Jaminan Pensiun Wajib bagi buruh pada Juli 2015;
    4. Jalankan Jaminan Kesehatan seluruh rakyat dengan cara cabut Permenkes 69/2013 tentang tarif, serta ganti INA CBG's dengan Fee For Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan;
    5. Hapus outsourcing, khususnya outsourcing di BUMN dan pengangkatan sebagai pekerja tetap seluruh pekerja outsourcing;
    6. Sahkan RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI No 39/2004;
    7. Cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan;
    8. Angkat pegawai dan guru honorer menjadi PNS, serta subsidi Rp 1 Juta per orang/per bulan dari APBN untuk guru honorer;
    9. Sediakan transportasi publik dan perumahan murah untuk buruh;
    10. Jalankan wajib belajar 12 tahun dan beasiswa untuk anak buruh hingga perguruan tinggi.

    Menurut saya ada point-point yang kurang realistis, terutama nomor 8.
     
  3. daffaudio

    daffaudio New Member

    Joined:
    Apr 23, 2014
    Messages:
    16
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    3
    Google+:
    gak ngerti saya sama pemikiran buruh sekarang, yang ada dalam benaknya hanya naik gaji dan naik gaji, mereka sendiri belum tau kualitas, loyalitas dan efiktifitas kerja mereka apakah sudah baik apa masih jauh dari kata baik ? alasan yang dikedepankan adalah beban hidup yang berat sehingga gaji tidak cukup untuk menghidupi keluarga. Hmmm... Demi Tuhan mas, saya bekerja dengan gaji 1,5 jt saat ini, dan saya pun memiliki 2 orang anak, tapi saya tidak pernah merasa kekurangan, saya enjoy dengan semuanya, dan Alhamdulillah saya pun masih bisa bersodaqoh walaupun tidak besar. Saya bersyukur Alloh S.W.T masih memberi saya kepercayaan untuk bekerja di perusahaan saya, saya masih bersyukur punya anak dan istri yang bisa sabar menjalani hidup sederhana. saya masih bersyukur tidak punya utang harta sedikit pun. dan saya pun Bersyukur dengan semua yang telah Alloh berikan pada saya. Hanya satu yang mungkin harus diperhatikan disini .. Bersyukur dengan Rejeki yang didapat bukan malah menjadi kufur nikmat. saya percaya, setiap kali saya bersyukur pada Rejeki yang saya dapatkan, maka saya sangat yakin bahwa Alloh pasti akan menambah Rejeki saya, dan Alhamdulillah Rejeki itu datang secara tidak terduga :D

    belajarlah untuk tidak selalu mengeluh
     
Loading...

Share This Page