[Share] Tulisan Dengan Sudut Pandang yang Kreatif

Well, aden dan ajeng yang Budiman, Perkenankan rookie alias newbie yang baru seumur jagung bergabung di bersosial ini membagikan sedikit pengalaman seputar dunia menulis. Semoga berkenan dan bisa menjadi semacam picu diskusi bagi kita semua di keluarga besar bersosial yang damai ini 

Kalau kita mau jujur, bisa dikatakan tak ada ide yang benar-benar genuine dari tiap tulisan yang lahir. Selalu ada orang lain yang pernah menuliskan apa yang kita tuliskan, terutama dalam konteks ide. Namun beberapa satu hal yang biasanya membedakan tulisan penulis satu dengan penulis lainnya.

Perbedaan itu antara lain menyangkut gaya bahasa, diksi (pilihan kata) dan juga sudut pandang atas sebuah obyek tulisan. Pada kesempatan ini, kita mencoba untuk membedah terkait sudut pandang sebuah tulisan.

Di era dimana teknologi berkembang luar biasa hebat, sebenarnya penulsi sangat diuntungkan dengan banyaknya akses informasi dan referensi, sehingga menulis pun bukan perkara sulit lagi. Tapi, di saat bersamaan kreatifitas penulis terancam. Penulis cenderung tinggal mereplikasi alias mencontek tulisan yang sudah ada. Inilah yang kemudian pernah diramalkan oleh Nicholas Negroponte dalam bukunya being digital bahwa manusia punya kecenderungan semakin kehilangan kreativitas di era yang serba digital.

Maka, salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menulis adalah menemukan sudut pandang atau cara memandang sebuah perisitwa atau sebuah hal yang akan dijadikan tulisan.

Ada sebuah contoh yang bisa saya berikan. Ketika perang Iran dan Iran meletus di era 80an, semua media menurunkan liputan tentang perang; jumlah korban, senjata yang digunakan, konstalasi politik di dua negara, sekuta masing-masing negara sapai ke update mengenai kondisi terkini dari medan perang. Itu saja yang dilaporkan tiap hari, bayangkan dari tahun 1980 hingga 1988 itulah pemberitaan rutin.

Kalau anda generasi yang lahir di era 70an mungin masih ingat bagaimana siaran berita TVRI “Dunia Dalam Berita” hampir tiap malam dihiasi oleh cerita perang Irak dan Iran tersebut. Namun di tengah kejenuhan informasi seputar perang, muncullah sebuah tulisan yang saya lupa siapa penulisnya mengenai kehidupan seorang anak kecil di Iran yang merupakan seorang tukang semir, ia menganggap perang sebagai sesuatu yang biasa dan meyakini bahwa maut adalah sebuah takdir, ia tetap mencari orang yang mau disemirkan sepatunya. Sebuah kisah menyentuh yang lain dair yang lain.

Perang dilihat dari kacamata atau sudut pandang seorang anak. Ternyata perang di mata anak sungguh sesuatu yang berbeda di banding perang di mata orang tua. Tulisan tersebut adalah contoh dari menemukan sudut pandang kreatif dalam sebuah peristiwa yang dijadikan tulisan.

Ambil kasus yang lebih lokal dan sangat hangat sekarang ini. Kasus persidangan pembunahan Mirna dengan tersangka tunggal, Jessica. Semua tulisan, pemberitaan dan laporan, terpaku pada sudut pandang hukum, siapa yang bersalah, perilaku hakim, pengacara dan sebagainya.

Tapi adakah yang berpikir untuk menulis tentang sejarah ruang siding Jessica, siapa saja yang pernah diadili di ruang siding itu, dan sebagainya. Adakah blogger fashion atau kecantikan yang berusaha menulis tentang make up sederhana yang pas untuk Jessica dengan arakter warna kulit dan bentuk wajah yang ia miliki.

Adakah yang tertarik menulis tentang 10 kisah menarik dari 10 orang bernama Jessica di dunia. Just googling and you’ll find it. Atau adakah yang inngin menulis tentang sejarah mengapa pakaian actor di persidangan didominasi warna hitam. Persidangan Jessica, dilihat dari sudut pandang seorang praktisi fashion, persidang Jessica dilihat dari sudut pandang orang-orang yang bernama Jessica dan sebagainya-sebagainya. Ada sudut pandang lain dari aden dan ajeng ? just share.

Keunikan sudut pandang dari sebuah tulisan bisa menjadi bekal atau modal anda dalam membangun kualitas tulisan. Di sisi lain loyalitas pembaca bisa terjaga manakala anda selalu punya sudut pandang menarik dalam membuat tulisan.

Demkian dulu share sederhana ini, mudah-mudahan tidak terasa menggurui dan punya manfaat. Untuk selanjutnya kita berjumpa lagi di tulisan lainnya.

[Share] Menciptakan “Efek Wow” Dalam Tulisan
[Share] Penulis yang Mati oleh Tulisannya

 

Kita malah sering berpikir atau bahkan kadang mengeluh, "aah, saya tidak bisa menulis karena tidak punya ide dan bla.. bla".

Tapi kalo ane boleh bertanya ke Den @apriaja. Apakah menulis itu sendiri sebenarnya bisa memicu kreatifitas?

 

Sesuatu yang awalnya tak terbayangkan sebelumnya oleh kita meski itu sebenarnyaa dekat dalam lingkungan kita terkadang bisa jadi karya besar. Namun ya itu. buah kreatif kita aja yang kadang gak peka.

 

saya kurang ide mbah, mau nulis apa..

 

Untuk den apriaja, bagaimana karakater tulisan wow

 

Terus picu semangat para penulis pemula den @apriaja , sengaja saya selalu mengikuti thread aden. karena walaupun microsof wordku masih "putih polos" , namun setidaknya hatiku terus semangat, walau prakteknya masih polos. mungkin puzle nya belum keliatan semua =D

 

Kalau menurut seo, variasi teks jangkar...

 

den @apriaja, secara tidak langsung aden juga menerapkan apa yang ente tulis di tulisan ente ini.
Makasih den, ane dapet sedikit inspirasi....

 

Pembahasan berat nih.. tapi terima kasih mas karena baru di tulisan ini saya temukan pengertian diksi (saya kebanyakan nonton stand up comedy hihihihihi)

 

pencarian sudut pandang berbeda terkadang menarik untuk digali. Kalau untuk blog dengan follower banyak hal ini bisa saja jadi juara, tp kalau untuk blog baru, hal ini sedikit susah. Ya, memang tergantung niat dan tujuan juga sih

 

Setiap orang pasti bisa menciptakan tulisan yang indah dan berguna buat orang lain,,, tapi butuh waktu dan tergantung mood .. hehehe

 

Totally true aden @adheens menulis sendiri adalah proses kreatif yang dipicu oleh kreatifitas dan bisa menggerakkan kreatifitas. Dalam konteks yang agak dalam, menulis adalah proses memahami dan menulis adalah proses menjadi (being). Kita harus keluar dari sekedar menulis sebagai pembuktian diri (eksistensi).

Cuma kalau dalam konteks menulsi artike SEO, ane angkat tangan, den..

 

@Dodo Kancil iya kadang banyak hal yang sangat menarik ada di sekitar kita, tetapi kita merasa sudah terlalu biasa, sehingga terkesan tak menarik. Padahal bagi orang lain bisa saja sangat menarik.

Sekedar ilustrasi, pernahkah kita menghitung berapa gayung air yang digunakan dalam sekali mandi, lalu coba buat dokumentasi sederhana berapa gayung air tiap kali mandi dalam seminggu. Well, it can be an amazing article. Ini peristiwa yang tiap hari kita lakukan dan sangat biasa banget....sekedar berbagi ya den

 

Iya kita kerap merasa gak punya ide..hampir semua kita pernah mengalami hal tersebut den @imanjagoa tapi faktanya itulah yang sering saya sebut mental block bagi penulis. Sejatinya, otak kita menyimpan ratusan bahkan ribuan ide....

 

Kalau ane baca artikel2 den @wawan temaram bisa jadi contoh artikel dengan efek wow

 

Sabar den,nikmati tiap prosesnya, akan indah pada masanya...

 

Kalau yang satu ini, ane angkat tangan @KangAndre, ane baru sebatas menulis untuk menulis

 

Ane relatif baru belajar nulis juga den, semoga bermanfaat den tuisannya...

 

Ane paling salut dengan para komika...

 

Cocok kang @ngeblogasyikk semua tergantung tujuan, kalau ane nulis benar-benar baru sekedar untuk menulis. Belum mampu me-monetize-nya untuk kepentingan seo dan sejenisnya Kasih resepnya dunk kang, biar bisa di-monetize