Strategi Agar Pendelegasian Bisnis Berhasil Dengan Baik

Discussion in 'General Business' started by Ikhlas, Nov 10, 2016.

  1. Ikhlas

    Ikhlas Member

    Joined:
    Oct 26, 2016
    Messages:
    119
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]
    Semua pemimpin memiliki kecenderungan untuk berasumsi bahwa mereka harus secara pribadi menemukan solusi untuk tiap masalah. Sementara pemimpin akan selalu bertanggung jawab untuk setiap hasilnya, mereka harus mendelegasikan proses yang mencapai hasil. Pendelegasian yang sukses ialah suatu ketrampilan yang penting.

    Sisi lain pendelegasian ialah dihilangkannya kewenangan untuk membuat keputusan dari kolega dalam rangka mengatur agar tidak terulang kembali kesalahan sebelumnya. Ini tidak akan membuahkan hasil dan mulai akan mengikis kemampuan perusahaan untuk berpikir bagi dirinya sendiri.

    Pendelegasian yang berhasil ialah sebuah keahlian yang hebat: orang yang melaksanakan suatu tugas harus mengerti secara jelas hal apa yang dibutuhkan dari diri mereka dan hingga kapan, bagaimana tugas mereka sesuai dengan visi keseluruhan organisasi dan parameter apa yang harus dipatuhi. Mereka harus merasa bertanggung jawab terhadap tugas mereka dan sekaligus termotivasi untuk melaksanakannya. Lee Iacocca, Presiden dan CEO Perusahaan Chrysler AS di tahun 1980-an, mengenang saat belajar tentang pendelegasian: “Anda tidak tahu bagaimana mendelegasikan,” kata bos Iacocca kala itu.

    “Sekarang jangan salah paham. Anda adalah orang terbaik yang saya pernah temui. Mungkin Anda bahkan sebaik dua orang digabungkan menjadi satu. Namun meski begitu, itu hanya dua orang saja. Anda punya seratus orang yang bekerja untuk Anda sekarang, apa yang terjadi saat Anda memiliki 10 ribu orang?”

    Mengenai itu, Iacocca berkomentar: “Ia mengajarkan pada saya untuk berhenti melakukan pekerjaan semua orang. Dan ia mengajari saya bagaimana memberikan tujuan pada orang lain-dan bagaimana memotivasi mereka untuk meraihnya. Saya selalu berpikir bahwa seorang manajer telah meraih banyak prestasi saat ia mampu memotivasi seseorang selain dirinya. Jika berhubungan dengan bagaimana menjalankan sebuah usaha, motivasi adalah segalanya.”

    John Harvey-Jones, mantan pemimpin perusahaan kimia ICI, menyatakan sebuah poin tersirat mengenai kecenderungan perusahaan untuk mengatur agar kesalahan-kesalahan fatal tidak terulang kembali yang mengakibatkan dicabutnya kebebasan bertindak dari eksekutif.

    “Sebuah kesalahan bisnis dilakukan dan kesalahan tersebut dianggap akan dihindari jika seseorang pada posisi yang lebih tinggi dalam sebuah perusahaan mengetahui hal tersebut atau telah melakukan intervensi. Sebuah kekuasaan yang telah didelegasikan sebelumnya bisa dilucuti, biasanya dengan cara yang kecil, dengan sebuah instruksi bahwa dalam kasus seperti itu masalahnya akan diteruskan ke atasan. Tentu saja kasus yang sama persis tidak pernah terjadi atau jika memang terjadi, hal itu terjadi secara tidak diketahui sebagai pengulangan kesalahan yang telah lewat. Maka dari itu, Anda mendapatkan sebuah kerumitan instruksi birokrasi yang semakin membingungkan yang ingin mengatur untuk serangkaian peristiwa tanpa akhir yang tidak mungkin terjadi namun sudah terjadi di masa lalu.

    Para pemimpin harus mendelegasikan secara terampil kepada manajernya dan menginspirasi mereka untuk memotivasi timnya. Melucuti kewenangan yang dimiliki manajer untuk mencegah terulangnya kesalahan yang sama tidak mungkin berhasil. Situasi di masa datang tidak pernah sama persis terulang layaknya di masa lalu dan pemimpin tidak lebih baik ditempatkan untuk menghindari kesalahan daripada tim senior mereka. Mengambil tanggung jawab orang lain menciptakan sebuah keadaan di mana tim mencoba untuk menghindari pelanggaran aturan daripada mencoba meraih tujuan. (sumber)
     
Loading...

Share This Page