Teknik Pengendalian Berak Putih Pada Kolam Udang

Discussion in 'General Business' started by Agri Teknik, Feb 15, 2019.

  1. Agri Teknik

    Agri Teknik New Member

    Joined:
    Feb 14, 2019
    Messages:
    3
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    3
    Sebagai dampaknya nafsu makan udang menurun, kondisi udang kropos dan mati yang pada akhirnya menurunkan produktivitas udang vannamei. Serangan virus yang dikenal dengan berak putih (WFD) pada tambak udang vannamei saat ini telah menyerang pada banyak kawasan terutama pada tambak intensif. Bila sudah demikian, perlu diberi obat udang berak putih

    [​IMG]
    Salah Satu Mineral Pencegah Udang Vaname Berak Putih​

    Studi pengamatan pada beberapa tambak yang terinfeksi WFD telah dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan tambak yg terserang virus WFD serta untuk mengetahui teknik pengendaliannya. Dari hasil study pengamatan menunjukkan serangan WFD terjadi pada:
    1. Berdasarkan hasil pengamatan pada pencernaan udang menujukan adanya serangan bakteri Vibrio alginolyticus, Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio vulnificus. Vibrio sp. adalah gerombolan penyebab berak putih.
    2. Warna air berubah menjadi gelap dengan dominasi plankton oleh jenis plankton BGA.
    3. Air tambak mengandung jumlah bakteri vibrio sp dengan dominasi lebih dari 10 % dari total bakteri.
    4. Kandungan bahan organik air media tambak yang banyak yang tinggi lebih dari 240 ppm
    Solusi mengatasi penyakit berak putih adalah sebagai berikut:
    1. Mengobati bakteri vibrio pada usus dan hepatopankreas dilakukan dengan antibiotk alami berupa alicin (ekstrak bawang putih. Teknik yang dilakukan adalah dengan cara memaksa udang untuk berpuasa, udang selama 1 hari terutama pada malam hari. Dengan melakukan puasa dan udang menjadi lapar maka nafsu makan akan meningkat. Pemberian makanan yang telah ditambahi dengan multivitamin dan ekstrak bawang putih setelah dipuasaka. Untuk mengobati dapat digunakan selama 2-3 hari hingga nafsu makan kembali. Untuk pencegahan selanjutnya dilakukan 2 x seminggu.
    2. Mengatur kestabilan warna air dengan mengatur keseimbangan dan kestabilan plankton dengan mengatur butrisi C:N:p rasio. Gunakanlah dengan penggunaan sumber karbon organik (molas) dengan dosis 2-5 % dari total makanan yang diberikan setiap 2x seminggu. Aplikasi pupuk Nitrogen (pupuk ZA atau Urea) dengan porsi 2-5 ppm setiap minggu.
    3. Mengurangi pertumbuhan bakteri vibrio sp. dengan cara mendorong pertumbuhan bakteri probiotik yang bisa mengurangi pertumbuhan vibrio sp. Cara aplikasi adalah probiotik bacillus sp dilakukan aktivasi dengan menggunakan air tambak dalam wadah ember 20 lt, Tambahkan molase sekitar 0,5 lt dan pupuk nitrogen (ZA) sebanyak 200 g. Ukurlah nilai pH dalam campuran larutan di dalam ember tersebut dan umumnya nilai pH kurang dari 6. Tambahlah kapur sekitar 200 g hingga nilai pH naik sampai 7. Tambahkan bibit probiotik sekitar -100-200 gram didalam ember dan biarkan selama 0,5-1 jam. Selanjutnya di tebar di tambak. cara ini dilakukan 1-2 kali seminggu. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri probiotik di tambak dengan mengatur seimbangnya C/N rasio lebuh dari 16 dengan memberikan penambahan karbon molase (tetes tebu) dengan dosis 2-5 % dari total pakan yang yang telah digunakan. Lakukanlah 1-2 x seminggu.
    4. Turunkan kandungan bahan organik air tambak dengan cara diencerkan atau ditambah air dari petak tandon setiap hari sekitar 5%. Air yahg dipakai untuk mengencerkan harus sudah disetrilkan dengan desifektan untuk mengurangi patogen virus atau bakteri.
     
Loading...

Share This Page