wiro sableng 05. Neraka Lembah Tengkorak

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Jan 2, 2015.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Cuplikan :


    "Meski kau telah membunuh dua orang anggota
    Partaku namun dengan memandang kepada nama
    besarmu, aku bersedia mengampuni kau punya jiwa
    asal saja kau segera berlutut dan mengangkat janji
    bersedia masuk Partaiku Kelak kau akan kuberi
    kedudukan tinggi dalam Partai"
    "Hem ...." Wiro Sableng usap-usap dagunya.
    "Janji yang bagus dan muluk" katanya, Lalu
    "Kalau aku duduk dalam Partaimu, berapakah kau
    mau gaji aku..... ?"
    "Pemuda gendeng" ketus Dewi Kala Hijau.
    "Orang sudah bersedia memberikan ampun masih
    saja bicara ngelantur"
    "Dewi, jangankan masuk Partaimu, melihat parasmu
    saja aku sudah mau muntah rasanya Dan
    menyaksikan kejahatanmu berdiri bulu kudukku.
    Terus terang saja aku sudah lama mendengar
    tentangmu dan murid-muridmu Kejahatanmu sudah
    lebih dari takaran. Dosa kalian sudah setinggi langit
    sedalam lautan Kalian tak akan berhasil mendirikan
    Partai Lembah Tengkorak Dunia persilatan akan
    bersatu untuk menghancurkan kalian
    Karenanya lebih baik kalian kembali pada kebenaran
    sebelum terlam ...."
    "Tutup muluti" teriak Dewi Kala Hijau gemas dan
    marah sekali.
    "Kalau kau mau pidato, pidatolah nanti di akhirat"
    Perempuan ini berpaling pada kelompok murid-
    muridnya yang kini cuma tinggal tiga orang itu.
    "Kala Putih Cabut nyawanya dalam satu jurus"
    perintah Dewi Kala Hijau penuh kebuasan. Kala Putih
    mengangguk lalu memutar badan menghadapi si
    pemuda. Begitu sepasang mata Kala Putih beradu
    pandang dengan sepasang mata Pendekar 212 maka
    tergetarlah hati gadis muka tengkorak ini. Sebetulnya
    sejak munculnya si pemuda tadi Kala Putih telah
    tertarik hati oleh kegagahan Pendekar 212, apalagi
    setelah menyaksikan pula kehebatan pemuda itu Di
    dalam diri Kala Putih terjadi semacam pertentangan.
    Hati kecilnya menentang dan tak mau disuruh
    membunuh pemuda gagah itu namun sebaliknya
    tugas gurunya musti dilaksanakan,
    Link pdf Download
     
Loading...

Share This Page