Siapa sangka ketika membuka halaman awal mesin pencari google sekarang, anda akan menemukan sosok gambar terkenal dalam pewayangan yakni cepot dan semar. Mengapa? memang bukan tanpa alasan pihak google menayangkannya. Google selalu menyajikan logo yang berganti-ganti tiap memperingati hari spesial seperti ketika olimpiade lalu. Termasuk saat ini tanggal 3 September 2016 bertepatan hari lahir Seniman Legendaris Indonesia asal Jawa Barat, Asep Sunandar Sunarya. Ialah seorang yang semasa hidupnya dikenal sebagai maestro wayang golek. Dalang Asep Sunandar Sunarya lahir di Kampung Jelekong, Bale endah, Bandung pada 3 September 1955. Beliau adalah anak ke-7 dari 13 bersaudara, ia lahir dari pasangan Tjutjun Jubaedah (biasa dipanggil Ambu Tjutjun) dan Ayahnya Abeng Sunarya (Abah Sunarya) yang juga merupakan seroang dalang yang sangat terkenal pada masanya. Pada diri Asep mengalir darah seni dari Ayahnya yang seorang Dalang, Abah Sunarya. Sejak usia 7 tahun ( kelas 1 SD) minat Asep terhadap wayang golek sudah mulai tumbuh. Selain karna faktor turunan juga memang pada zaman itu pagelaran seni Wayang Golek begitu digandrungi oleh masyarakat. Juga, pada saat itu belum ada banyak dari jenis seni lainnya sebagaimana terjadi pada zaman sekarang. Bakat semasa kecil ia perlihatkan dengan kegemarannya membuat wawayangan dari ranting-ranting pohon yang jatuh, tanah liat, dan daun singkong. Nama Sunarya merupakan nama Ayahnya yang kemudian digunakannya. Hal ini lazim terjadi di Masyarakat Sunda khususnya, dimana nama Ayah kerap digunakan dibelakang nama anaknya. Semasa hidupnya, Asep Sunandar seringkali memakai Cepot sebagai tokoh dalam bermacam-macam lakon yang didalanginya. Cepot hadir sebagai tokoh yang memberikan hiburan sekaligus nasihat-nasihat. Bahkan, seperti dilansir KompasTekno dari Wikipedia, dapat dikatakan bahwa Asep Sunandar-lah yang membuat Cepot menjadi salah satu tokoh pewayangan yang banyak dikenal masyarakat. Asep sunandar sunarya ditakdirkan menjadi dalang wayang golek sukses dengan berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional, maupun mancanegara. Sejumlah karya dalang kondang ini bahkan ditayangkan di sejumlah stasiun TV nasional, seperti Asep Show dan Cepot. Seluruh penghargaan tersebut diperoleh Asep bukan tanpa pengorbanan dan penderitaan. Ia bahkan harus mendapat cibiran saat memulai karir. Asep meninggal dunia pada usia 58 tahun, tepatnya 31 Maret 2014, karena menderita penyakit jantung. Itulah kisah sarat makna yang bisa disampaikan. Meski beliau kini tiada, namun karyanya tetap dikenang dihati semua orang.