Genjer-genjer itu sebuah judul lagu lama yang identik dengan PKI, benarkah demikian? Setiap akhir Maret, sewaktu zaman Orba, kita disuguhi tontonan film G30S/PKI di TVRI seakan mengingatkan akan bahaya laten Komunis. Semua unsur PKI sangat dilarang untuk diedarkan dan dipakai, termasuk lagu Genjer-genjer. Lagu genjer-genjer yang berbahasa Banyuwangi (osing) begitu akrab di telinga saya yang lahir dan dibesarkan di Banyuwangi, kota paling timur pulau Jawa. Dan ketika beranjak remaja, baru saya tahu bahwa lagu tersebut dilarang dinyanyikan dan diperdengarkan oleh pemerintah waktu itu (orde baru) karena itu lagu PKI. Lirik lagu genjer-genjer Genjer-genjer nong kedokan pating keleler Genjer-genjer nong kedokan pating keleler Emak'e thole teko-teko mbubuti genjer Emak'e thole teko-teko mbubuti genjer Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tolah-toleh Genjer-genjer saiki wis digowo mulih Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar Dijejer-jejer diuntingi podho didhasar Dijejer-jejer diuntingi podho didhasar Emak'e jebeng podho tuku nggowo welasah Genjer-genjer saiki wis arep diolah Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Setengah mateng dientas yo dienggo iwak Setengah mateng dientas yo dienggo iwak Sego sak piring sambel jeruk ring pelonco Genjer-genjer dipangan musuhe sego Kalau diterjemahkan secara bebas artinya, sebagai berikut: Tanaman genjer di sawah berhamparan sangat banyak Ibu si bocah datang mencabut genjer Dapat sebakul terus pergi tanpa menoleh Genjer sekarang sudah dibawa pulang Genjer di pagi hari dijual ke pasar Diikat ditata berjajar digelar di bawah Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa keranjang bambu Genjer sekarang akan dimasak Genjer-genjer dimasukkan ke air mendidih dalam periuk Setengah matang ditiriskan untuk dijadikan lauk Nasi sepiring dan sambal jeruk ada di dipan Genjer pun dimakan bersama nasi Jika membaca lirik serta mendengar lagunya sepertinya tidak mempunyai arti yang berlebihan, cuma sekedar bercerita tentang tanaman yang tumbuh liar bisa menjadi santapan yang lezat bahkan bisa diperjualbelikan. Sangat jauh dari istilah-istilah komunis apalagi sebagai lagu penyemangat yang heroik. Bahkan sangat sentimentil dan dengan syair yang sederhana. Penciptaan lagu Genjer-genjer Beberapa cerita mengatakan, syair di dalam Genjer-genjer yang diciptakan oleh Muhammad Arief seorang seniman angklung dari Banyuwangi, pada tahun 1942 mengandung kritik sosial, menyindir penguasa di masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat itu, kondisi rakyat semakin sengsara dibanding penjajahan sebelumnya. Hal itu menyebabkan tanaman genjer yang biasanya dikonsumsi oleh ternak, menjadi santapan lezat sebagai pengganti daging. Lagu tersebut semakin populer semenjak dinyanyikan oleh musisi terkenal waktu itu seperti Bing Slamet dan Lilis Suryani. Ada kisah lain, saat Nyoto salah satu petinggi PKI sewaktu datang ke Banyuwangi disuguhi lagu genjer-genjer dan tertarik serta meminta dijadikan lagu propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa 1959 - 1966 ( Masa Demokrasi Terpimpin) untuk dimanfaatkan sebagai salah satu lagu propaganda, karena lirik lagu yang menggambarkan penderitaan warga desa. Maka banyak orang mulai mengasosiasikan lagu genjer-genjer sebagai lagu PKI yang disukai dan dinyanyikan pada berbagi kesempatan. Saat ini, di era reformasi, lagu genjer-genjer sudah mulai bisa diperdengarkan atau dimainkan oleh kelompok musik tertentu. Bahkan Sebuah band dari Los Angeles, Dengue Fever, membawakan lagu "gendjer-gendjer" dalam bahasa Khmer. Artinya sudah Go International. Lagu genjer-genjer bukan secara khusus diciptakan untuk PKI dan tidak ada hubungan dengan ajaran komunis, hanya saja si pencipta lagu adalah seorang anggota PKI. Lagu itu adalah musik universal. Terlepas dari semua di atas, sampai saat ini genjer merupakan makanan yang lezat untuk disantap. Bisa untuk pecel, rujak sayur, atau ditumis. Masyarakat Banyuwangi pasti tidak asing dengan olahan tanaman ini, dan saya pun menyempatkan mencicipi masakan genjer ketika pulang ke Banyuwangi. tumis genjer Ditulis ulang dari: Lirik Lagu Genjer-genjer dari Banyuwangi
Sekarang sudah bertebaran di internet, majalah, koran yang dulu dianggap tabu. Seharusnya sejarah tidak perlu ditutup-tutupi meski kelam
Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau hanya Pengkhianatan G 30 S PKI adalah judul film dokudrama propaganda Indonesia tahun 1984. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Arifin C. Noer, Tanggal rilis: 1984 (Indonesia)
iya bang, itu dulu emang di larang sama orde baru kata guru SMA ane dulu, kalau nggak salah itu memang lagu propaganda PKI. Nada lagunya itu mas yang seperti hipnotis dan liriknya yang bahasa jawa (karena kebanyakan masyarakat jaman orde baru orang jawa lebih mendominasi). Takutnya, kalau ada orang non PKI dengerin lagu itu, nanti jadi masuk PKI semasa orde baru. Kalau sekarang itu diibaratkan simbol zionisme gitu bang.
Kalau orang Jawa (kecuali orang banyuwangi) pasti ada yang tidak mengerti beberapa kata syairnya (bahasa Osing). Namun, apakah ada kata-kata yang menghipnotis, menghasut, dsb? Justru lagu penderitaan yang dibuat semasa pendudukan Jepang. Namun di Orba ditafsirkan/dipelesetkan bermacam-macam, karena (kebetulan) penciptanya dari PKI
kalau ane sendiri sebagian besar paham bang bahasa liriknya, karena ane orang Jawa tulen. Iya masalahnya ada pada liriknya itu bang, yang udah abang sampein Nah dari situ yang bisa membawa orang non PKI bisa masuk PKI. Tahu sendiri bang, memang saya tidak begitu mengikuti kelebihan jaman orde baru (yg katanya kejam, dsb), karena saya lahir tahun 93. Tapi seingat guru SMA saya bilang, lagunya memang sangat menyentuh hati. Sehingga orang yang bisa bahasa jawa, takut terhanyut dalam mendengarkan lagu itu
Thanks menambahkan. Album Jawaika sy punya, kebetulan beberapa personilnya saya kenal dan sering nongkrong bareng di warung sari Malang (lama nggak jumpa..)
Nah kan pasti ngeselin komentarnya, bikin perut sakit... @KangAndre aku dulu sering banget dengerin lagu ini di radio mungkin ya sekitaran tahun 2002 nan lah udah lupa sekarang ingat lagi dengan lagu ini, sebenarnya lagunya enak dan liriknyapun menuju pada sebuah tanaman pangan yang konon katanya (bikin ketagihan), nah terus apanya ya kang yang bikin kontroversi...?
Gara-gara dipakai PKI sebagai lagu "wajib" dan Orba ingin menghapus Komunis di Indonesia termasuk lagu genjer-genjer.